Belajar sebagai Perubahan Tingkah Laku

17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Belajar sebagai Perubahan Tingkah Laku

Sepanjang hidupnya manusia perlu belajar untuk mengubah perilakunya ke dalam hal yang positif. Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan dan subjek belajar itu harus mengalami atau melakukan,sehingga tidak bersifat verbal Sardiman, 2011:20. Belajar itu harus mengubah tingkah laku pebelajar, belajar tidak hanya dilakukan secara verbal tetapi harus disertai dengan kegiatan, contohnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Pernyataan Mappa dan Basleman 2011:12 belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan, maka individu itu dapat belajar dengan harapan dapat mengubah perilakunya, yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, yang awalnya tidak baik menjadi baik. Selain itu, Learning is a change in human dispotition or capability, which persist over a period of time, and which is not simply ascribable to process of growth , Belajar adalah suatu perubahan dalam watak atau kemampuan manusia yang berlangsung selama jangka waktu dan tidak sekedar menganggapnya proses perubahan Gagne dalam Mappa dan Basleman, 2011:8. Belajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku manusia tidak hanya dialami beberapa saat saja, tetapi dalam jangka waktu panjang masih bertahan dipikirannyabelajar bermakna meaningful learning. Pengertian belajar lain yang dikemukakan Zain dan Djamarah 2010:10 adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Individu dikatakan belajar apabila melalui tahap pengalaman dan latihan terlebih dahulu, dengan adanya pengalaman dan latihan secara terus menerus, maka dengan sendirinya perubahan tingkah laku akan mengikuti. Sedangkan, Hamdani 2011: 71 menyatakan belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melalui pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran adalah kesiapan belajar; perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi pelajaran yang menantang; balikan dan penguatan; perbedaan individual Hamdani, 2011: 22. Selain pengertian belajar, belajar juga mempunyai tujuan. Sardiman 2011: 26 menyatakan secara umum tujuan belajar itu ada 3, yaitu 1 untuk mendapatkan pengetahuan, pengetahuan ini lebih mengarah kepada kemampuan berpikir kognitif. Kemampuan berpikir tidak akan berkembang tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan, 2 penanaman konsep dan keterampilan, tujuan yang kedua ini lebih condong ke arah psikomotorik. keterampilan harus sering dilatih yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Jika keterampilan yang dimiliki terasah secara maksimal, maka hasil yang diharapkan juga akan maksimal, 3 pembentukan sikap afektif, belajar itu bertujuan untuk membentuk sikap mental, perilaku, dan pribadi peserta didik. Hal ini tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai yang berlaku. Berdasarkan pengertian belajar tersebut, dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan secara terus menerus,akibatnya pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama di dalam pikiran individu. Belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran, tetapi belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja yang terpenting belajar itu akan menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat mengubah perilaku individunya. 2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi belajar Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan eksternal Mappa dan Basleman, 2011:29. Faktor internal adalah segala faktor yang bersumber dari diri pebelajar dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Anni 2009:97 menyebutkan ada 3 jenis faktor internal, yaitu : 1. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh. Peserta didik yang mengalami kelemahan di bidang fisik, misalnya dalam membedakan warna, akan mengalami kesulitan di dalam belajar menggambar atau belajar yang menggunakan bahan- bahan berwarna. 2. Kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual dan emosional. Peserta didik yang mempunyai motivasi rendah, akan kesulitan di dalam persiapan belajar dan proses pembelajarannya. Bahkan tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri peserta didik apabila mereka tidak memiliki motivasi. Hal itu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai peserta didik, jika motivasinya rendah, maka sudah dapat dipastikan jika prestasinyapun akan rendah. Begitu juga peserta didik yang mengalami ketegangan emosional, contohnya saja peserta didik merasa takut dengan gurunya, maka mereka akan mengalami kesulitan di dalam mempersiapkan diri untuk memulai belajar karena selalu ingat pada perilaku guru yang ditakutinya. 3. Kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan, mereka akan mengalami hambatan pada belajarnya. Lingkungan merupakan tempat belajar yang paling dominan bagi peserta didik terutama pada lingkungan keluarga. Jika peserta didik tidak bersosialisasi dengan baik, maka peserta didik itu akan dikucilkan oleh lingkungannya. Faktor eksternal adalah segala faktor yang bersumber dari luar diri pebelajar, seperti faktor lingkungan belajar yang mencakup lingkungan alam, fisik, sosial, serta faktor sistem penyajian yang mencakup kurikulum, bahan ajar, dan metode penyajian Mappa dan Basleman, 2011:29. Jika faktor-faktor eksternal yang disebutkan tersebut tidak mendukung kegiatan belajar peserta didik, maka peserta didik akan merasa terganggu dalam proses pembelajarannya, selain itu peserta didik juga tidak bisa menerima dan memahami materi yang disampaikan gurunya. Berdasarkan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi belajar tersebut, dapat disimpulkan ada dua hal yang mempengaruhi faktor belajar peserta didik, yaitu internal dalam diri individu sendiri dan eksternal dari lingkungan peserta didik. Masing-masing faktor tersebut berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta didik, maka dari itu perlu adanya keseimbangan antara kedua faktor tersebut. Jika hanya salah satu faktor saja yang mendukung kegiatan belajar siswa, maka dapat dipastikan peserta didik akan tetap mengalami kesulitan dalam proses belajarnya.

2.1.2 Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

1 11 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA TEKA TEKI SILANG PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02 KOTA SEMARANG

1 22 343

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBASIS MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IVA SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

0 3 336

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 03 SEMARANG

0 3 308

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

0 6 232

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS V SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

1 11 238

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN BOJONG SALAMAN 02 SEMARANG

0 10 343

Peningkatan Kualitas pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 02 Kota Semarang.

0 1 1

Peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran make and match pada siswa kelas V SDN Tandang 02 semarang.

0 0 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model pembelajaran Direct Instruction Pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 02 Semarang.

0 0 1