Gejala klinis dan diagnosis Pencegahan Primer

16

2.1.4. Gejala klinis dan diagnosis

Penegakan diagnosis dari penjakit jantung koroner selain dari gejala klinis yaitu dengan pemeriksaan fisik, biomarker jantung, dan elektrokardiogram EKG. Gejala klinis dari penyakit jantung koroner terbagi sesuai dengan kejadiaan yang dialami oleh penderitanya. 1. Stable Angina 30 - rasa tidak nyaman atau nyeri angina biasanya digambarkan dengan dada terasa ditekan dan tidak dapat terlokalisir. - rasa tidak nyaman pada dada tersebut muncul ketika olahraga atau stress emosional dan hilang dengan istirahat. - gejala lain yang biasanya terasa adalah gejala seperti dispepsia yaitu mual, muntah, dan nyeri di epigastrium. 2. Unstable Angina Angina yang tidak stabil ini memiliki tiga gejala klinis khusus dibandingkan dengan angina yang stabil. Tiga gejala klinis tersebut yaitu: 30 - Angina yang terjadi saat istirahat atau aktivitas ringan dan terasa lebih dari 20 menit. Angina ini terasa dalam satu minggu. - Angina terjadi pertama kali dengan onset terjadinya dalam dua bulan dari gejala awal. - Angina yang terjadi lebih sering, durasi lebih lama dibandingkan dengan angina yang sudah pernah di diagnosis sebelumnya. Selain dari tiga gejala klinis khusus tersebut, angina yang tidak stabil ini biasanya menyebar dari daerah sternum ke leher, lengan dan bahu. 30 3. Non-STEMI dan STEMI Pada NSTEMI dan STEMI, gejala klinisnya tidak banyak berbeda dengan unstable angina tetapi hanya berbeda pada derajat keparahannya. 29 Derajat keparahan tersebut dikarenakan pada unstable angina tidak terjadi kerusakan otot jantung sehingga tidak ada pelepasan enzim-enzim yang menjadi biomarker dari nekrosis miokard yaitu creatine kinase CK dan CK- MB. Perbedaan dari NSTEMI dan STEMI adalah terjadinya elevasi dari ST- segmen pada pemeriksaan EKG dari STEMI. 29 17

2.1.5. Pencegahan Primer

Pengelolaan pola hidup adalah salah satu pencegahan primer yang efektif karena pentingnya nutrisi dan aktivitas fisik untuk memodifikasi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sudah beberapa kali ditegaskan. 9 Beberapa rekomendasi pengelolaan pola hidup, yaitu: 9 1. Menurunkan kolesterol LDL - Diet yang dianjurkan: sayur-sayuran, buah-buahan, gandum; termasuk produk susu yang rendah lemak, ikan, minyak nabati, dan kacang- kacangan. Kurangi asupan gula dan daging merah. Sesuaikan dengan kebutuhan kalori perhari dan nutrisi keadaan khusus seperti diabetes mellitus serta mengikuti Dietary Approaches to Stop Hypertension DASH dietary pattern, the United States Departement of Agriculture USDA food pattern, atau the AHA diet. - Kurangi persentasi kalori dari lemak jenuh - Kurangi persentasi kalori dari trans fat 2. Menurunkan tekanan darah - Pola diet sama seperti menurunkan LDL yaitu menggunakan DASH diet - Mengurangi asupan garam yaitu tidak kebih dari 2,400 mghari - Mengurangi asupan garam hingga 1,500 atau 1,00 mghari dapat menurunkan tekanan darah - Kombinasi DASH diet dengan mengurangi asupan garam 3. Aktivitas fisik terhadap lemak dan tekanan darah Secara umum, melakukan 3-4 sesi aktivitas fisik aerobik per minggu dan berlangsung selama 40 menit per sesi dapat menurunkan kadar LDL di tubuh dan tekanan darah.

2.2. Framingham Risk Score