Bagi peneliti Bagi institusi pendidikan

menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi resiko DM juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, kurang gerak dan stres. 2. Faktor usia Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. DM tipe 2 sering muncul setelah usia lanjut terutama setelah berusia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka terhadap insulin. 3. Faktor kegemukanobesitas Sekitar 80-90 pasien DM tipe 2 adalah mereka yang mengalami kegemukan. Makin banyak jaringan lemak, jaringan tubuh dan otot akan makin resisten terhadap kerja insulin. Lemak ini akan memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk dalam peredaran darah. 4. Kurangnya aktivitas fisik Olahraga atau aktivitas fisik membantu untuk mengontrol berat badan. Glukosa darah akan dibakar menjadi energi, sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Dengan olahraga peredaran darah akan menjadi lebih baik dan resiko terjadinya DM tipe 2 akan turun hingga 50.

5. Diagnosis

Diagnosis DM ditegakkan berdasarkan gejala yang khas dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis klinis ditegakkan apabila muncul keluhan-keluhan klasik seperti poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Selain itu ada keluhan lainnya, yaitu lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan pruritus vulvae pada wanita. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PERKENI

2006, diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara, yaitu :

1. Jika keluhan klasik ditemukan, lalu dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu dengan hasil ≥ 200 mgdl 11.1 mmolL. 2. Jika keluhan klasik ditemukan, lalu dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa dengan hasil ≥126 mgdl 7.0 mmolL. Puasa diartikan pasien tidak mendapatkan asupan kalori sedikitnya 8 jam sebelum pemeriksaan. 3. Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mgdl 11.1 mmolL. Tes toleransi glukosa oral TTGO dilakukan dengan mengukur kadar glukosa darah 2 jam setelah konsumsi 75 gram glukosa yang dilarutkan dalam air. Sampel darah untuk pemeriksaan glukosa dapat diambil dari darah vena atau kapiler. Selain itu, Pemeriksaan HbA1C 6,5 oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandarisasi dengan baik PERKENI,2011.