2.1.1.1. Penanaman Modal Asing PMA
Menurut UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing PMA yang telah diubah menjadi UU No. 11 Tahun 1970, modal asing adalah alat
pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan
perusahaan di Indonesia. Menurut Wenda 2003 dasar pertimbangan dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1967 tentang PMA adalah karena:
1 Ketiadaan modal, pengalaman, dan teknologi untuk mengembangkan sumber daya potensial yang dimiliki Negara Indonesia dan juga karena kebijakan
ekonomi yang harus tetap berlandaskan Pancasila. 2 Perlunya mengolah sumberdaya alam menjadi kekuatan ekonomi riil
pembangunan ekonomi dan perlunya peningkatan pengetahuan, keterampilan serta kemampuan manajerial.
3 Penggunaan modal asing perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia dan untuk kepentingan
kesejahteraan rakyat tanpa mengakibatkan ketergantungan terhadap pihak asing luar negeri.
Investasi asing merupakan investasi yang dilaksanakan oleh pemilik- pemilik modal asing di dalam Negara Indonesia untuk mendapatkan suatu
keuntungan dari usaha yang dilaksanakan itu. Keuntungan dari adanya modal asing bagi negara kita adalah berupa diolahnya sumberdaya alam yang kita miliki,
meningkatnya lapangan pekerjaan, terjadinya nilai tambah added value, dan meningkatnya penerimaan negara dari sumber pajak, serta adanya alih teknologi.
Bagi pemilik modal asing, keuntungan yang didapatkannya adalah berupa deviden dari hasil usaha dari negara dimana modal tersebut ditanamkan ke negara
darimana modal itu berasal Irawan dan Suparmoko, 1992. Penanaman modal asing PMA memiliki peran mikro maupun makro
dalam suatu perekonomian. Secara makro, PMA berperan penting dalam upaya meningkatkan kegiatan investasi nasional dan pertumbuhan ekonomi. Secara
mikro, PMA berpengaruh terhadap ketenagakerjaan, penguasaan dan pendalaman teknologi dan terhadap pengembangan keterkaitan antar industri di dalam negeri
domestik linkages termasuk akses industri dalam negeri terhadap jaringan produksi, perdagangan dan investasi regionalglobal. Namun, di Indonesia bukti
empiris tentang berbagai peranan PMA di atas masih langka dan belum banyak ditemui BKPM, 2005.
2.1.1.2. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN