Latar Belakang Masalah Penelitian
2
Dalam proses pembelajaran suatu bahasa, bahasa tulis mempunyai peranan yang sangat besar. Bahasa tulis merupakan uraian dari bahasa lisan yang
diwujudkan oleh sistem tulisan. Misalnya untuk mengenal sebuah kata, bentuk tertulis lebih mudah terekam dalam otak. Seperti ketika diperkenalkannya bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Pengenalan kata “ibu” tidak hanya dikenalkan secara bahasa lisan namun dikenalkan juga bentuk tulisannya. Begitu juga dengan bahasa
Mandarin, misalnya pengenalan kata w ǒ yang berarti saya dilambangkan dengan
我. Sistem tulisan yang diterapkan dalam proses pembelajaran suatu bahasa juga dibahas dalam kajian linguistik. Linguistik merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya Chaer, 2007:1. Bentuk bahasa tulis juga mempunyai peranan penting di dataran China.
Hampir setiap daerah di dataran China mempunyai dialek yang berbeda atau bahkan pengucapan yang berbeda terhadap suatu kata. Lyons 1995:41 juga
mengatakan bahwa, “bahasa Cina tulis dan lisan bahkan lebih bebas terpisah satu dari yang lain, karena yang secara konvensional diacu sebagai dialek-dialek yang
berbeda Mandarin, Kanton, dsb pada dasarnya yang dituliskan sama”. Bahasa tulis dapat meluruskan ketidakpahaman yang timbul dalam komunikasi antara
masyarakat China karena penggunaan dialek yang berbeda. Bahasa Mandarin juga memiliki sejumlah kata homofon yang membutuhkan tulisan sebagai penjelas dari
kata yang dimaksudkan. Keunikan bahasa Mandarin tidak hanya terletak dari bentuk bahasa dan
nada yang dimiliki tiap grafem-nya, bentuk tulisan bahasa Mandarin pun tak kalah istimewanya. Aksara Mandarin 汉字: Hànzì merupakan aksara yang paling tua
3
di dunia dan merupakan aksara yang perkembangan dan perubahannya tidak dipengaruhi oleh aksara lain Suparto, 2002:5.
Aksara Mandarin memiliki struktur yang kompleks, terkadang faktor ini menjadi hal yang paling menakutkan dalam mempelajari bahasa Mandarin.
Menulis aksara Mandarin sebenarnya sangat mudah karena memiliki tata cara penulisan. Urutan goresan merupakan tata cara yang paling dasar dalam penulisan
aksara Mandarin. Bentuk aksara yang rumit pun akan mudah dituliskan bila mengetahui urutan goresan ini. Dengan memahami urutan goresan, hasil penulisan
akan indah dan benar. Menghindari adanya kesalahan penulisan akan membuat informasi yang diterima benar dan sesuai dengan informasi yang dimaksudkan
oleh penulis tulisan. Teknologi yang sudah semakin maju memudahkan untuk penulisan dalam
bahasa Mandarin. Tulisan bisa diketik hanya dengan memasukkan 拼音 pīnyīn:
melafalkan yang merupakan pelafalan aksara Mandarin tanpa harus mengetik bentuk goresan satu persatu dalam penulisan suatu aksara. Namun dalam
penguasaan suatu bahasa yang meliputi bahasa lisan dan tulisan, kemampuan penulisan dengan tangan menjadi suatu penilaian tentang sejauh mana seseorang
tersebut memahami suatu aksara. Dalam ujian HSK Hanyu Shuiping Kaoshi
[1]
penulisan aksara mempunyai peran penting karena adanya ujian penulisan dilakukan dengan tulisan tangan.
Mahasiswa Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara mempelajari bahasa Mandarin termasuk tentang penulisan aksara Mandarin sejak
tingkat pertama. Kurangnya pemahaman tentang cara penulisan aksara Mandarin
4
dapat mengakibatkan kebingungan dalam penulisan suatu aksara, bahkan menyebabkan terjadinya kesalahan penulisan bentuk suatu aksara. Seperti yang
dialami oleh beberapa mahasiswa semester VI sastra Cina dalam suatu tes yang diberikan dalam bentuk dikte. Sebagian mahasiswa semester VI sastra Cina
ditemukan tidak bisa menyelesaikan tes tersebut. Penulis juga menemukan masih adanya kesalahan yang dalam pekerjaan rumah milik mahasiswa semester VI
sastra Cina, baik dalam bentuk aksara Mandarin maupun urutan goresan aksaranya. Kesalahan penulisan bentuk suatu aksara dapat terjadi karena
banyaknya aksara Mandarin yang mempunyai kemiripan dalam bentuk tulisannya. Seperti penulisan kata 干 g
ān:kering dalam proses penulisannya bisa menjadi 千 qi
ān:ribu atau penulisan kata 找 zhǎo:mencari bisa berubah menjadi 我 w
ǒ:saya.
Penelitian “Analisis Kesalahan Urutan Goresan Penulisan Aksara Mandarin” peneliti lakukan pada mahasiswa semester VI Program Studi Sastra
Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara karena mereka telah mempelajari bahasa Mandarin pada tingkat awal perkuliahan termasuk penulisan
aksara Mandarin. Peneliti mencoba melihat bagaimana bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara. Untuk menganalisis hal tersebut peneliti menggunakan analisis kesalahan.
5