c. Sebagai pilar jama’i antara kelompok aghniya yang berkecukupan hidupnya,
dengan para mujahid yang waktunya sepenuhnya untuk berjihad dan berjuang di jalan Alloh, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk berusaha
bagi kepentingan nafkah dan keluarganya. Qs 2:273 ح ض ْا ي ف اً ض ع س َا س ي ف ا ح أ ذلا ءا ف ل
ءا ن أ ها ج لا س َا إ ف خ ا ف ن ا ۗ اًفا ح ل إ سانلا ل أ س ها س ف ع فف ع لا
ل Berinfaqlah kepada orang-orang fakir yang terikat oleh jihad di jalan
Allah; mereka tidak dapat berusaha di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.
Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan di jalan Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui. Al Baqarah ayat 273.
d. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana
yang harus dimiliki umat islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan terlebih lagi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
e. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakatsedekah tidak
akan diterima dari harta yang didapatkan dengan cara yang bathil sebagaimana diterangkan dalam hadist riwayat muslim:
“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghululharta haram
” HR. Muslim no. 224. Zakat mendorong pula umat islam untuk menjadi muzakki yang sejahtera
hidupnya.
C. Pemberdayaan Ekonomi 1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Istilah pemberdayaan atau empowerment berasal dari kata power kekuasaan atau keberdayaan. Pemberdayaan sering diartikan sebagai perolehan kekuatan dan
akses terhadap sumber daya. Pemberdayaan menurut Steven shardlow memfokuskan pembahasan bagaimana individu atau kelompok atau komunitas berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan mereka. Pemberdayaan merupakan suatu daya kekuatan yang timbul
sebagai usaha untuk mengadakan perubahan agar terjadinya perbaikan dan peningkatan kualitas kehidupan suatu masyarakat.
28
Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya
dengan hasil yang memuaskan. Menurut Bambang Rudito, memberdayakan wirausaha adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
banyak yang dalam kondisi saat ini tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat.
29
Pemberdayaan empowerment merupakan suatu konsep dalam upaya menjadikan adanya kekuatan power pada seseorangindividu atau kelompok.
Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah kemampuan seseorang,
28
N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat. h.55.
29
Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.54.
keluarga atau
kelompok dari
keadaan tidak
memiliki kemampuankekuatankeberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.
30
2. Tujuan dan Upaya Pemberdayaan Ekonomi a. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi
Tujuan Pemberdayaan menurut Malcolm payne adalah untuk membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan
ia lakukan terkait dengan dirinya termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.
31
Pemberdayaan juga bertujuan untuk memberikan suatu power atau keberdayaan bagi pihak yang tidak diuntungkan.
32
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat menurut Sulistiyani adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian
tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah
proses. Melalui proses belajar maka secara bertahap masyarakat akan memperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke waktu.
33
b. Upaya Pemberdayaan Ekonomi
Menurut Isbandi
Rukminto Adi,
upaya untuk
memberdayakan ummatmasyarakat dapat dilakukan dengan cara, yaitu:
34
30
N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat. h.223.
31
Ibid.,h.55.
32
Ibid.,h.223.
33
Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http:chikacimoet.blogspot.co.id201302pemberdayaan- masyarakat.html.
34
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Social,Jakarta: UI Press, 2003, h.237.