Δ Iij = PNij + PPij + PPWij 3.18
I ij – Iij = Iij Ra + Iij Ri-Ra + Iij ri – Ri 3.19
dimana: Δ Iij = perubahan investasi di Provinsi DKI Jakarta pada sektor i,
Iij = investasi Provinsi DKI Jakarta dari sektor i pada tahun dasar analisis,
I ij = investasi Provinsi DKI Jakarta dari sektor i pada tahun akhir analisis,
Ra = persentase perubahan investasi Provinsi DKI Jakarta yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan nasional,
Ri-Ra = persentase perubahan investasi Provinsi DKI Jakarta yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan proporsional,
ri-Ri = persentase investasi Provinsi DKI Jakarta yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan pangsa wilayah.
3.3.4. Analisis Profil Pertumbuhan Investasi
Analisis profil pertumbuhan investasi digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan investasi pada sektor ekonomi di Provinsi DKI Jakarta pada kurun
waktu yang ditentukan dengan cara mengekspresikan persen perubahan komponen pertumbuhan proporsional PPij dan persen pertumbuhan pangsa
wilayah PPWij. Berdasarkan persen PPij dan PPWij yang disajikan dalam bentuk koordinat PPij ; PPWij, maka dapat ditentukan pertumbuhan investasi
suatu sektor perekonomian di Provinsi DKI Jakarta pada kurun waktu tertentu. Pada sumbu horizontal terdapat PP sebagai absis, sedangkan pada sumbu vertikal
terdapat PPW sebagai ordinat.
Kuadran I Kuadran IV
PP
Kuadran III Kuadran II
PPW
Sumber: Budiharsono, 2001.
Gambar 3.1. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Berdasarkan gambar 3.1 di atas maka profil pertumbuhan sektor
perekonomian dapat dijelaskan sebagai berikut: i
Kuadran I menunjukkan bahwa sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah memiliki laju pertumbuhan yang cepat, demikian juga daya saing wilayah
untuk sektor-sektor tersebut lebih baik apabila dibandingkan dengan wilayah- wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa investasi pada sektor yang
bersangkutan termasuk kelompok progresif maju. ii
Kuadran II menunjukkan bahwa sektor-sektor perekonomian yang ada di wilayah yang bersangkutan pertumbuhan investasinya cepat, tetapi daya saing
wilayah untuk sektor-sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya tidak baik.
iiiKuadran III menunjukkan bahwa sektor-sektor perekonomian di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan investasi yang lambat dengan daya saing
yang kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini
menunjukkan bahwa investasi pada sektor yang bersangkutan termasuk kelompok lambat.
iv Kuadran IV menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah yang
bersangkutan memiliki pertumbuhan investasi yang lambat, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan
wilayah lainnya. v
Pada Kuadran II dan Kuadran IV terdapat garis miring yang membentuk sudut 45
° dan memotong kedua kuadran tersebut. Bagian atas garis tersebut menunjukkkan bahwa sektor atau wilayah yang bersangkutan merupakan
sektor atau wilayah yang progresif maju, sedangkan di bawah garis berarti sektor atau wilayah yang bersangkutan menunjukkan sektor atau wilayah yang
lambat.
3.3.5. Analisis Pergeseran Bersih