Pengertian Belajar Kerangka Teori

11

2.1.1 Pengertian Belajar

Ada beberapa pandangan tentang definisi belajar. Menurut Gagne 1970 dalam Dimyati dkk 2006:10 “belajar merupakan kegiatan yang kompleks”. Hasil belajar berupa kapabilitas. Kapabilitas merupakan kemampuan internal capability yang dimiliki setiap individu. Kapabilitas meliputi pengetahuan, keterampilam, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan seseorang melakukan sesuatu. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut disebabkan adanya stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Gagne 1970 berpendapat bahwa “belajar terdiri dari tiga tahap. Tahapan itu antaralain : 1 Persiapan untuk belajar, 2 pemerolehan dan unjuk perbuatan performansi, serta 3 alih belajar”. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan dan mendapatkan kembali informasi. Tahap pemerolehan dan performansi digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali dan respons, serta penguatan. Tahap alih belajar meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan, dan pemberlakuan secara umum. Menurut Sudjana 2009:5, ‘‘ belajar diartikan sebagai proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang’’. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pada pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan. 12 Proses belajar juga dianggap sebagai suatu proses interaksi. Proses belajar merupakan kegiatan yang mengandung interaksi antara guru–siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan siswa merupakan ciri dan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Perlu dipahami bahwa ‘‘interaksi dalam proses belajar mengajar tidak sekedar hubungan komunikasi antara guru dan siswa, tetapi merupakan interaksi edukatif yang tidak hanya penyampaian materi pelajaran melainkan juga menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar’’ Rustaman et al. 2003 : 34. Menurut Travers 1972 dalam Suprijono 2010:2, “belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku”. Sedangkan menurut Gagne 1970 dalam Suprijono 2010:2, “belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Lain halnya dengan Skinner 1985 dalam Lapono 2008:1.5, menurutnya “belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan”. Pandangan lain menurut Thorndike 1911 dalam Habshary 2009, “belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon”. Stimulus merupakan semua hal yang dapat merangsang terjadinya kegiatan seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon merupakan reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakantindakan. 13 Definisi lain menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut bersifat relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Perubahan perilaku diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif Kurnia et al 2008:1.3. Kemudian menurut Slameto dalam Kurnia et al 2008:1.3 “belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya”. “Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan” Suparno 1997: 61. Jadi, belajar merupakan proses aktif manusia dalam usaha untuk menyesuaikan tingkah laku dan mencapai perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2.1.2 Arti Belajar Bagi Siswa SD

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PERSOALAN FAKTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 SIKAYU COMAL KABUPATEN PEMALANG

0 18 177

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENDENGARKAN DONGENG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 PENAKIR PEMALANG

2 28 227

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PENGUMUMAN MELALUI MEDIA CETAK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 PEGUYANGAN PEMALANG

0 14 235

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI MELALUI MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GONDANG PEMALANG

0 19 201

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 03 JEBED KABUPATEN PEMALANG

0 9 278

Penggunan Media Audio Visual Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dongeng pada Siswa SD Negeri 02 Sikayu Comal Pemalang

3 63 206

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM MATERI MEMBACA PENGUMUMAN MELALUI MEDIA GAMBAR Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dalam Materi Membaca Pengumuman Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Semirejo 01.

0 0 16

PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dalam Materi Membaca Pengumuman Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Semirejo 01.

0 0 6

Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Siswa Kelas VI Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di SD Negeri 01 Pasir Kecamatan Bodeh Kabupaten Pemalang.

0 0 1

Penggunan Media Audio Visual Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dongeng pada Siswa SD Negeri 02 Sikayu Comal Pemalang.

0 0 1