Universitas Sumatera Utara
Saussure menyebutkan signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna, sedangkan signified adalah gamabaran mental atau konsep sesuatu dari signifier. Hubungan antara
keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signifikasi signification. Dengan kata lain, signification adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia Fiske,
1990: 44. Hubungan antara signifier dan signified ini dibagi tiga, yaitu van Zoest, 1996: 23:
1. Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang ditandainya, misalnya foto atau peta.
2. Indeks adalah tanda yang kehadirannya menunjukkan adanya hubungan dengan yang ditandai, misalnya asap adalah indeks dari api.
3, Simbol adalah sebuah tanda di mana hubungan antara signifier dan signified semata-mata adalah konvensi, kesepakatan atau peraturan. Misalnya adalah lampu merah yang berarti
menunjukkan untuk berhenti van Zoest, 1996: 23. Dalam pandangan Saussure, makna sebuah tanda sangat dipengaruhi oleh tanda yang lain.
Sementara itu, Umar Junus menyatakan bahwa makna dianggap sebagai fenomena yang bisa dilihat sebagai kombinasi beberapa unsur dengan setiap unsur itu Sobur, 2001: 126.
2. Denotasi, Metabahasa danKonotasi
Roland Barthes mengatakan denotasi adalah first order of significationtahapan pertama pada signifikasi. Sedangkan konotasi adalah second order of signification tahapan
kedua dari signifikasi. Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna denotasi. Kemudian dari tanda tersebut
muncul pemaknaan lain, sebuah konsep mental lain yang melekat pada tanda yang kemudian dianggap sebagai penanda. Pemaknaan baru inilah yang kemudian menjadi konotasi.
Denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, makna yang “sesungguhnya”, bahkan kadang kala dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang secara
tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa dengan arti sesuai dengan apa yang terucap Sobur, 2004: 70.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Roland Barthes mengembangkan dua tingkat pertandaan staggered systems, yang memungkinkan untuk dihasilkannya makna yang juga bertingkat-tingkat yaitu tingkat
denotasi dan konotasi. Menurut Pilliang dalam Christomy, 2004: 94 denotasi adalah tingkat pertandaan
yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna eksplisit, langsung dan pasti yang tampak. Misalnya,
foto wajah Soeharto berarti wajah Soeharto yang sesungguhnya. Denotasi adalah tanda yang penandanya mempunyai tingkat konvensi atau kesepakatan yang tinggi.
Konotasi menurut Piliang adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak
langsung dan tidak pasti artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Ia menciptakan makna lapis kedua, yang terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan berbagai aspek
psikologis, seperti perasaan, emosi atau keyakinan. Misalnya, tanda bunga mengkonotasikan kasih-sayang atau tanda tengkorak mengkonotasikan bahaya. Konotasi dapat menghasilkan
makna berlapis kedua yang bersifat implisit, tersembunyi, yang disebut dengan makna konotatif.
Gambar 2.5 Signifikasi Dua Tahap Barthes
First Order Second Order
Reality Signs Culture
Bentuk
Isi content
Dikutip dari John Fiske dalam Sobur, 2001: 127
Denotasi
Signifier -----------
Signified Konotasi
Mitos
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Denotasi merupakan sebuah hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal, disebut juga makna yang paling nyata dari tanda. Sedangkan
konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua, signifikasi yang berubah dalam bentuk. Fiske 1990 dalam Sobur, 2001: 128, memberi
pengertian denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua.
Gambar 2.6 Tingkat Pertandaan
Dikutip dari Pilliang dalam Christomy, 2004: 95
Secara lebih rinci Barthes mengatakan Konotasi adalah makna baru yang diberikan pemakai tanda sesuai dengan keinginan,latar belakang pengetahuannya, atau konvensi baru
yang ada dalam masyarakatnya. Konotasi dapat disebut juga dengan makna khusus Hoed, 2011:13. Denotasi adalah pemaknaan secara yang secara umum diterima dalam konvensi
dasar sebuah masyarakat.Metabahasa merupakan pengembangan makna denotasi makna ekspresi, “e” dalam padanan kata yang memiliki makna yang sama tetapi bentuk berbeda,
atau bisa disebut dengan sinonim.
E
2
R
2
C
2
sistem sekunder METABAHASA
E
1
R
1
C
1 Orang yang pandai
sistem primer
Mengobati secara
DENOTASI
spiritual
Gambar 2.7 : Metabahasa
Barthes 1957 dan 1964 Sumber : Hoed, 2011: 8
Dukun Paranormal
Orang Pinter
TANDA
Dukun
Tanda Denotasi Konotasi Kode Mitos
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
E
1
R
1
C
1
sistem primer Mercedes ‘mobil buatan Jerman
DENOTASI Mercedes Benz’
‘mobil mewah’ sistem sekunder E2R
2
C
2
mobil orang kaya’
Konotasi ‘mobil konglomerat’ ‘simbol status’
Gambar 2.8 : Konotasi
Barthes 1957 dan 1964 Sumber: Hoed, 2011: 86
Gambar 2.9: Teori Metabahasa dan Konotasi
Barthes 1957 “Metabahasa”
“Konotasi” Sistem Sekunder
Denotasi Sistem Primer