4.1.2. Lokasi dan Daerah Operasi
Daerah kerja PT Chevron Pacific Indonesia CPI yang pertama bernama Kanggaroo terletak di Kabupaten Bengkalis dengan luas hampir 10.000 km². Selain
mengeksplorasi daerahnya sendiri, perusahaan ini juga bertindak sebagai operator bagi CalastiaticChevron dan TopcoTexaco CT.
Berdasarkan luas operasi dan kondisi geografis yang ada serta pertimbangan efisiensi dalam pengoperasian, maka CPI membagi lokasi daerah operasi menjadi 5
distrik, yaitu : 1.
Distrik Jakarta sebagai Pusat Administrasi keseluruhan. 2.
Distrik Rumbai sebagai Pusat Kerja Administrasi Wilayah Operasi CPI. 3.
Distrik Minas sebagai daerah operasi produksi minyak sekitar 30 km dari Distrik Rumbai.
4. Distrik Duri sebagai daerah operasi produksi minyak sekitar 112 km dari
distrik Rumbai. 5.
Distrik Dumai sebagai tempat pelabuhan untuk pengapalan minyak mentah sekitar 184 km dari Distrik Rumbai.
4.1.3. Bahan Baku dan Produk
CPI secara bisnis bergerak di bidang eksploitasi minyak bumi. Cakupan eksploitasi
tersebut mulai
dari evaluasi
kandungan reservoir
hingga memproduksinya dari dalam perut bumi. Produk yang dihasilkan oleh CPI adalah
minyak mentah yang dipasarkan di beberapa negara untuk pengolahan lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Kegiatan Operasi
1. Kegiatan Eksplorasi Pekerjaan eksplorasi yang pertama mencakup penelitian geologik,
pengeboran sumur, dan penelitian seismik. Pada tahun 1941 hingga 1973, penelitian seismik dilakukan dengan cara pengeboran pada lokasi-lokasi yang terpencar-pencar
dengan kedalaman seluruhnya 26.208 ft 7.862,4 m. Tahun 1938 mulai dilakukan pengeboran eksplorasi di Kubu, namun tidak terdapat indikasi adanya minyak.
Tahun 1938 hingga 1944 sembilan sumur eksplorasi berhasil diselesaikan dengan temuan di tiga tempat yakni gas di Sebanga serta minyak di Duri dan Minas.
Temuan gas di Sebanga merupakan tonggak sejarah terpenting bagi eksplorasi perminyakan di bagian Tengah Pulau Sumatera.
Hingga kini CPI telah memiliki lebih dari 70.000 km² data seismik, 56.000 km² diantaranya berada di daerah Riau daratan. Kegiatan operasi pencarian ladang
minyak baru sudah tidak lagi gencar dilakukan. Kegiatan yang terus dilakukan adalah meningkatkan produksi minyak dari sumur-sumur produksi yang telah ada
Enhanced Oil Recovery atau EOR. Kegiatan tersebut didukung dengan teknologi maju dan peralatan serta perlengkapan yang mutakhir di bidang eksplorasi. Dewasa
ini CPI menggunakan mercu bor untuk pengeboran eksplorasi dan pengembangan. 2. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan pengambilan minyak dari temuan sumur- sumur hasil kegiatan eksplorasi dengan menyalurkan melalui pipa-pipa. Jumlah
produksi akumulatif satu miliar barel dicapai pertama kali setelah 17 tahun berproduksi, yaitu pada tanggal 4 Mei 1969 di lapangan Minas.
Universitas Sumatera Utara
Selama tahun 1951-1956, walaupun pengeboran eksplorasi menghasilkan tujuh temuan, namun yang berproduksi hanya lapangan Minas dan Duri karena iklim
politik RI pada saat itu tidak mendukung penanaman modal. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak yang cenderung terus menurun,
diantaranya yang dilakukan adalah : a.
Menginjeksi air water flooding yang dilakukan di distrik Bekasap. b.
Menginjeksi air panas hot water flooding yang dilakukan di distrik Minas dan Zamrud.
c. Menginjeksi uap air steam flooding yang dilakukan di distrik Duri.
Program penyuntikan air water flooding di Lapangan Minas dimulai tahun 1970. Air yang tersedot waktu pemompaan minyak disuntikkan kembali ke dalam
tanah sebanyak tiga juta barel sehari. Proses injeksi air lainnya dilaksanakan di Lapangan Kota Batak sejak tahun 1974 dengan penyuntikan rata-rata 32.000 barel
sehari. Saat ini di area tiga dan empat sedang berlangsung sistem produksi
penginjeksian dengan pola tujuh titik seven spot pattern dimana satu sumur injeksi dikelilingi oleh enam sumur produksi. Total seluruh area produksi ini mencapai
6.600 ha. Daerah ini akan dikembangkan secara bertahap menjadi belasan area dengan luas masing-masing 100-600 ha.
Di ladang minyak Duri, metode injeksi uap Steam Flood dapat menghasilkan 50-70 minyak mentah, hasil produksi ini jauh lebih banyak daripada
mempergunakan metode normal yang hanya mampu menghasilkan 5-20 minyak mentah. Hal ini yang mempengaruhi produksi di ladang minyak Duri. Akhir tahun
Universitas Sumatera Utara
1990 Duri Steam Flood mampu memproduksi minyak mentah melebihi produksi minyak California Steam Flood Field, Kern River dan Belridge. Hal ini membuat
Duri menjadi ladang dari Steam Flood proyek injeksi uap terbesar di dunia. Proyek Duri Steam Flood ini memiliki tujuan untuk memaksimalkan produksi minyak
mentah di ladang Duri, kemudian dijual ke pasaran melalui pelabuhan yang ada di Dumai. Menurut penelitian, ladang Duri memiliki 6,5 miliar barel minyak.
4.1.5. Sarana Penunjang Operasi