Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

(1)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH

HASANAH PUTRI

1111101000123

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

Specialisation NUTRITION OF PUBLIC HEALTH Thesis, June 2015

Hasanah Putri, NIM: 1111101000123

The Factors Associated with Fitness to The Students of Public Health UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2015

v+ 130 pages, 25 tables, 3 charts , 3 attachments

ABSTRACT

A dynamic rotation in the pattern of life resulting from technological developments that facilitate the work to be effective and efficient had a negative impact on fitness. The pattern of life thus causing low physical activity becomes a problem in almost all levels of society. Fitness in adolescents particularly affects aerobic power fitness in adulthood. Low fitness in adolescence would have an impact on the low fitness is also in adulthood and elderly. If this happens repeatedly, then the person's chances of developing degenerative disease is greater. Based on the results of preliminary studies, it was found that 66.7% of students do not fit are shown from the average level of fitness based on the estimated value VO2maks 23,34ml/kg/min in women and 32,3ml/kg/min in men. Therefore, this study aimed to analyze factors associated with fitness to the students of Public Health UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2015.

This is a quantitative research with cross sectional study design. Research began in January to June 2015 with the subject of Public Health student at the State Islamic University of Jakarta who are still active in the period 2014/2015 and 19-22 years old were 60 students were taken by sampling frame FKIK students using proportional sampling technique.

Based on the results of the study, showed that factors associated with fitness to the students of Public Health 2015 is the nutritional status based on percent body fat (pvalue 0,000), gender (pvalue 0.000), lung vital capacity (pvalue 0,001) and physical activity (pvalue 0,001). The variables that are not associated in this study is the nutritional status based on BMI, intake of carbohydrates, protein intake, fat intake, vitamin B1, folate, manganese intake and smoking status. Based on these results, it is suggested to Community Health Studies Program is expected to make fitness activities to increase one of them with physical activity. For Public Health students are encouraged to take the time to exercise lecture was interrupted activity. While for other researchers are expected to conduct research with other study design and use of the fitness test different methods that can be known variation of results with different methods and multivariate analyses.

Keywords: Fitness, Students, Shuttle Run Test 20m, Cardiorespiratory Reading list: 81(2000 - 2015)


(6)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

Skripsi, Juni 2015

Hasanah Putri, NIM: 1111101000123

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 v+130 halaman, 25 tabel, 3 bagan, 3 lampiran

ABSTRAK

Pergeseran pola hidup yang dinamis akibat dari perkembangan teknologi yang memudahkan pekerjaan menjadi efektif dan efisien ternyata berdampak negatif pada kebugaran. Pola hidup demikian menyebabkan rendahnya aktivitas fisik yang menjadi masalah hampir di seluruh kalangan.Kebugaran pada remaja khususnya kekuatan aerobik mempengaruhi kebugaran di masa dewasa. Kebugaran yang rendah di masa remaja akan berdampak pada kebugaran yang rendah juga di masa dewasa dan lanjut usia. Apabila hal ini terus menerus terjadi, maka peluang seseorang terserang penyakit degeneratif lebih besar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditemukan bahwa sebesar 66,7% mahasiswa tidak bugar ditunjukkan dari rata-rata tingkat kebugaran berdasarkan estimasi nilai VO2maks 23,34ml/kg/menit pada perempuan dan 32,3ml/kg/menit pada laki-laki. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study. Penelitian dimulai sejak bulan Januari sampai Juni 2015 dengan subjek mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas Islam Negeri Jakarta yang masih berstatus aktif pada periode 2014/2015 dan berusia 19-22 tahun berjumlah 60 orang.yang diambil berdasarkan sampling frame mahasiswa FKIK dengan menggunakan teknik proportional sampling.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 adalah status gizi berdasarkan persen lemak tubuh (Pvalue 0,000), jenis kelamin (Pvalue 0,000), kapasitas vital paru (Pvalue 0,001) dan aktivitas fisik (Pvalue 0,001). Adapun variabel yang tidak berhubungan dalam penelitian ini adalah status gizi berdasarkan IMT, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, vitamin B1, zat besi, mangan dan status merokok. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada Program Studi kesehatan Masyarakat diharapkan dapat membuat kegiatan peningkatan kebugaran salah satunya dengan aktivitas fisik. Bagi mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan waktu disela aktivitas kuliah untuk berolahraga. Sedangkan bagi peneliti lain diharapkan melakukan penelitian dengan disain studi lain dan menggunakan metode tes kebugaran yang berbeda sehingga dapat diketahui variasi hasil dengan berbagai metode tersebut. Serta menggunakan analisa data sampai pada tahap multivariat untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kebugaran mahasiswa.

Kata Kunci : Kebugaran, Mahasiswa, Shuttle Run Test 20m, Cardiorespiratory Daftar bacaan : 81 (2000 – 2015)


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Hasanah Putri

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 11 November 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

No. Telp : 08568536692

Alamat email :

Alamat : Jl. Harsono RM No.45A Rt 008/04 Kelurahan Ragunan Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan RIWAYAT PENDIDIKAN

1998-1999 TK Pangastuti Ragunan Jakarta Selatan 1999-2005 SDN 09 Pagi Ragunan Jakarta Selatan 2005-2008 SMPN 107 Jakarta

2008-2011 SMAN 34 Jakarta

2011-sekarang Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t. yang atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik teknis maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Ir. Febrianti M.Si , selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dari awal hingga akhir penulisan laporan skripsi ini

2. Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dari awal hingga akhir penulisan laporan skripsi ini

3. Rekan-rekan gizi kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saling memberikan dukungan baik di saat susah ataupun senang

4. Bapak/Ibu dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan semoga dapat diaplikasikan dalam kehidupan peneliti 5. Mama, Mamas, Bunda dan Bule nur yang tidak hentinya memberikan kasih sayang,


(9)

dipanjatkan demi kesuksesan peneliti. Terima kasih banyak atas dukungan baik moril maupun materil

6. Mereka yang berkontribusi besar dalam membantu baik dari perizinan, pengadaan alat tes, pengumpulan teori, data dan banyak lagi (Kepada Ahmad afif mauludi, Stevan dan Achmad Yulianto)

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Thanks All

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih kurang dari sempurna, sehingga peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan dimasa yang akan datang. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Jakarta, Juli 2015


(10)

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR BAGAN ... v

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 8

1. Tujuan Umum ... 8

2. Tujuan Khusus ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 11

1. Manfaat Bagi program Studi Kesehatan Masyarakat ... 11

2. Manfaat bagi Peneliti ... 11

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

BAB II ... 13

TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Kebugaran ... 13

1. Jenis Kebugaran ... 14

2. Komponen Kebugaran ... 15

3. Pengukuran Kebugaran ... 19

B. Mahasiswa ... 25

C. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran ... 26

1. Jenis Kelamin ... 26

2. Status Gizi ... 28

3. Asupan Gizi ... 36

4. Umur ... 52

5. Pendidikan ... 53

6. Status Merokok ... 55


(11)

8. Aktivitas Fisik ... 59

D. Kerangka Teori ... 63

BAB III ... 61

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS ... 61

A. Kerangka Konsep ... 61

B. Definisi Operasional ... 64

C. Hipotesis ... 67

BAB IV ... 89

METODOLOGI PENELITIAN ... 89

A. Desain Penelitian ... 89

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 89

C. Populasi dan Sampel ... 89

1. Populasi ... 90

2. Sampel ... 90

3. Besar Sampel ... 91

4. Teknik Pengambilan Sampel ... 92

D. Pengumpulan Data ... 92

1. Sumber data ... 93

2. Alur Pengumpulan Data ... 93

3. Instrumen Penelitian ... 94

4. Pengukuran ... 95

E. Teknik Manajemen dan Analisa Data ... 100

1. Penyuntingan ... 100

2. Entri data ... 100

4. Koreksi ... 101

F. Analisis data ... 101

1. Univariat ... 101

2. Bivariat ... 102

BAB V ... 103

HASIL PENELITIAN ... 103

1. Gambaran Distribusi Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat ... 103

2. Gambaran Distribusi Status Gizi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat ... 104

a. Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 104


(12)

3. Gambaran Distribusi Asupan Zat Gizi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 105

a. Asupan Karbohidrat ... 105

b. Asupan Protein ... 106

c. Asupan Lemak ... 106

d. Asupan Vitamin B1 ... 107

e. Asupan Zat Besi ... 107

f. Asupan Mangan ... 108

5. Gambaran Distribusi Jenis Kelamin Mahasiswa pada Program Studi Kesehatan Masyarakat108 6. Gambaran Distribusi Status Merokok pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 109 7. Gambaran Distribusi Kapasitas Vital Paru pada Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat ... 109

8. Gambaran Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 110 9. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat... 111

10. Hubungan Status Gizi dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat... 111

a. Hubungan Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kebugaran Mahasiswa 111 b. Hubungan Status Gizi Berdasarkan Persen Lemak Tubuh dengan Kebugaran Mahasiswa .... 112

11. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat... 113

a. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kebugaran Mahasiswa ... 113

b. Hubungan Asupan Protein dengan Kebugaran Mahasiswa ... 113

c. Hubungan Asupan Lemak dengan Kebugaran Mahasiswa ... 114

d. Hubungan Asupan Vitamin B1 dengan kebugaran Mahasiswa ... 115

e. Asupan Zat Besi ... 115

f. Asupan Mangan ... 116

12. Hubungan Status Merokok dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat... 117

13. Hubungan Kapasitas Vital Paru dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat ... 117

14. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat... 118


(13)

PEMBAHASAN ... 106

A. Keterbatasan Penelitian ... 106

B. Kebugaran Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat ... 106

C. Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat... 108

1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kebugaran ... 108

2. Hubungan Status Gizi dengan Kebugaran ... 111

a. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kebugaran ... 111

b. Persen Lemak Tubuh dengan Kebugaran ... 113

3. Asupan Zat Gizi ... 116

a. Asupan Karbohidrat ... 116

b. Asupan Protein ... 118

c. Asupan Lemak ... 120

4. Status Merokok ... 125

5. Kapasitas Vital Paru ... 127

6. Aktivitas Fisik ... 129

BAB VII ... 128

SIMPULAN DAN SARAN ... 128

A. SIMPULAN ... 128

B. SARAN ... 130


(14)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ... 24

Tabel 2.2 ... 25

Tabel 2.3 ... 29

Tabel 2.4 ... 36

Tabel 2.5 ... 48

Tabel 2.6 ... 60

Tabel 3.1 ... 64

Tabel 4.1 ... 92

Tabel 5.1 ... 103

Tabel 5.2 ... 104

Tabel 5.3 ... 104

Tabel 5.4 ... 105

Tabel 5.5 ... 106

Tabel 5.6 ... 106

Tabel 5.7 ... 107

Tabel 5.8 ... 107

Tabel 5.9 ... 108

Tabel 5.10 ... 109

Tabel 5.11 ... 110

Tabel 5.12 ... 111

Tabel 5.13 ... 111

Tabel 5.14 ... 112

Tabel 5.15 ... 113

Tabel 5.16 ... 113

Tabel 5.17 ... 114

Tabel 5.18 ... 115

Tabel 5.19 ... 115

Tabel 5.20 ... 116

Tabel 5.21 ... 117

Tabel 5.22 ... 117

Tabel 5.23 ... 118

DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 ... 61

Bagan 5.1 ... 108


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang berperan penting akan kesejahteraan masyarakat dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).Beberapa teori menyebutkan bahwa kebugaran merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan individu dan merupakan bentuk pencegahan penyakit degeneratif di masa depan. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011),kebugaran merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kebugaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan tubuh yang digunakan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kapasitas tubuh secara fisiologis tanpa mengalami kelelahan yang berarti sehingga terhindar dari penyakit akibat kurang gerak.Kebugaran juga berkaitan dengan keseimbangan antara supan zat gizi dengan energi yang dikeluarkan salah satunya melalui aktivitas fisik. Kebugaran memiliki dua komponen utama, yaitu komponen yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan komponen yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness),seperti: koordinasi, keseimbangan, kecepatan, power, dan kecepatan waktu reaksi(Irfan, 2011). Penelitian ini berfokus pada komponen kebugaran untuk kesehatan (health related fitness) berdasarkan daya tahan jantung-paru (cardiorespiratory) yang diukur menggunakan metode 20m shuttle run test dan kemudian diperoleh nilai volume oksigen maksimal (VO2maks) nya. Sehingga dapat digaris bawahi bahwa kebugaran berkontribusi dalam menentukan derajat kesehatan seseorang.


(16)

Kesehatan dan kebugaran khususnya pada anak dan remaja mempengaruhi kebugaran pada masa dewasa(Kemper dkk., 2001). Berdasarkan Amsterdam Growth and Health Longitudinal Study (AGAHLS) melalui studicohortnya pada subjek berjumlah 400 anak laki-laki dan perempuan (usia rata-rata 13 tahun) yang diikuti selama 20 tahun diketahui bahwa kebugaran pada remaja khususnya kekuatan aerobik mempengaruhi kebugaran di masa dewasa. Kebugaran yang rendah di masa anak-anak akan berdampak pada kebugaran yang rendah juga di masa dewasa (Kemper dkk., 2001). Apabila hal ini terus menerus terjadi, maka peluang seseorang terserang penyakit degeneratif lebih besar (Carnethon dkk., 2005).

Berbagai unsur kebugaran saling berhubungan erat, diantaranya daya tahan kardiovaskuler, daya tahan otot, kekuatan otot, serta kelenturan dan komposisi tubuh.Penelitian cohort yang dilakukan olehCarnethon (2005), diperoleh hasil bahwa salah satu komponen kebugaran yaitu ketahanan cardiorespiratory yang rendah berhubungan dengan tingginya tingkat mortalitas dan morbiditas populasi pada kelompok umur 19-49 tahun. Penelitian ini juga menyatakan bahwa orang dengan tingkat kebugaran yang rendah cenderung memiliki kadar lipoprotein dan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan tingkat kebugaran yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan kebugaran yang merupakan komponen kesehatan esensial dan sebagai prasyarat untuk suatu organisme berinteraksi secara optimal dalam berbagai stimulus di lingkungan sekitar(Carnethon dkk., 2005).

Pergeseran pola hidup yang dinamis akibat dari perkembangan teknologi yang memudahkan pekerjaan menjadi efektif dan efisien ternyata berdampak negatif pada kebugaran. Pola hidup demikian menyebabkan rendahnya tingkat kebugaran fisik yang menjadi masalah hampir diseluruh kalangan.Kebugaran pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal


(17)

merupakan sesuatu yang ada didalam tubuh seseorang dan bersifat menetap, seperti : genetik, umur dan jenis kelamin. Faktor eksternal adalah faktor dari luar tubuh seseorang, diantaranya: gizi, merokok danistirahat. Selain itu, aktivitas fisik juga diketahui sebagai faktor lain yang cukup mempengaruhi kebugaran(Afriwardi, 2011).Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pibris (2010) mengenai tren kebugaran sejak tahun 1996 hingga 2008 dengan subjek penelitian mahasiswa Andrew University berjumlah 5101 orang diperoleh bahwa terjadi perubahan pada Indeks Massa Tubuh (IMT) dan persen lemak tubuh secara fluktuatif dan kaitannya dengan kebugaran mahasiswa yang diukur dengan VO2maks. Terjadinya peningkatan IMT dan persen lemak tubuh menurunkan kebugaran mahasiswa tersebut. Survei kebugaran lainnya yang dilakukan Carnethon (2005) pada 16.000 responden di Amerika Serikat yang terdiri dari 7.500 usia remaja (12-19 tahun) dan 8.500 dewasa (20-49 tahun) diketahui bahwa 33,6% populasi remaja dan 13,9% populasi dewasa memiliki tingkat kebugaran yang rendah.

Di Indonesia,hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 diperoleh bahwa rentang usia 15-24 tahun yang hampir sebagian besar populasi terdiri dari mahasiswa (18-22 tahun) sebesar 52% hasil tes kebugarannya masuk dalam kategori kurang. , kebugaran perempuan sebesar 54,5% kurang. Penduduk perkotaan dengan kebugaran kurang sebesar 57,6% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Sementara, proporsi aktivitas fisik tergolong kurang aktif secara umum adalah 26,1%. Proporsi penduduk Indonesia dengan perilaku sedentary ≥6 jam per harisebesar 24,1%(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013b). Sementara, penelitian yang dilakukan (Diana dkk., 2009) diketahui bahwa sebesar 15,9% dari 937 pekerja laki-laki usia 18-56 tahun memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah. Dalam


(18)

penelitiannya dinyatakan bahwa subjek dengan aktivitas fisik sedang berisiko memiliki tingkat kebugaran rendah 4kali lebih tinggi dibanding subjek dengan aktivitas tinggi. Sementara, subjek dengan aktivitas fisik rendah berisiko tidak bugar 10,7 kali lebih tinggi. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa sebesar 88,7% responden berstatus tidak bugar dengan faktor mempengaruhinya, yaitu jenis kelamin, asupan energi, aktivitas olahraga dan zat besi(Nurwidyastuti, 2012).

Peneliti memilih mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat sebagai subjek penelitian karena berdasarkan hasil yang dipaparkan dalam penelitian Muizzah (2013), yaitu sebesar 61,7% mahasiswi yang masuk kedalam kategori tidak bugar dengan rata-rata tingkat kebugaran cardiorespiratory sebesar 112,45-119,39kali/menit (Muizzah, 2013). Hasil tersebut diperkuat dengan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap mahasiswaFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengikuti tes kebugaran dengan metode 20 m shuttle run.Kemudian dihitung volume oksigen maksimalnya berdasarkan pencapaian level dan balikan pada lintasan tes. Diketahui bahwa mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat memiliki nilai kebugaran yang paling rendah dibandingkan mahasiswa Program Studi lainnya di FKIK. Nilai rata-rata VO2maks (kebugaran) mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat sebesar 23,82 ml/kg/menit. Selanjutnya, diikuti dengan Program Studi Ilmu Keperawatan dengan rata-rata VO2maks 23,85ml/kg/menit, Program Studi Pendidikan Dokter 24,32 ml/kg/menit dan Program Studi Farmasi dengan nilai rata-rata VO2maks sebesar 25,45 ml/kg/menit.

Sementara, pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat sendiri diketahui bahwa sebesar 66,7% mahasiswa tidak bugar ditunjukkan dari rata-rata tingkat kebugaran berdasarkan estimasi nilai VO2maks 23,34ml/kg/menit pada perempuan dan 32,3ml/kg/menit pada laki-laki. Sementara, 33,3% mahasiswa lainnya


(19)

bugar dengan rata-rata tingkat kebugaran sedang berdasarkan estimasi nilai VO2maks 41,8ml/kg/menit. Idealnya intensitas latihan menghasilkan nilai VO2maks 33,8-41,25ml/kg/menit. Sehingga, hasil studi pendahuluan diketahui bahwa tingkat kebugaran mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat rendah dengan rata-rata kebugaran perempuan lebih rendah dibanding laki-laki.

Mahasiswa sebagai bagian dari penerus bangsa harus mempersiapkan diri untuk membangun bangsa. Oleh karena itu, kondisi tubuh yang sehat dan bugar sangat diperlukan karena kondisi tersebut merupakan salah satu faktor pencegahan yang tepat dari penyakit degeneratif di masa depan. Rendahnya kebugaran mahasiswa yang akan berdampak negatif di masa depannya membuat peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Kebugaran merupakan salah satu indikator kesehatan seseorang. Kebugaran menjadi perhatian mengingat dampak yang ditimbulkan akibat dari kebugaran yang rendah di masa remaja berdampak pada kebugaran yang rendah juga di masa dewasa dan berhubungan dengan tingginya tingkat mortalitas dan morbiditas populasi pada kelompok umur 19-49 tahun.Sayangnya, perhatian mahasiswa akan hal ini masih kurang akibat dari pergeseran pola hidup dan perkembangan teknologi yang memudahkan pekerjaan menjadi efektif dan efisien. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2013 ditemukanbahwa mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta usia 19-22 tahun yang tidak bugar melebihi rata-rata angka kebugaran Nasional. Selain itu, hasil studi pendahuluan yang dilakukan


(20)

terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diketahui bahwa mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat memiliki nilai VO2maks paling rendah diantara Program Studi lainnya di FKIK. Pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat itu sendiri diperoleh hasil bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat kebugaran yang rendah setelah mengikuti tes kebugaran dengan metode 20 m shuttle run test.Tingginya prevalensi tidak bugar pada mahasiswi program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah menjadi landasan peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

C. Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimana gambaran kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

2 Bagaimana gambaran status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dan persen lemak tubuh pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

3 Bagaimana gambaran asupan zat gizi khususnya Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamn B1, Zat Besi dan Manganpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

4 Bagaimana gambaran status merokok pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

5 Bagaimana gambaran kapasitas vital paru pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?


(21)

6 Bagaimana gambaran aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015?

7 Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015? 8 Apakah ada hubungan antara status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dan

persen lemak tubuh) dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

9 Apakah ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

10 Apakah ada hubungan antara asupan protein dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

11 Apakah ada hubungan antara asupan lemak dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

12 Apakah ada hubungan antara asupan vitamin B1 dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

13 Apakah ada hubungan antara asupan zat besi dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

14 Apakah ada hubungan antara asupan mangan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?


(22)

15 Apakah ada hubungan antara status merokok dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

16 Apakah ada hubungan antara kapasitas vital paru dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

17 Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

18 Faktor apa yang paling berpengaruh terhadapkebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

b. Diketahuinya gambaran status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dan persen lemak tubuhpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.


(23)

c. Diketahuinya gambaran asupan zat gizi khususnya Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamn B1, Zat Besi dan Manganpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

d. Diketahuinya gambaran status merokok pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

e. Diketahuinya gambaran kapasitas vital paru pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

f. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

g. Diketahuinya hubungan antara status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan persen lemak tubuh dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

h. Diketahuinya hubungan antara asupan karbohidrat dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

i. Diketahuinya hubungan antara asupan protein dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

j. Diketahuinya hubungan antara asupan lemak dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

k. Diketahuinya hubungan antara asupan vitamin B1 dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.


(24)

l. Diketahuinya hubungan antara asupan zat besi dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

m. Diketahuinya hubungan antara asupan mangan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

n. Diketahuinya hubungan antara status merokok dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

o. Diketahuinya hubungan antara kapasitas vital paru dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

p. Diketahuinya hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

q. Diketahuinya faktor yang paling berpengaruh terhadap kebugaran pada mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah 2015.


(25)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah meliputi manfaat bagi pihak Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan bagi peneliti.

1. Manfaat Bagi program Studi Kesehatan Masyarakat

a. Pihak Prodi mengetahui kebugaran serta hubungan faktor yang mempengaruhi kebugaran mahasiswa Program studi Kesehatan Masyarakat untuk segera melakukan upaya preventif terhadap masalah tersebut.

b. Terlaksananya salah satu upaya untuk melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

c. Sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian yang berguna bagi masyarakat luas di bidang kesehatan masyarakat, khususnya terkait kebugaran mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

2. Manfaat bagi Peneliti

a. Sebagai media untuk mengaplikasikan Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah dipelajari.

b. Menambah wawasan peneliti terkait kebugaran dan faktor yang mempengaruhinya.

c. Sebagai acuan untuk melakukan penelitian lanjutan terkait dengan faktor yang mempengaruhi kebugaran mahasiswa.


(26)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 ini dilakukan oleh mahasiswi peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat. Penelitian dimulaisejakJanuari hingga Juni 2015 dengan subjek mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas Islam Negeri Jakarta yang masih berstatus aktif pada periode 2014/2015 dan berusia 19-22 tahunberjumlah 60orang.Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalahdesain Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif.Instrumen yang digunakan adalah kuesioner,alat ukur tinggi dan berat badan, BIA 2 pod, PAR-Q test, IPAQ, form record dan recall 24 jam dan alat bantu untuk tes kebugaran 20m shuttle run. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportional sampling dan analisa data dengan uji non parametrik Mann Whitney dan Chi Square antara variabel independen, yaitustatus gizi berdasarkan indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh,asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, zat besi dan mangan), status merokok, kapasitas vital paru dan aktivitas fisik dengan variabel dependen yaitu kebugaran.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebugaran

Menurut Hoeger (2014) kebugaran adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang biasa dan tidak biasa dilakukannya sehari-hari secara aman tanpa ada kelelahan dan masih memiliki cadangan energi untuk melakukan aktivitas lainnya. Pendapat lain menyatakan kebugaran merupakan suatu keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Hermanto, 2012). Sementara, menurut Sarwono (2000) kebugaran sebagai hasil daya tahan aerobik bergantung pada variabel fisiologis, seperti peran pengangkutan dan penggunaan oksigen dari udara ke otot-otot aktif dalam metabolisme aerobik daripada bergantung pada variabel-variabel yang didasarkan pada ukuran anthropometric.

Kebugaran adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi dan alat gerak tubuh sesuai dengan batas-batas fisiologis yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta efisiensi kerja fisik, sehingga masih dapat melakukan kegiatan lain yang bersifat rekreatif (Muhibbut Thibri dkk., 2014). Kebugaran merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Sehingga, kebugaran dapat didefinisikan sebagai kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dapat terhindar dari penyakit akibat kurang gerak (hypokinetic) serta menyeimbangkan anatara asupan zat gizi dengan energi yang dikeluarkan.


(28)

1. Jenis Kebugaran a. Aerobik

Suatu sistem yang diproduksi energi dan bergantung pada ketersediaan oksigen disebut metabolisme aerobik (BoyledanLong, 2010). Olahraga aerobik yang mengutamakan daya tahan pada kerja otot optimal dari organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk mengangkut oksigen. Dengan tersedianya oksigen maka proses pembakaran sumber energi dapat berjalan sempurna. Proses ini dilakukan secara berkesinambungan dalam waktu yang cukup lama. Cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok ini adalah renang jarak menengah dan jauh, dayung, lari jarak jauh, balap sepeda jarang menengah dan jauh (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013a).

b. Anaerobik

Suatu sistem yang diproduksi energi namun tidak bergantung pada ketersediaan oksigen disebut metabolisme aerobik (BoyledanLong, 2010). Olahraga anaerobik adalah olahraga yang mengutamakan kekuatan otot dengan tenaga ledakan tinggi dan berlangsung dalam waktu singkat serta tidak dapat dilakukan secara terus menerus. Proses ini membutuhkan interval istirahat untuk dapat meregenerasi sumber energi. Aktivitas yang dominan dalam olahraga ini adalah gerakan-gerakan yang membutuhkan kecepatan, kekuatan dan power (aktivitas anaerobik). Energiyang digunakan oleh tubuh diperoleh melalui hidrolisisi phophokreatine (PCr) serta melalui proses glikolisis glukosa secara anaerobik. Proses metabolisme energi secara anaerobic ini dapat berjalan tanpa kehadiran oksigen (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013a).


(29)

Proses metabolisme energi secara anaerobik akan menghasilkan produk asam laktat yang apabila terakumulasi akan menghambat kontraksi otot dan menimbulkan rasa nyeri (Murray, 2009). Hal ini yang menjadi alasan olahraga anaerobik tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

2. Komponen Kebugaran

Komponen kebugaran/kebugaran terdiri atas dua aspek diantaranya: a) komponen yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan b) komponen yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness). Komponen kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain: koordinasi, keseimbangan, kecepatan, power, dan kecepatan waktu reaksi. Sedangkan, komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dibutuhkan dan harus dicapai oleh semua orang tanpa terkecuali. Komponen “health related fitness” terdiri dari daya tahan jantung-paru (cardiorespiratory), kekuatan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh (Irfan, 2011). Berikut adalah komponen kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan adalah:

a. Ketahanan Cardiospiratory

Ketahanan cardiorespiratory adalah kemampuan jantung, paru-paru, dan pembuluh darah untuk memasok oksigen ke sel-sel untuk memenuhi tuntutan aktivitas fisik yang berkepanjangan (sebagai latihan aerobik) (HoegerdanHoeger, 2011a). Menurut Neiman (2001), daya tahan adalah suatu keadaan yang menekankan pada kapasitas kerja tubuh secara terus-menerus, khususnya daya tahan pada kardiovaskuler dan otot yang memiliki kontribusi besar dalam kebugaran seseorang. Adapun pendapat lain menyatakan bahwa ketahanancardiorespiratory adalah kemampuan sistem sirkulasi dan respirasi


(30)

paru dalam menyediakan cadangan oksigen selama aktivitas dengan melibatkan kelompok besar otot (Nieman, 2001). Kemampuan pengambilan oksigen selama aktifitas fisik menggambarkan kemampuan metabolisme yang dimiliki setiap individu.

Salah satu cara pengukuran ketahanan kardioresporatori adalah dengan mengukur VO2maks atau jumlah oksigen yang maksimal terambil. Beberapa cara pengukuran ketahan lainnya yang dapat dilakukan, yaitu: mengendarai ergometer sepeda (ergocycle),berlari pada ergometer (treadmill), berjalan, jogging, lari atau jalan cepat selama 12 menit (Nieman, 2001). Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik membutuhkan lebih banyak energi dan oksigen dari tubuh. Oleh sebab itu, beberapa organ penting seperti jantung, paru-paru dan pembuluh darah harus mengantarkan oksigen dalam jumlah yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan sel-sel didalam tubuhnya. Sehingga, orang yang memiliki daya tahan cardiorespiratory rendah, harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen, darah dan lainnya (HoegerdanHoeger, 2011b). American College Sport and Medicine (ACSM) telah merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik tingkat moderat atau sedang dengan frekuensi 3-5 hari selama 20-30 menit dalam satu kali aktivitas fisik (Nieman, 2011).

b. Kekuatan Otot

Kekuatan otot adalah kemampuan otot dalam menghasilkan tenaga. Kekuatan otot dapat digambarkan berupa kontraksi maksimal yang akan dihasilkan oleh otot dalam melakukan suatu aktivitas. Pada awalnya akan otot melakukan kontraksi tanpa disertai pemendekkan (isometric) hingga hasil dari kontraksi tersebut mencapai titik ketegangan yang seimbang. Setelah itu, otot


(31)

akan berkontraksi yang disertai dengan pemendekkan (isotonic) (Nieman, 2001). Kekuatan otot yang diatur selama beraktivitas adalah kekuatan maksimal isometric yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis tubuh manusia. Faktor yang mempengaruhinya adalah usia dan jenis kelamin (HoegerdanHoeger, 2011a)

c. Fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan ukuran capaian gerak pada sendi atau kelompok sendi tanpa menyebabkan cedera. Kelenturan adalah standar maksimal untuk bergerak yang dapat dilakukan oleh persendian. Kelenturan berkaitan dengan persendian, otot, tendon dan ligamen yang berada disekeliling persendian (Nieman, 2007). Beberapa faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi fleksibilitas, antara lain: usia, jenis kelamin, komponen sendi dan latihan atau kebiasaan olahraga (HoegerdanHoeger, 2011a).

d. Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh adalah jumlah massa tubuh tanpa lemak dan jaringan adiposa (massa lemak) pada tubuh manusia. Komposisi tubuh terdiri atas 2 komponen utama, yaitu : komposisi lemak tubuh (fat mass) dan komposisi massa tubuh tanpa lemak (fat-free mass). Lemak tubuh pada kasus ini termasuk semua lipida baik yang berasal dari jaringan lemak maupun jaringan lainnya. Komposisi massa tubuh tanpa lemak terdiri dari seluruh bahan kimia dan jaringan sisa komposisi lemak tubuh, termasuk didalamnya terdapat air, otot, tulang, jaringan ikat dan organ dalam.Persen lemak tubuh adalah presentasi total berat badan yang mampu mempresentasikan total lemak dan biasa digunakan sebagai evaluasi komposisi tubuh seseorang (Nieman,


(32)

2001).Persentase lemak tubuh yang dianjurkan untuk laki-laki sekitar 15% dan 23% untuk perempuan dari total bobot tubuh (Wilkins, 2007).

Metode untuk memprediksi total komposisi tubuh, khususnya persen lemak tubuh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : secara langsung dan tidak langsung. Metode perhitungan persen lemak tubuh secara langsung memberikan ketepatan yang paling baik dibandingkan dengan metode perhitungan tidak langsung. Namun, metode langsung tidak dapat diaplikasikan pada subyek yang masih hidup. Beberapa metode perhitungan persen lemak tubuh secara tidak langsung yang umum digunakan dan memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, yaitu metode underwater weighing, rongenologi, USG, CT scan, BIA (Bioelectrical Impedance Analyses) dan metode anthropometricdengan teknik skinfold.

Metode yang banyak digunakan untuk mengukur lemak tubuh adalah Skinfold dan underwater weighingyang merupakan bentuk aplikasi dari hukum Archimedes. Dibandingkan dengan pengukuran berat badan biasa, tes under water weighing mampu memberikan estimasi komposisi tubuh yang lebih baik. Namun, kelemahan metode under water weighing adalah memerlukan ketrampilan khusus baik cara pemeriksaan nya maupun cara penilaian hasilnya sehingga tidak semua orang dapat menggunakannya. Selain itu, kelemahan lain yang muncul dari sisi alat adalah tingginya biaya pengadaan alat. Sementara, metode skinfold memiliki keunggulan dari sisi kemudahan dalam pengadaan alat dan mampu mempresentasikan lemak didalam tubuh(Nieman, 2001). Namun, sama halnya dengan metode under water weighing, skinfold juga memiliki kelemahan diantaranya: membutuhkan waktu yang lama karena setiap responden diukur pada beberapa titik yang juga bergantung pada


(33)

sensitivitas responden terhadap sentuhan. Selain itu, pada pelaksanaannya dibutuhkan keterampilan khusus pada saat pengukuran.Sehingga, pada penelitian ini, alat yang peneliti pilih dalam mengukur persen lemak tubuh yang lebih praktis dengan tingkat keakuratan yang tinggi adalah BIA (Bioelectrical Impedance Analyses).

3. Pengukuran Kebugaran

Pengukuran terhadap komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan melalui pengukuran volume oksigen maksimal (VO2maks). VO2maks adalah jumlah oksigen maksimal dalam tubuh manusia yang berguna untuk beraktivitas sehari-hari dalam satuan ml/kg/menit (HoegerdanHoeger, 2011a). Menurut Nieman (2011), VO2maks merupakan kapasitas oksigen maksimal dalam tubuh yang diambil, didistribusikan dan digunakan tubuh selama beraktivitas. Nilai VO2maks dipengaruhi oleh tiga fungsi tubuh yaitu 1) fungsi sistem pernafasan, untuk menentukan jumlah oksigen yang ditransportasikan melalui darah dan diserap oleh paru-paru. 2) fungsi sistem muskolaskeletal yang bertugas mengubah karbohidrat dan lemak menjadi Adenosine Triphosphate (ATP) sebagai energi untuk melakukan kontraksi otot dan produksi panas. 3) fungsi dari sistem kardiovaskular yang berperan dalam memompa dan mendistribusikan oksigen dalam darah ke seluruh tubuh(HoegerdanHoeger, 2014).

Pengukuran kebugaran bertujuan untuk memantau kebugaran seseorang yang dianjurkan dilakukan selama 3 - 6 bulan sekali. Dalam penelitian ini, pengukuran kebugaran tidak langsung yang digunakan sebagai indikator nilai kebugaran responden, yakni menggunakan metode 20m shuttle run test. Literatur


(34)

menyebutkan bahwa pengukuran kebugaran dibagi atas dua jenis yaitu kebugaran langsung dan tidak langsung, seperti berikut :

a. Tes Kebugaran Langsung

Pengukuran VO2Maks terbagi atas dua cara, yaitu pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran VO2maks secara langsung dengan menggunakan alat seperti treadmill dan ergometer seperti berikut :

1) Tes Treadmill

Treadmill test adalah tes kebugaran dengan menggunakan alat khusus yang dapat diatur kecepatan dan kemiringannya. Tes ini bertujuan untuk mengukur kapasitas aerobik maksimal seseorang (VO2maks) untuk menggambarkan derajat kebugaran (Puskesjasrek, 2000).Tes treadmill merupakan tes maksimal yang paling sering digunakan. Hasil tes ini berupa nilai kebugaran dalam MET-s atau dalam ml O2/kg BB/menit. Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat treadmill dan stopwatch yang dilakukan selama 4 menit. Kecepatan alat treadmill yang dianjurkan pada rentang 2 sampai 4.5 mphdan kemudian dihitung menggunakan rumus (Ashok, 2008)seperti pada persamaan (2.1) berikut:

(2.1)

Keterangan:

0 = jenis kelamin perempuan 1 = jenis kelamin laki-laki

VO2 Maks =1,51 + (21.8 x kecepatan) – (0.327 x denyut jantung) –

(0.263 x kecepatan x umur) + (0.00504 x denyut jantung x umur) + 5.98n x jenis kelamin)


(35)

2) Tes Ergometer Sepeda

Tes kebugaran ini hampir sama dengan treadmill, yang membedakan hanya alat yang digunakan yaitu cycle ergometer. Ergocycle Test yaitu tes mengayuh sepeda argometer yang dipergunakan untuk menilai tingkat kebugaran berdasarkan kemampuan aerobik seseorang pelaksanaan tes ini dibedakan menjadi dua model pembebanan, yaitu pembebanan sub maksimal dan pembebanan maksimal. Pengukuran denyut nadi dilakukan selama 4 menit dan setiap menit diberikan beban tambahan jika denyut nadi per menit telah memenuhi batas yang ditentukan (HoegerdanHoeger, 2014). Tes ini merupakan tes submaksimal, yang sering dilakukan adalah tes ergometer sepeda Astrand dan Fox. Hasil tes adalah nilai kebugaran dalam ml O2/kg BB/menit.

Penelitian Hapsari (2007),terhadap remaja Persatuan Sepak Bola Pasuruan menunjukkan bahwa latihan yang terprogram dan terukur dapat memberikan peningkatan kapasitas VO2maks antara 10%-20% menjelaskan bahwa kebugaran khususnya kapasitas aerobik dapat ditingkatkan melalui latihan aerobik dengan memperhatikan faktor seperti intensitas latihan, frekuensi latihan dan lama latihan dalam training zone.

Penelitian lain menyebutkan bahwa VO2maks yang tidak berjalan kaki secara umum dari 60 siswa yang tidak berjalan kaki mempunyai klasifikasi VO2maks sangat kurang dengan persentase 57,8%, 37,8% kurang, dan 4,4% lainnya sedang dan yang berjalan kaki secara umum dari 60 siswa yang berjalan kaki mempunyai klasifikasi VO2maks sedang dengan persentase 51,1%, dan 24,4% kurang. Sedangkan 17,8% termasuk kurang sekali dan 6,7% lainnya termasuk dalam kategori baik. Rata-rata


(36)

kapasitas vital paru siswa yang berjalan kaki dan yang tidak berjalan kaki dapat dikatakan sama atau tidak berbeda secara signifikan (Alfian, 2012)

b. Tes Pengukuran Tidak Langsung

Pengukuran tes VO2maks secara tidak langsung terbagi atas dua jenis tes naik turun tangga dan tes lapangan. Tes naik turun tangga telah berkembang, diantaranya : 1) YMCA 3 minutes step test adalah tes kebugaran yang dilakukan dengan menggunakan kurs setinggi 12 cm dengan pengaturan metronome 96 bpm. 2) Queen’s College step test adalah jenis tes kebugaran yang dengan cara naik turun kursi sebanyak 24 kali dalam satu menit untuk laki-laki dan 22 kali dalam satu menit untuk perempuan yang dilakukan selama tiga menit, 3) Canadian home fitness test merupakan tes kebugaran dengan metode naik turun tangga setinggi 20.3 cm dan4) Chester step test dengan menggunakan tinggi kursi yang bervariasi antara 15-30 cm yang disesuaikan dengan tingkat aktivitas dan usia responden (Ashok, 2008).

1) Tes Balke

Tes Balke adalah tes kebugaran yang dilakukan dengansubjek berjalan cepat atau berlari selama 15 menit dengan jarak tempuh 1 atau 1.5 mil. Salah satu prosedur dari tes Balke ini subjek tidak boleh berhenti diam atau istirahat di dalam lintasan (Budiman, 2014). Kebugaran subjek dapat dihitung dengan persamaan (2.2), berikut:

(2.2) Keterangan:

a = Jarak yang ditempuh selama lari 15 menit dalam meter. VO2 Maks ml O2/kg BB/menit = 0.172 (( a : 15 ) – 133 ) + 33.3))


(37)

Tes lari 15 menit Balke merupakan tes maksimal yang dilakukan di lapangan.Tes ini merupakan tes lapangan yang baik dan sering digunakan untuk tes kebugaran atlet bersama dengan tes lari 12 menit dari tes Cooper(HoegerdanHoeger, 2011a).

2) Tes Cooper

Tes kebugaran sama hampir sama dengan tes Balke, yang berbeda hanya lama waktu dari tes yang harus dijalani oleh subjek, yakni : tes kebugaran Cooper diukur dengan berlariatau berjalan selama 12 menit dengan jarak 2,4 Km (dalam menit), dan 4,82 Km untuk berjalan cepat (HoegerdanHoeger, 2011a).

3) Shuttle Run Test 20 m

Shuttle Run Test 20 m adalah tes kebugaran lapangan yang menggunakan estimasi VO2maks dengan cara berlari sepanjang 20meter (sesuai dengan garis start dan finish yang sudah ditentukan) bolak balik dan mengikuti tanda yang telat ditentukan dengan peningkatan level kecepatan di setiap titik (tanda beep) tertentu. Kecepatan lari tahap awal pada umumnya yaitu sebesar 8,0km/jam sampai 85 km/jam dan akan terus meningkat sebanyak 0,5km/jam disetiap menitnya. Tanda beep terdiri atas dua jenis, single beep menunjukkan tanda berakhirnya waktu di setiap lap. Bunyi triple beep menunjukkan bahwa subjek harus meningkatkan kecepatan larinya. Subjek dinyatakan gagal apabila tertinggal sebanyak dua kali berturut-turut tanda beep atau kelelahan (Ashok, 2008).


(38)

Pada penelitian ini, tes kebugaran yang digunakan adalah 20m shuttle run test. Terdapat beberapa persamaan yang dibuat oleh para peneliti untuk estimasi nilai VO2maks dengan menggunakan shuttle run test. Estimasi nilai VO2maks dengan menggunakan shuttle run test dengan melihat tabel berikut :

Tabel 2.1

Estimasi Nilai VO2maks berdasarkan level 20 m shuttle run test

Level VO2maks (ml/kg/menit) Level VO2maks (ml/kg/menit)

1 17.20 11 50.50

2 20.00 12 54.10

3 23.05 13 57.46

4 26.26 14 60.92

5 29.85 15 64.40

6 33.25 16 67.80

7 36.75 17 71.15

8 40.20 18 74.58

9 43.60 19 78.10

10 47.10 20 81.55

Sumber : (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005)

Persamaan (2.3) yang memprediksi nilai VO2maks(Matsuzaka dkk., 2004), yaitu:

B. (2.3) Keterangan :

VO2maks = Asupan oksigen maksimum (ml/kg/menit)

G = Jenis kelamin (0 untuk laki-laki ; 1 untuk perempuan) A = Usia (tahun)

BMI = Indeks Massa Tubuh (Kg/m2) TL = Total lap

Menurut (Puskesjasrek, 2000)kategori VO2maks (ml/kg/min) terbagi atas lima kategori, seperti yang tercantum pada tabel berikut:


(39)

Tabel 2.2 Kategori VO2maks

Kategori VO2maks (ml/Kg/min)

<30 31-39 40-49

Sangat kurang

<25.0 <25.0 <25.0 Kurang 25.0 – 33.7 25.0 – 30.1 25.0-26.4 Sedang 33.8 – 42.5 30.2 – 39.1 26.5 – 35.4 Baik 42,6 – 51.5 39.2 – 48.0 35.5 – 45.0

Baik sekali 51.6 + 47.1 + 45.1 +

Sumber : (Puskesjasrek, 2000)

Metode metode 20m shuttle run test dipilih sebagai metode tes kebugaran pada penelitian ini karena mudah, dapat melakukan tes dalam satu waktu (7-8 peserta tes), hasil cepat diperoleh serta dapat dilakukan didalam dan diluar ruangan.

B. Mahasiswa

Menurut Sarwono (2000) mahasiswa adalah setiap orang yang resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran diperguruan tinggi dengan batas usia 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh status sosial karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan kaum intelektual atau cendekiawan yang dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan predikat (Tonni Limbong, 2013).

Mahasiswa Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki karakteristik yang beragam terkait dengan aktivitas fisiknya. Mahasiswa FKIK sangat memanfaatkan fasilitas yang disediakan salah satunya adalah lift. Setiap hari mahasiswa berdiri didepan lift untuk menunggu antrian lift yang hanya berkapasitas 1000kg. Mahasiswa lebih nyaman dengan posisi menunggu lift dibandingkan menaiki tangga yang kosong untuk sampai ke kelas yang dituju. Hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang berakibat pada rendahnya tingkat


(40)

aktivitas fisik mahasiswa dan berdampak pada rendahnya tingkat kebugaran mereka. Fenomena tersebut juga diperparah dengan jadwal kuliah mahasiswa yang padat membentuk mereka untuk nyaman dalam perilaku sedentarinya.

C. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran 1. Jenis Kelamin

Menurut Kementerian Kesehatan (2008), jenis kelamin adalah perbedaan seks yang didapat sejak lahir yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi untuk mencapai kebugaran individu yang sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Tingkat kebugaran pada wanita cenderung lebih rendah dibandingkan pria, hal ini terkait dengan perbedaan kadar hemoglobin, komposisi tubuh dan tingkat aktifitas fisik (Hermanto, 2012).

Teori Worthington (2000), menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin akan menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang karena pertumbuhan dan perkembangan individu cukup berbeda antara laki-laki dan perempuan. Teori ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni (2013) pada laki-laki dan perempuan usia produktif yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kebugaran nilai (p=0,003). Sehingga, dapat dikatakan bahwa penelitian ini ada hubungan antara tingkat kebugaran jasmani antara responden pria dan wanita usia produktif (Nugraheni, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gray (2003) pada anak-anak di Portugis dengan menggunakan metode 20 m shuttle run test diperoleh hasil bahwa anak laki-laki lebih bugar dibandingkan dengan anak perempuan. Hal ini berkaitan dengan jumlah kadar hemoglobin dalam darah pada anaklaki-laki jauh


(41)

lebih banyak dibandingkan anak perempuan.Hal tersebut juga terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Saqurin (2013) dengan subjek mahasiswa yang mengikuti UKM Taekwondo di Universitas Airlangga menunjukkan bahwa kadar VO2maks (kebugaran) pada perempuan lebih kecil dibandingkan laki-laki yaitu sebesar 36%. Namun sebaliknya, pada penelitian yang dilakukan oleh (Prabowo, 2014). Menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi latihan dengan jenis kelamin terhadap kebugaran anggota klub jantung sehat Mugas Kota Semarang Tahun 2013 (Saqurin, 2013).

Namun, hasil yang berbeda akan ditemukan apabila responden bukan berada pada usia produktif seperti penelitian yang dilakukan pada peserta klub jantung sehat. Hasil penelitian Hermani dan Mansyur (2013) menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna antara nilai prediksi VO2maks dengan jenis kelamin. Hal tersebut berkaitan dengan perbedaan fungsi kardiovaskuler antara laki-laki dan perempuan, yakni terkait efek protektif estrogen yang dapat menurunkan risiko premenopause untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Namun khusus untuk perempuan yang telah memasuki masa menopause, efek tersebut hilang dan perbedaan terkait jenis kelamin juga hilang. Sehingga, tidak ditemukannya perbedaan yang bermakna pada penelitian ini karena efek protektif progesterone responden penelitian sudah hilang akibat dari menopause (HarmanidanMansyur, 2013). Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran pada wanita adalah dengan melakukan senam. Pelatihan senam 3x/minggu selama 10 minggu terbukti membantu meningkatkan kebugaran fisik wanita berdasarkan uji efektifitas perlakuan dengan paired sample t-test dan uji statistik Anova (Analysis of Variance) diperoleh nilai p < 0,05. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari penyakit akibat kurang gerak (Bawiling dkk., 2014).


(42)

2. Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara gizi kurang, baik dan gizi lebih (Almatsier, 2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi kebugaran adalah gizi. Gizi merupakan suatu proses yang dilakukan makhluk hidup mulai dari pencernaan didalam rongga mulut hingga sekresi. Gizi berkontribusi dalam aspek kebugaran yakni: ketahanan dan kekuatan tubuh yang berkaitan dengan status gizi, meliputi : pemenuhan gizi makanan dengan kemampuan melaksanakan tugas sehari-hari. Sehingga dalam pelaksanaannya, tubuh membutuhkan asupan gizi yang sesuai berdasarkan fungsi dari zat gizi dalam makanan (sebagai sumber energi, bahan pembangun dan bahan pengatur). Oleh sebab itu, untuk mencapai kebugaran diperlukan gizi karena gizi mampu meningkatkan kebugaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2012) menunjukkan bahwa Status gizi dan motivasi belajar secara bersama-sama memberi kontribusi terhadap kebugaran mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga Kesehatan Universitas Jambi sebesar 45,83% (Ali, 2012). Parameter status gizi pada penelitian ini dilihat berdasarkan indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh responden.

a. Penilaian Status Gizi

Menurut Gibson (2005), penilaian status gizi didefinisikan sebagai interpretasi dari informasi yang diperoleh dari studi diet, biokimia, antropometri dan klinis. Anthropometricmemiliki asal kata dari antrophos dan metros, antrophos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Pengukuran antropometri ada 2 tipe, yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Anthropometric gizi adalah pengukuran yang berhubungan dengan


(43)

pengukuran dimensi dan komposisi tubuh yang bervariasi dari berbagai tingkatan seperti umur dan kebutuhan gizi (Gibson, 2005).

Kelebihan dari pengukuran antropometri, yaitu memberikan informasi tentang riwayat gizi seseorang di masa lalu, mampu mendeteksi malnutrisi tingkat sedang maupun parah yang tidak dapat diperoleh dari metode pengukuran lainnya. Selain itu, kelebihan dari pengukuran ini adalah relatif cepat, mudah dan reliable karena telah memiliki metode yang terstandardisasi serta peralatan yang terkaliberasi. Namun, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi status kekurangan (defisiensi) gizi tertentu (Gibson, 2005). Cara ukur yang biasa digunakan meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, atas dan tabal lemak dibawah kulit

1) Indeks Massa Tubuh

Index Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supriasa, 2002). Berikut rumus (2.4) untuk mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang :

(2.4)

Menurut Depkes (2004) Kategori IMT terbagi atas : Tabel 2.3

Klasifikasi IMT

Kategori IMT Klasifikasi < 18.5 Kg/m2 Kurang 18.5 – 24.9 Kg/m2 Normal

≥ 25 Kg/m2 Lebih

Sumber : (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008)

IMT = Berat Badan (Kg) Tinggi Badan (m2)


(44)

Indeks massa tubuh yang lebih akan menimbulkan timbunan lemak dalam tubuh. Timbunan lemak dalam tubuh akan membungkus jaringan viseral yang menyebabkan jaringan bekerja lebih kuat dalam menyuplai oksigen guna menghasilkan energi oleh karena itu jantung perlu memompa pada frekuensi yang sering. Selain itu, efek samping dari berat badan berlebih, yakni terdapat sel dan otot yang membesar mempengaruhi kebutuhan nutrisi yang lebih besar dan menyebabkan peningkatan denyut jantung. Hal ini menimbulkan ketidakefisienan fungsi jantung sehingga seseorang dengan berat badan lebih tersebut akan mengalami kelelahan jauh lebih dini daripada kondisi normal (Martins D dkk., 2003). Sehingga, kelebihan berat badan umumnya menyebabkan penurunan kebugaran karena peningkatan kebutuhan energi pada sistem aerobik untuk melakukan pergerakan.

Pribris,dkk (2010) menggunakan IMT sebagai salah satu komponen pengukuran kebugaran dalam evaluasi komposisi tubuh. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hubungan langsung yang signifikan antara nilai rata-rata VO2maks dengan IMT mahasiswa (p <0,001) (Pribis dkk.,

2010). Sementara, penelitian Sarwono (2000) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan negatif antara IMT dan kebugaran mahasiswa (Pvalue= 0,0103). Hal tersebut disebabkan oleh kesadaran untuk melakukan aktivitas fisik pada individu dengan IMT lebih, lebih besar dibanding individu yang memiliki IMT normal ataupun kurang(Sarwono, 2000). Lain halnya dengan penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara status gizi berdasarkan IMT dengan kebugaran (P= 0,0004)(Sari, 2014). Penelitian Anam dkk (2010) sejalan dengan kedua penelitian


(45)

sebelumnya, yaitu IMT subjek yang inaktif lebih tinggi dibandingkan IMT subjek yang aktif (p=0,011). Sehingga, menyebabkan kebugaran subjek inaktif lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang aktif (Anam dkk., 2010).Sementara, hasil penelitianlainnya menyatakan bahwa IMT sangat terkait dengan persentase lemak tubuh (p = 0,01). Diketahui terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara kebugaran dan IMT pada anakunderweight dan perempuan overweight dengan skor kebugaran yang tinggi (Monyeki MA dkk., 2012).

Hasil berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan terhadap pekerja Indocement di Bogor, yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan VO2maks. Hasil uji hubungan memiliki nilai koefisiensi negatif, yang berarti semakin tinggi nilai IMT maka semakin rendah nilai VO2maks nya. Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan oleh perubahan perilaku seperti meningkatkanya pengetahuan mengenai kesehatan sehingga terjadi peningkatan dalam frekuensi atau durasi olahraga sehingga hal tersebut dapat meningkatkan nilai VO2maks (Kharisma TamimidanRimbawan, 2015). Hasil yang samayakni tidak terdapat perbedaan bermakna antara IMT dengan kebugaran peserta club. Berdasarkan uji korelasi diketahui tidak ada hubungan signifikan antara nilai IMT dengan VO2maks kelompok tersebut. Hasil itu disebabkan karena banyak faktor lain yang mempengaruhi kebugaran seseorang selain nilai IMT dan pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan kecil sehingga korelasi bivariat menghasilkan hubungan yang tidak signifikan.


(46)

Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran adalah senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama dua bulan. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Galih (2012) bahwa terdapat pengaruh dari latihan senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali seminggu selama 2 bulan pada remaja putri obesitas terhadap penurunan berat badan sebesar 66,78% yang disertai dengan peningkatan kebugaran pada remaja tersebut (Galih Tri Utomo dkk., 2012).

a) Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu pengukuran anthropometric yang paling sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan status gizi. Pengukuran berat badan mampu menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang manusia. Hasil pengukuran berat badan banyak digunakan sebagai alat ukur laju pertumbuhan fisik yang berkaitan dengan kecukupan status gizi pada individu sehat. Lain halnya dengan individu yang memiliki kelainan dalam metabolisme ataupun memiliki riwayat penyakit lain. Gangguan tersebut tentu akan mempengaruhi berat badan individu tersebut (Gibson, 2005).

Menurut Supriasa (2002)pengukuran status gizi dengan menggunakan indikator berat badan adalah pilihan utama yang didasari oleh berbagai pertimbangan, antara lain: 1) parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan, 2)memberikan gambaran status gizi saat ini dan secara periodik mampu


(47)

menggambarkan pertumbuhan seseorang, 3) ukuran Anthropometric yang digunakan secara umum di Indonesia 4)ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur, 5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisian, 6) penilaian berat badan terhadap tinggi badan sudah terbukti sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur, 7) alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal masyarakat.

b) Tinggi Badan

Tinggi badan mampu menggambarkan status gizi masa lalu dan masa kini,apabila umur seseorang tidak diketahui dengan tepat. Selain itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua terpenting dalam pengukuran status gizi karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Supriasa, 2002).

2) Persen Lemak Tubuh

Persen lemak tubuh merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam penilaian status gizi seseorang. Metode yang dapat digunakan untuk memprediksi persen lemak tubuh adalah under water weighing dan skinfold dan Bioelectrical impedance analysis (BIA). BIA adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui persen lemak tubuh dengan memanfaatkan aliran listrik kecil (tidak dapat dirasakan). Lemak merupakan isolator listrik yang baik sehingga tingginya persen lemak tubuh seseorang dapat dilihat dari


(48)

lambatya aliran listrik sampai dari satu kutub ke kutub lain. Saat ini telah berkembang alat pengukuran persen lemak tubuh yang portable dan telah ter komputerisasi, sehingga hasil dapat segera terlihat pada monitor langsung setelah pengukuran dilakukan (Nieman, 2011). Metode ini adalah yang paling populer digunakan karena selain faktor ketersediaan, BIA juga mudah digunakan untuk masyarakat umum.Seperti metode pengukuran pada umumnya, metode BIA memiliki kelemahan yaitu sangat sensitif terhadap status hidrasi seseorang dan latihan fisik yang dapat menyebabkan dehidrasi. Sehingga pemeriksaan harus melibatkan populasi dengan status hidrasi sama. Pada penelitian ini, pengukuran persen lemak tubuh dilakukan sebelum tes kebugaran berlangsung.

Pribris, dkk (2010) menggunakan persen lemak tubuh sebagai salah satu indikator yang dikaitkan dengan kebugaran mahasiswa Andrew University. Hasil studi cohort yang dilakukan sejak tahun 1996-2008 pada 5101 mahasiswa di Andrew University menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan linier yang signifikan antara persen lemak tubuh dan tahun baikpada laki-lakimaupun pada perempuan serta terdapathubungan tidak

langsung yang signifikan antara VO2maks dengan persen lemak tubuh

mahasiswa dengan nilai (r = -0,489; p< 0,001) untuk laki-laki dan (r = -0,416 , p<0,001) untuk perempuan. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata peningkatan persen lemak tubuh mahasiswa dalam 13 tahun terakhir, yaitu sebesar 0,513% pertahun pada laki-laki dan 0,654% pertahun pada perempuan (Pribis dkk., 2010).


(49)

Hasil berbeda diperoleh dari penelitian Macmurray dan Ondrak (2008) yang menyatakan bahwa tingkat kebugaran juga dipengaruhi oleh massa otot dan massa lemak (Ira WolinskydanJudy A. Driskell, 2006). Penelitian lainnya juga menyatakan hal yang sama bahwa remaja yang memiliki tingkat daya tahan paru-paru dan jantung yang tinggi secara signifikan memiliki total simpanan lemak tubuh yang rendah (Jonatan R Ruiz dkk., 2006).

Pada penelitian Hermanto (2012) diketahuibahwa sebagian besar wanita vegetarian memiliki tingkat kebugaran sangat kurang. Namun, IMT dan persentase lemak tubuh dalam kategori normal (65,1%) dan baik (62,8%). Sehingga, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara persen lemak tubuh dengan kebugaran jasmani dengan nilai r = -0,243 dan p = 0,117. Pola makan menghindari bahan makanan hewani diduga menjadi penyebab IMT dan persentase lemak tubuh subjek sebagian besar berada dalam kategori normal. Pola konsumsi vegetarian yang lebih banyak mengonsumsi serat, sedikit asam lemak jenuh kalori menyebabkan akumulasi lemak tubuh yang sedikit.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran adalah senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama dua bulan. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Galih (2012) bahwa terdapat pengaruh dari latihan senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali seminggu selama 2 bulan pada remaja putri obesitas terhadap penurunan persen lemak tubuh sebesar 86,42% dan peningkatan kebugaran pada remaja tersebut (Galih Tri Utomo dkk., 2012).


(50)

3. Asupan Gizi

Asupan gizi adalah salah satu faktor penentu kebugaran. Asupan gizi yang baik akan menghasilkan energi yang cukup, karena energi dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktivitas. Energi merupakan zat yang sangat esensial bagi manusia dalam menjalankan metabolisme basal (proses tubuh yang vital), melakukan aktivitas, pertumbuhan dan pengaturan suhu (Hardinsyah, dkk, 2012). Energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang terdapat di dalam makanan. Karbohidrat sendiri menyumbang sebesar 4,1 kkal/g, sedangkan lemak dan protein masing-masing menyumbang energi sebesar 8,87 kkal/g dan 5,65 kkal/g (Almatsier, 2010). Kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka panjang (Institute Of Medicine, 2005).

Kebutuhan energi seseorang merupakan konsumsi energi yang berasa dari makanan sumber penghasil energi berdasarkan ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas sesuai untuk memelihara kesehatan jangka panjang. Angka kecukupan energi adalah banyaknya asupan makanan dari seseorang yang seimbang dengan pengeluarannya sesuai dengan susunan dan ukuran tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fisiologis tubuh dalam waktu lama (Hardinsyah dkk., 2012).

Tabel 2.4

Angka Kecukupan Gizi Mahasiswa 2013 Zat Gizi

Laki-Laki (19-29 tahun)

Perempuan (19-29 tahun) Energi (Kkal) 2550 1800

Protein (gr) 60 50

Vitamin A (RE) 600 500

Vitamin D (µg) 5 5

Vitamin E (mg) 15 15


(51)

Zat Gizi Laki-Laki (19-29 tahun) Perempuan (19-29 tahun)

Tiamin (mg) 1.2 1.0

Riboflavin (mg) 1.3 1.1

Niasin (mg) 1.6 14

Asam Folat (µg) 400 400 Piridoksin (mg) 1.3 1.3 Vitamin B12

(µg)

2.4 2.4

Vitamin C (µg) 90 90

Kalsium (mg) 800 800

Fosfor (mg) 600 600

Magnesium (mg)

290 250

Besi (mg) 13 26

Yodium ((µg) 150 150

Zinc (mg) 13 9.3

Selenium (µg) 30 30

Mangan (mg) 2.3 1.8

Flour (mg) 3 2.5

Sumber : (AKG, 2013)

a. Pengukuran Asupan Gizi

Asupan energi banyak dipengaruhi oleh asupan zat gizi makro yang menjadi sumber energi utama dalam tubuh. Keberadaan zat makro memiliki peranan penting dalam menjaga kebugaran, seperti berikut ini :

1) Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen yang tersimpan didalam otot dan hati serta dapat diubah dengan cepat ketika tubuh membutuhkan energi (Wilkins, 2007). Kebutuhan karbohidrat harian laki-laki usia 19-29 tahun adalah sebesar 375g dan 292g untuk perempuan (AKG, 2013). Untuk memelihara kesehatan, konsumsi karbohidrat yang dianjurkan dalam sehari sekitar 50%-65% dari konsumsi energi total yang berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% berasal dari karbohidrat sederhana (Almatsier, 2010).


(52)

Karbohidrat kompleks merupakan zat gizi yang terikat dengan zat gizi lain yaitu protein, lemak, vitamin dan mineral serta serat. Karbohidrat kompleks ini akan lebih lama diserap dan dicerna sehingga didalam tubuh akan bertahan lebih lama, pemecahannya berupa glukosa (Fatmah, 2011).

Proses pemecahan karbohidrat dimulai di dalam mulut. Saat makanan dicerna/dikunyah didalam rongga mulut, kelenjar saliva (khususnya kelenjar parotis) mensekresi enzim ptialin yang bertugas untuk menghidrolisis pati menjadi disakarida (maltosa dan isomaltosa). Makanan yang tertinggal didalam mulut dalam waktu singkat (sekitar 3%-5% dari semua pati yang dimakan) dihidrolisis menjadi maltosa dan isomaltosa pada waktu makanan tersebut menuju tahap pencernaan selanjutnya. Kerja ptialin berlangsung selama 15-30 menit setelah makanan masuk ke dalam lambung dan dicampur dengan sekret lambung. Kemudian aktivitas ptialin dihambat oleh asam dari sekret lambung. Ptialin pada hakekatnya tidak aktif sebagai enzim bila pH < 4,0. Sebelum makanan bercampur sempurna dengan sekret lambung, kurang lebih sebanyak 30%-40% pati telah diubah menjadi maltosa dan isomaltosa. Asam getah lambung dapat menghidrolisis pati dan disakarida (Guyton, 1997). Hasil akhir pencernaan karbohidrat yang diabsorpsi ke dalam darah berupa monosakarida. Kadar glukosa darah akan naik dalam jangka waktu ± 30 menit setelah makan dan secara perlahan kembali ke kadar gula normal (70-100 mg/100 ml) dalam waktu 90-180 menit(Elizabeth J.Corwin, 2009). Kadar gula darah maksimal dan kecepatan untuk kembali pada kadar normal bergantung pada jenis makanan. Indeks glikemik (IG) dengan rentang nilai 0-100 dapat mengukur efek asupan makanan pada kadar glukosa darah. Makin


(53)

rendah IG dalam makanan, maka kenaikan glukosa darah semakin kecil sehingga lambat menghasilkan energi. Sebaliknya, makin tinggi nilai IG, makin cepat melepaskan energi yang ditandai dari meningkatnya kadar gula darah (Fatmah, 2011). Hal ini tentu akan mempengaruhi tubuh saat beraktivitas.

Pada saat melakukan aktivitas, karbohidrat menjadi sumber energi utama dalam proses pembakar glukosa menjadi tenaga. Tubuh mensuplai glukosa yang berasal dari hati dalam bentuk glikogen kedalam otot (BoyledanLong, 2010). Jika energi yang terbentuk hanya digunakan sebagian untuk melakukan aktivitas fisik, maka kelebihannya disimpan dalam bentuk glikogen di hati (70g), otot (20g) dan jaringan lemak cadangan. Semakin lama durasi, intensitas dan frekuensi aktivitas atau olahraga, semakin besar tubuh membutuhkan suplai glukosa.Seseorang yang melakukan aktivitas fisik antara 2-4 jam pada tingkat ringan sampai berat setelahnya dapat menurunkan cadangan karbohidrat serta glikogen dalam tubuh (Fatmah, 2011). Sehingga, kegiatan seperti berlari akan lebih cepat menguras cadangan glikogen dibandingkan dengan jogging atau jalan cepat yang menuntut tubuh menggunakan glikogen secara konservatif.

Ketika seseorang mulai berolahraga, tubuh menggunakan sekitar seperlima dari total cadangan glukosa dalam 20menit pertama. Jika aktivitas berlanjut dan melebihi 20menit, maka penggunaan glikogen melambat. Hal tersebut bertujuan untuk menghemat pasokan glikogen yang tersisa. Sehingga, tubuh mulai lebih mengandalkan cadangan lemak untuk bahan bakar (BoyledanLong, 2010). Berdasarkan penelitian yang


(1)

NIM

No.

Nama

Fakultas

Program Studi

Konsentrasi

Angkata

Status

1113101000103 LUTHFI ROFIANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif

88

1113101000104 SRI PURWANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif

89

1113101000105 KHADZIYATUL FILDAH RUSDINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif 90

1113101000106 ACHMAD Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif

91

1113101000107 GILANG ANUGERAH MUNGGARAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif 92


(2)

REKAPITULASI DATA MAHASISWA

PROGRAM REGULER

PER 23 DESEMBER 2014

NIM

No.

Nama

Fakultas

Program Studi

Konsentrasi

Angkata

Status

11141010000001 DWI AYU NOVIANTARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

1

11141010000002 NURUL FARHANAH SYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

2

11141010000003 TIA AGUSTINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

3

11141010000004 NUR ADINDA REVIDINA LUBIS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 4

11141010000005 MUHAMMAD LUTFI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

5

11141010000006 ANNISA AMALIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

6

11141010000007 ROHMI FEBRYANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

7

11141010000008 NANDA AMALA ELSANY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

8

11141010000009 NOVA DWI FARHANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

9

11141010000010 DEBI NADILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

10

11141010000011 NELLIE NOVRIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

11

11141010000012 NURUL ANISA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

12

11141010000013 DINA AZKA MUFIDAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

13

11141010000014 VENNI FAUZIAH UMRI RITONGA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 14

11141010000015 WARDATUL HASANAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

15

11141010000016 SISKA HARIYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

16

11141010000017 UMI KALSUM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

17

11141010000018 ANITA ST FATONAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

18

11141010000019 GIANTI SARASWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

19

11141010000020 NURIZKA FAUZIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

20

11141010000021 JULIUS PRABOWO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

21

11141010000022 ANNISA DWI UTAMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

22

11141010000023 IRPAN ARDIANSAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

23

11141010000024 MUHAMMAD AL RIDHO PRAWIRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 24

11141010000025 SITI ROMANIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif


(3)

NIM

No.

Nama

Fakultas

Program Studi

Konsentrasi

Angkata

Status

11141010000026 WIWIT SUKMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

26

11141010000027 MAULANA JA’FAR ISLAMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

27

11141010000028 FAUZIA SYIFA I Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

28

11141010000029 WULAN ALAWIYAH JAHRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

29

11141010000030 SARAH NUZUL MUSLIMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

30

11141010000031 KAMILA RAHMADIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

31

11141010000032 MUZLIFAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

32

11141010000033 APRILIA DYAH K S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

33

11141010000034 FADHILAH RIZKY N Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

34

11141010000035 SARAH MAFTU SABILA K Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

35

11141010000036 RIFQI ZAKIYA RAHMANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

36

11141010000037 ANIN NADIYAHTUL HILMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

37

11141010000038 VINNY YUSRAINI ZAHRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

38

11141010000039 ELLINA VINAJAHI S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

39

11141010000040 NADHIRA RAMADHANI KH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

40

11141010000041 ANNISA RAHMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

41

11141010000042 FHARIZA SANI RIZKIANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

42

11141010000043 DESTY SETYARINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

43

11141010000044 AJENG ESTU WULAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

44

11141010000045 NUR AULIA FAUZIATIL

MUKAROMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

45

11141010000046 SYIFA NABILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

46

11141010000047 SEPTIANA NURUL HAUFAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

47

11141010000048 ANNISA FIRDAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

48

11141010000049 TARA AINUN ADILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

49

11141010000050 KHUSNUL KHOTIMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

50

11141010000051 RIZKI FATIADI MULYA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

51

11141010000052 RISMA APRILLIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

52

11141010000053 NUR PERMATASARI YUNITA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

53

11141010000054 ZAUJAH MUNTHOHAROH

SURAHMAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

54

11141010000055 IGNACE ADIBATINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

55

11141010000056 SITI NUROMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif


(4)

11141010000057 NINDIYA FAZRIANI ADAM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 57

11141010000058 RAHMA DWI KHAIRINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

58

11141010000059 SOFY DWI SEFRANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

59

11141010000060 CINDY AISYAH FIRDIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

60

11141010000061 SAFFANAH NURIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

61

11141010000062 ERNES SOPHIA RAHMENIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

62

11141010000063 SARTIKA MILADANI KULSUM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 63

11141010000064 ANISA MARWA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

64

11141010000065 SENDYA MARTVIYORI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

65

11141010000066 ATSILAH AZRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

66

11141010000067 ALFIANA RIEDHA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

67

11141010000068 SARAH SALSABILA KHAIRANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 68

11141010000069 NABILAH MUSYARROFAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

69

11141010000070 ESMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

70

11141010000071 TITA RAHMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

71

11141010000072 PUTRI NAWANG WULAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

72

11141010000073 MUSTIKA ARUMBINANG Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

73

11141010000074 NURUL FATHIYAH URFA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

74

11141010000075 NURUL MUHAFILAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

75

11141010000076 MUTHI'AH ADIRA JUWONO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

76

11141010000077 AMALIA POETRI NANINDRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

77

11141010000078 ADDILA AGINSHA PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

78

11141010000079 HAYATUL NISYA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

79

11141010000080 IRMA FAJAR HADI SURYANINGRUM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 80

11141010000081 SITI RAHAYU Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

81

11141010000082 ATIKA RAHMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

82

11141010000083 NABILAH NUR FAUZIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

83

11141010000084 RUTHFIANIWATY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

84

11141010000085 ANNISA FITRIANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

85

11141010000086 ZASMINOFIALTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

86

11141010000087 RIRIN CITRA APRILIANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif


(5)

NIM

No.

Nama

Fakultas

Program Studi

Konsentrasi

Angkata

Status

11141010000088 ANNIDA AMBARUMMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

88

11141010000089 SUCI MAULIDYA PARAMITHA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 89

11141010000090 MIA SARAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

90

11141010000091 IMAN SURYANTA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

91

11141010000092 SYAFITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

92

11141010000093 DEA AMANDA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

93

11141010000094 NI MADE SHELLASIH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

94

11141010000095 ISTIQOMAH NURUL 'AINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

95

11141010000096 ABANG AHMAD SYARDIANSYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif 96

11141010000097 IRENIA TENNOVIA YULIUS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

97

11141010000098 NUR KARTIKA SARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

98

11141010000099 MARYAM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

99

11141010000100 I NYOMAN SANDY PERWIRA

DHARMASAKTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

100

11141010000101 KANNIA NUR OVIDA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

101

11141010000102 SONIA QORI SAFITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

102

11141010000103 ABIDAH ROBBIHA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

103

11141010000104 AINNA FISABILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif

104


(6)

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

0 6 59

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Penilaian Tingkat Risiko dan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Stroke pada Masyarakat Binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2015

3 19 85