Menurut Umar 2008 produktivitas memiliki dua dimensi, pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target yang berkaitan
dengan kualitas, kedua adalah efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Efisiensi
adalah ukuran
dalam membandingkan input yang sebenarnya, efisiensi semakin tinggi jika
penggunaan input semakin hemat. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai.
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor lain Sedarmayanti, 2001, yaitu sikap mental, pendidikan, keterampilan,
manajemen, hubungan industrial pancasila, tingkat pendidikan, gizi dan kesehatan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi,
teknoligi, kesempatan berprestasi
2.4. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Produktivitas
Menurut Hasibuan 2001, manajer yang baik adalah manajer yang mampu memberikan dorongan, pengarahan, bimbingan, penyuluhan,
pengendalian, keteladanan dan bersikap jujur tegas agar bawahan mau bekerja sama dengan lebih efektif untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Keberhasilan perusahaan pada dasarnya didasari oleh kepemimpinan yang baik, dimana seorang pemimpin mampu menerapkan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan karyawan yang dipimpinnya sehingga dapat memberi pengaruh dan memotivasi karyawan agar
berpartisipasi terhadap tujuan bersama sehingga pada akhirnya dapat menigkatkan produktivitas kerja karyawan dan perusahaan.
2.5. Penelitian Terdahulu
Hardy 2007 meneliti tentang hubungan gaya kepemimpinan dengan pencapaian prestasi kerja karyawan di Taman Akuarium Air Tawar, Taman
Mini Indonesia Indah, didalam hasil penelitiannya persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan di TAAT-TMII secara umum berdasarkan
matriks Paul Hersey berada pada kuadran keempat yaitu orientasi tugas tinggi dan orientasi hubungan tinggi menjajakan. Tingkat kematangan pengikut
tidak dianalisis lebih lanjut tetapi terdapat gambaran kematangan pengikut dilihat dari jumlah persentase responden berdasarkan pendidikan, yaitu 83
merupakan lulusan SMU, dan sisanya adalah lulusan SD dan SLTP. Prestasi karyawan TAAT-TMII berdasarkan kuesioner yang diberikan dalam
penelitian ini mencapai nilai yang memuaskan. Aisyah 2007 dalam penelitiannya tentang analisis pengaruh faktor-
faktor efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada PT. Jasa Marga Jakarta menyatakan didalam hasil penelitiannya bahwa faktor
efektivitas kepemimpinan
yang menjadi
perhatian utama
dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai adalah faktor pemimpin, dimana faktor
ini merupakan faktor yang terkait pada diri pemimpin itu sendiri. Perilaku pemimpin mencakup gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang
pemimpin. Gaya kepemimpinan yang paling efektif adalah gaya kepemimpinan situasional. Berdasarkan hasil observasi, perusahaan telah
menerapkan gaya kepemimpinan situasional, sehingga perusahaan sebaiknya mempertahankan dan mengoptimalkan fungsi gaya kepemimpinan tersebut
demi meningkatkan dan menjaga kestabilan motivasi kerja pegawainya.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian Visi dan misi perusahaan merupakan arahan organisasi untuk mencapai
tujuan. Penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai merupakan salah satu faktor yang dapat memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Penelitian ini menggunakan variabel gaya kepemimpinan, produktivitas
dan demografi karyawan, pertama-tama dianalisis terlebih dahulu tentang
Uji Korelasi Rank Spearman
Visi dan Misi Perusahaan Divisi Produksi
Manajer Divisi Produksi
Gaya Kepemimpinan
Situasional 1. Instruksi
2. Konsultasi 3. Partisipasi
4. Delegasi Manajer
1. Dye House 2. Bonding
3. Quality Assurance
4. Engineering 5. Finishing
Gaya Kepemimpinan
Situasional 1. Instruksi
2. Konsultasi 3. Partisipasi
4. Delegasi Manajer
1. Dye House 2. Bonding
3. Quality Assurance
4. Engineering 5. Finishing
Produktivitas Supervisor