Penyimpanan Laru Tempe Pemilihan substrat terbaik Pengaruh Jumlah Spora Awal terhadap Laru

Setelah diperoleh laru, dilakukan pengujian dengan untuk mengetahui jumlah penambahan laru untuk memperoleh tempe dengan hasil yang optimal menggunakan beberapa jenis jumlah laru untuk tiap kilogram kedelai kering mentah, yakni :1 gram; 2,5 gram; 5 gram; 7,5 gram; dan 10 gram. Parameter kualitas tempe yang diamati meliputi kekompakan hifa dan tekstur tempe.

6. Penyimpanan Laru Tempe

Penyimpanan laru tempe dilakukan selama 6 minggu pada suhu ruang guna mengetahui perubahan yang terjadi selama masa penyimpanan. Untuk mengetahuinya, setiap akhir minggu dilakukan analisis total kapang, total plate count TPC, dan kualitas tempe mentah yang dihasilkan. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Isolasi dan identifikasi kapang a. Isolasi dan Identifikasi Kapang

Identifikasi mikroskopik terhadap isolat dilakukan dengan menggunakan metoda slide culture . Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jenis kapang yang terdapat pada usar adalah Rhizopus sp. Hal ini didasarkan pada ciri-ciri mikroskopik Rhizopus sp., diantaranya; koloni dalam cawan berwarna putih yang berangsur-angsur menjadi hitam kecoklatan, serta identifikasi mikroskopik yang menunjukkan bentuk khas seperti stolon, sporangiofora, serta terbentuknya spora dalam jumlah banyak Syarief et al., 1999.

b. Perhitungan Jumlah Spora dan Jumlah Kapang pada Usar

Perhitungan jumlah spora dan jumlah kapang dilakukan dengan metoda swab. Swab dilakukan di empat area berbeda dengan luasan masing-masing 4cm 2 . Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan jumlah spora dan jumlah kapang pada permukaan usar; Tabel 1. Hasil Swab Usar Laru usar sendiri biasanya dipasarkan dalam keadaan terbuka tanpa dikemas sehingga laru jenis ini dapat dengan mudah diserang serangga serta memiliki daya awet relatif singkat Syarief et al., 1999. Hasil penghitungan rata-rata jumlah koloni kapang menunjukkan hasil bahwa terdapat 7,2x10 2 koloni kapang dalam setiap cm 2 luas permukaan usar. Namun, jumlah koloni kapang awal pada usar kemungkinan akan memiliki jumlah yang lebih banyak mengingat dapat terjadinya perubahan Swab area ke- Jumlah Koloni Kapang Rata- rata jumlah koloni kapang Total Koloni Kapang 4 cm 2 Total Koloni Kapangc m 2 CFUcm 2 Jumlah Sporac m 2 1 16 20 2000 5x10 2 10 3 24 2 22 21,5 2150 5,4x 10 2 9,5x10 2 21 3 29 36 3600 9x10 2 10 3 43 4 38 38,5 3850 9,6x10 2 1,5x10 3 39 Rata- rata 7,2x10 2 1,1x10 3 selama penyimpanan usar itu sendiri. Selain itu hasil perhitungan rata-rata jumlah spora kapang adalah sebesar 1,1x10 3 spora per cm 2 luas permukaan usar. Perbedaan jumlah koloni kapang dan spora kapang pada permukaan usar dapat disebabkan oleh menurunnya kemampuan spora untuk bergerminasi. Beberapa hal yang dapat menyebabkan perubahan kemampuan spora kapang bergerminasi antara lain disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak sesuai Frazier dan Westhoff, 1981.

2. Pemilihan substrat terbaik

Dari beberapa perbandingan beras:onggok yang digunakan, maka dipilihlah formula dengan perbandingan beras:onggok = 1:3. Pemilihan ini didasarkan kepada hasil analisis yang meliputi analisis total kapang, total plate count TPC dan pengujian organoleptik. Hasil analisis total kapang dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini; Tabel 2. Total Mikroba dan Total Kapang Berbagai Substrat Laru Tempe No Substrat TPC CFUgr Total Kapang CFUgr 1 100 Beras 5 gr 1,2 x 10 5 1,1 x 10 6 100 Beras 7,5 gr 1,5 x 10 5 1,4 x 10 6 2 Beras: Onggok = 1:1 3,3 x 10 6 4,9 x 10 6 3 Beras: 1,3 x 10 6 2,7 x 10 6 Onggok = 1:2 4 Beras: Onggok = 2:1 2,5 x 10 5 2,8 x 10 5 5 Beras: Onggok = 1:3 5,3 x 10 6 5,5 x 10 6 6 Beras: Onggok = 3:1 1,9 x 10 5 4,9 x 10 6 7 100 Onggok 10 4 10 4

3. Pengaruh Jumlah Spora Awal terhadap Laru

Setelah diperoleh formulasi terbaik, maka dilakukan pengujian jumlah spora awal yang diinokulasikan. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah spora awal yang diinokulasikan terhadap jumlah kapang yang terdapat pada laru. Guna mendapatkan total kapang maksimal pada laru, maka diujikan tiga variabel jumlah spora awal, yakni 10 6 , 10 7 , dan 10 8 spora per 10 gram substrat. Hasil analisis total kapang dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini; Tabel 3. Analisis Total Kapang pada Laru Tempe Jumlah Spora Awal Inokulasi per 10 gr substrat Total Kapang CFUgr 10 6 2,1 x 10 7 10 7 1,8 x 10 7 10 8 1,8 x 10 7 Data analisis total kapang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata pada total kapang produk akhir laru. Dari tahap ini, dapat diketahui bahwa pertumbuhan kapang maksimal mencapai kisaran 10 7 CFUgram meskipun jumlah spora awal yang diinokulasikan berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah total kapang maksimum pada akhir fase logaritmiknya berada pada kisaran 10 7 CFUgram. Perbedaan jumlah spora awal yang diinokulasikan tidak menyebabkan perbedaan yang signifikan terhadap jumlah total kapang pada laru. Pengaruh yang ditimbulkan dari perbedaan jumlah spora awal ini adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai jumlah kapang maksimum. Dengan semakin banyak jumlah spora awal yag diinokulasikan, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai jumlah maksimum akan semakin cepat. Dengan semakin tinggi jumlah spora pada inokulasi awal akan mempercepat fase adaptasi Fardiaz, 1987. Namun, ternyata perbedaan jumlah spora awal yang diinokulasikan tidak menghasilkan perbedaan jumlah kapang pada laru. Hal ini dapat disebabkan jumlah kapang sebesar 10 8 merupakan jumlah yang optimum yang dapat dihasilkan pada akhir masa pertumbuhan lambat.

4. Scaling up dan Lama Pengeringan laru

Dokumen yang terkait

Kombinasi Ampas Singkong dan Tahu Sebagai Substrat Dalam Produksi Laru Tempe Dari Isolat Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Aplikasinya Pada Fermentasi Kacang Kedelai

5 26 101

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN AN

0 0 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aerugi

0 0 8

Kombinasi Ampas Singkong dan Tahu Sebagai Substrat Dalam Produksi Laru Tempe Dari Isolat Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Aplikasinya Pada Fermentasi Kacang Kedelai

0 0 14

Kombinasi Ampas Singkong dan Tahu Sebagai Substrat Dalam Produksi Laru Tempe Dari Isolat Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Aplikasinya Pada Fermentasi Kacang Kedelai

0 0 2

Kombinasi Ampas Singkong dan Tahu Sebagai Substrat Dalam Produksi Laru Tempe Dari Isolat Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Aplikasinya Pada Fermentasi Kacang Kedelai

0 0 4

Kombinasi Ampas Singkong dan Tahu Sebagai Substrat Dalam Produksi Laru Tempe Dari Isolat Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Aplikasinya Pada Fermentasi Kacang Kedelai

0 1 20

Kombinasi Ampas Singkong dan Tahu Sebagai Substrat Dalam Produksi Laru Tempe Dari Isolat Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Aplikasinya Pada Fermentasi Kacang Kedelai

0 1 2

Kombinasi Ampas Singkong dan Tahu Sebagai Substrat Dalam Produksi Laru Tempe Dari Isolat Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Aplikasinya Pada Fermentasi Kacang Kedelai

0 0 20

KARYA TULIS ILMIAH BIOAKTIFITAS LOTION ANTI NYAMUK Aedes aegypti DARI PERASAN DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L)

0 0 17