Proses Produksi Minyak Gambaran Umum Perusahaan

e. TENETS bertujuan untuk melindungi manusia, lingkungan, dan harta benda berdasarkan prinsip moral. Prinsip-prinsip TENETS pada PT. Chevron Pacific Indonesia : a. Selalu mengoperasikan dengan batas kemampuan alat sesuai dengan lingkungan sehingga mengurangi resiko cedera dan kerusakan lingkungan serta kerusakan peralatan. b. Selalu mengoperasikan dalam kondisi yang aman dan terkendali. c. Selalu memastikan peralatan keselamatan berada pada posisi yang tepat dan berfungsi dengan baik. d. Selalu mengikuti prosedur dan penerapan keselamatan kerja. e. Selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produkalatsistem. f. Selalu menjaga prinsip kejujuran dan pengabdian. g. Selalu taat pada peraturan yang berlaku. h. Selalu mengenali kondisi tidak wajar dengan mengidentifikasi kondisi tidak wajar, menilai resiko, dan mencari solusi dengan segera. i. Selalu mengikuti prosedur tertulis untuk kasus luar biasa atau resiko tinggi. j. Selalu melibatkan para ahli dalam mengambil kebijakan terkait prosedur dan peralatan. Pengambilan kebijakan harus dilakukan oleh orang berkompeten dan menurut data serta informasi yang akurat.

4.1.10. Proses Produksi Minyak

Di dalam PT CPI terdapat struktur organisasi dalam proses pengolahan fluida, yaitu departemen Heavy Oil Operations Unit HOOU. Sebagai pelaksana di bawah HOOU adalah Facility Operations FO. FO terdiri atas beberapa Central Universitas Sumatera Utara Gathering Station CGS, khusus wilayah kerja Duri terdiri atas CGS 1, 2, 3, 4 dan 5. Dan di tiap CGS dilakukan pengolahan fluida pada bagian Treat and Ship Operations . Berikut Struktur Organisasi PT CPI : Secara umum, operasi yang terdapat di CGS meliputi beberapa operasi diantaranya : a. Pengolahan Minyak Oil Treating Plant b. Pengolahan Air Water Treating Plant c. Pengolahan Limbah Minyak Slop Oil Treating Plant d. Pengolahan Kondensat Condensate Treating Plant Khusus untuk di bagian Treat and Ship, proses yang dilakukan adalah pengolahan minyak Oil Treating Plant dan pengolahan air Water Treating Plant. Untuk pengolahan limbah minyak dan kondensat, dilakukan di Area 6 Waste Management. Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT CPI Duri PT CPI Power Generation OEHES HC Transport HOOU HO FO CGS 1 CGS 3 CGS 4 CGS 5 CGS 10 Treat and Ship Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Oil Treating Plant and Water Treating Plant Proccess Sumber: CGS 5 Berikut penjelasan beberapa proses pengolahan minyak fluida dan air di bagian Treat and Ship : 1. Mengoperasikan Fasilitas Heat Exchanger Oil Treating Plant Heat Exchanger adalah suatu fasilitas yang dirancang untuk memanaskan atau mendinginkan media fluida denga prinsip transfer panas dingin dari suatu media ke media lain. Di dalam operasi pengolahan minyak di Central Gathering Station PT CPI, yang akan dipanaskan atau didinginkan adalah produced fluid. Heat exchanger dapat dioperasikan dalam 2 mode operasi yaitu heating mode dan cooling mode. Heating mode adalah memanaskan produced fluid apabila suhunya di bawah suhu minimal yang diisyaratkan pada proses pemisahan air-minyak-pasir di Oil Universitas Sumatera Utara Treating Plant OTP yaitu 170 °F. Cooling mode adalah mendinginkan produced fluid apabila suhunya berada di atas suhu maksimal yang diisyaratkan pada proses pemisahan air-minyak-pasir di OTP yaitu 210 °F. Dalam proses Heating mode, media yang digunakan adalah steam uap yang diproduksi oleh Steam Generator di Central Steam Station CSS. Sedangkan dalam proses Cooling mode, media yang digunakan adalah air dari sungai Rangau yang diproduksi oleh Rangau Water Plant RWP. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada Heat Exchanger antara lain: a. Gerakan, memiliki ruang gerak yang terbatas sempit. Tindakan pencegahan yaitu melangkah dengan cermat, perhatikan setiap gerakan, tidak terlalu dekat dengan badan Heat Exchanger. b. Tekanan, steam uap bertekanan tinggi di upstream 450-600 Psi. Tindakan pencegahan yaitu mengoperasikan Heat Exchanger sesuai batas tekanan yang diizinkan, memastikan PSV terpasang dan berfungsi dengan baik. c. Suhu, steam bersuhu tinggi 300°F-400°F, badan Heat Exchanger bersuhu tinggi 170 °F-210°F. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan sarung tangan dan pakaian kerja yang sesuai untuk melindungi badan dari suhu tinggi, tidak berada terlalu dekat dengan badan Heat Exchanger. Universitas Sumatera Utara d. Kimia, hembusan gas CO atau H 2 S dari proses di tempat lain. Indakan pencegahan yaitu selalu menggunakan H 2 S atau CO Personal Gas Detector dan menempatkannya sebagai standar PPE. e. Bahaya bunyi, kebisingan akibat aliran steam uap. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan pelindung telinga ear plug atau ear muffler. Gambar 4.3. Heat Exchanger Sumber: CGS 5 2. Mengoperasikan Fasilitas Gas Boot Oil Treating Plant Gas Boot berfungsi untuk memisahkan gas uap steam yang masih tersisa didalam fluida dari Flow Splitter dan mengurangi tekanan menstabilkan tekanan aliran fluida sewaktu masuk ke FWKO Tank. Gas uap dengan kadar hidrokarbon yang rendah yang dihasilkan dari proses pemisahan di Gas Boot dialirkan ke unit High Pressure Vent Stack untuk selanjutnya di buang ke atmosfer. Sedangkan fluida dari Gas Boot dialirkan FWKO Tank dengan tekanan antara 14-16 Psi dan suhu antara 180 °F-200°F untuk proses selanjutnya. Universitas Sumatera Utara Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada Gas Boot antara lain: a. Gerakan, ruang gerak terbatas sempit. Tindakan pencegahan yaitu melangkah dengan cermat, perhatikan setiap gerakan, tidak berada terlalu dekat dengan badan Gas Boot. b. Tekanan, tekanan fluida 15-20 Psi dan gas 3-4 Psi. Tindakan pencegahan yaitu mengoperasikan Gas Boot sesuai batas tekanan yang diizinkan 3-4 Psi, memastikan PSV berfungsi dengan baik. c. Suhu, fluida bersuhu tinggi 180°F-200°F di dalam pipa,badan Gas Boot bersuhu tinggi 180 °F-200°F. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan sarung tangan dan pakaian kerja yang sesuai untuk melindungi badan dari suhu tinggi, tidak berada terlalu dekat dengan badan Gas Boot. d. Kimia, hembusan gas H 2 S dari proses tempat lain. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan H 2 S Personal Gas Detector dan menempatkannya sebagai standar PPE. e. Bahaya bunyi, kebisingan akibat aliran gas. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan pelindung telinga ear plug atau ear muffler. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Gas Boots 3. Mengoperasikan Fasilitas FWKO Tank Oil Treating Plant Free Water Knock Out FWKO Tank berfungsi untuk memisahkan sebagian besar air dan padatan dari minyak terproduksi. Air yang dipisahkan yang disebut dengan free water kemudian dialirkan ke unit Water Treating Plant untuk pengolahan lebih lanjut sebagai sumber air baku Steam Generator melalui line pipa yang disebut dengan Water Leg dan padatan yang telah terpisahkan dibuang melalui pipa yang disebut dengan Sand Pan Drain dan dialirkan ke ditch menuju Pit Facilities atau diproses pada Sand Removal Facilities. Sedangkan minyak terproduksi dialirkan ke Wash Tank untuk proses selanjutnya melalui pipa yang disebut dengan Spill Over Line. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada FWKO Tank antara lain: a. Gravitasi, posisi O-Ring di Water Leg di ketinggian. Tindakan pencegahan yaitu naik melalui tangga dengan hati-hati, posisi tangan Universitas Sumatera Utara harus selalu berpegang oada handrail di sepanjang tangga, berpijak pada posisi yamg selamat dan aman untuk melakukan pekerjaan, menggunakan Safety Body Harness dan gantungkan di handrail saat melakukan pengaturan O-Ring. b. Gerakan, ruang gerak terbatas sempit terutama di tempat oil sampling dan drain. Tindakan pencegahan yaitu melangkah dengan cermat, perhatikan setiap gerakan, melangkah dan berjalan di tempat yang telah disediakan walk path, tangga. c. Suhu, fluida bersuhu tinggi 180°F-200°F di dalam tangki FWKO. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan sarung tangan dan pakaian kerja yang sesuai untuk melindungi badan dari suhu tinggi, tidak berada dekat dengan badan FWKO Tank. d. Kimia, hembusan gas H 2 S dari breather valve. Tindakan pencegahan yaitu selalu menggunakan H 2 S Personal Gas Detector dan menempatkannya sebagai standar PPE. e. Biologi, binatang berbisa ular. Tindakan poencegahan yaitu periksa kondisi tempat bekerja sebelum memulai pekerjaan, jangan berusaha untuk melakukan perlawanan bila bertemu dengan ular, berusaha menghindar pelan-pelan dan berhati-hati. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. FWKO Tank 4. Mengoperasikan Fasilitas Wash Tank Oil Treating Plant Wash Tank berfungsi sebagai tempat pemisahan lebih lanjut antara minyak dengan air. Dibutuhkan waktu retensi yang cukup untuk pemisahan minyak dengan air melalui perbedaan densitas atau spesifik gravity-nya. Air yang telah terpisah di Wash Tank kemudian dialirkan ke unit WTP untuk melakukan pengilahan lebih lanjut sebagai sumber air baku Steam Generator melalui line pipa Water Leg dan padatan yang telah terpisahkan dibuang melalui pipa yang disebut dengan Sand Pan Drain dan dialirkan ke ditch menuju Pit Facilities atau diproses pada Sand Removal Facilities. Sedangkan minyak dengan spesifikasi BSW Basic Sediment and Water 1 dialirkan ke Shipping Tank untuk selanjutnya dipompakan ke Dumai. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada FWKO Tank antara lain: a. Gravitasi, posisi O-Ring di Water Leg di ketinggian. Tindakan pencegahan yaitu naik melalui tangga dengan hati-hati, posisi tangan Universitas Sumatera Utara harus selalu berpegang oada handrail di sepanjang tangga, berpijak pada posisi yamg selamat dan aman untuk melakukan pekerjaan, menggunakan Safety Body Harness dan gantungkan di hadrail saat melakukan pengaturan O-Ring. b. Gerakan, ruang gerak terbatas sempit terutama di tempat oil sampling dan drain. Tindakan pencegahan yaitu melangkah dengan cermat, perhatikan setiap gerakan, melangkah dan berjalan di tempat yang telah disediakan walk path, tangga. c. Suhu, fluida bersuhu tinggi 180°F-200°F. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan sarung tangan dan pakaian kerja yang sesuai untuk melindungi badan dari suhu tinggi, tidak berada dekat dengan badan Wash Tank. d. Kimia, hembusan gas H 2 S dari breather valve. Tindakan pencegahan yaitu selalu menggunakan H 2 S Personal Gas Detector dan menempatkannya sebagai standar PPE. Gambar 4.6. Wash Tank Universitas Sumatera Utara 5. Mengoperasikan Shipping Tank Oil Treating Plant Shipping Tank merupakan tangki pengumpulan minyak murni dengan BSW 1 dan dilengkapi dengan level bridel yang berfungsi untuk memberikan sinyal alarm jika level pada Shipping Tank terlalu tinggi . minyak yang mengalir dari Spill Over Wash Tank ditampung pada Shipping Tank untuk kemudian dipompakan ke Dumai dengan menggunakan faslitas pompa shipping. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada Shipping Tank antara lain: a. Gerakan, ruang gerak terbatas sempit terutama di tempat oil sampling dan drain. Tindakan pencegahan yaitu melangkah dengan cermat, perhatikan setiap gerakan, melangkah dan berjalan di tempat yang telah disediakan walk path, tangga. b. Suhu, minyak bersuhu tinggi 165°F-185°F. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan sarung tangan dan pakaian kerja yang sesuai untuk melindungi badan dari suhu tinggi, tidak berada dekat dengan badan tangki. c. Kimia, hembusan gas H 2 S dari breather valve. Tindakan pencegahan yaitu selalu menggunakan H 2 S Personal Gas Detector dan menempatkannya sebagai standar PPE. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7. Shipping Tank 6. Melakukan Pengujian BSW Tempat mengambil sampel dan untuk mengetahui level air di tangki. Operator memeriksa level secara berkala pada sample cock yang tersedia pada setiap selisih 1 ft mulai dari spill over level sampai mendapatkan water cut 100, dan mencatat hasil BS W dari setiap sample cock tersebut. BSW basic sediment water adalah presentase kandungan air dan endapan dalam minyak. Metode ini tidak selalu memberikan hasil yang paling akurat, tetapi dianggap paling praktis. Penentuan kandungan sedimen dan water diperlukan untuk mendapatkan jumlah bersih Crude Oil. Kelebihan kandungan Crude Oil perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan terjadinya korosi pada peralatan dan menyebabkan masalah di dalam proses dan transportasi. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada pengujian BSW antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Gravitasi, wadah dan gayung minyak yang akan diukur BSW-nya. Tindakan pencegahan yaitu membawa wadah sampel minyak dengan berhati-hati, mengambil sampel minyak dari sample cook dengan hati- hati. b. Gerakan, ruang gerak terbatas sempit terutama di tempat oil sampling dan drain. Tindakan pencegahan yaitu melangkah dengan cermat, perhatikan setiap gerakan, melangkah dan berjalan di tempat yang telah disediakan walk path, tangga. c. Mekanika, putaran centifuge 500-800 rcf. Tindakan pencegahan yaitu pastikan braking system berfungsi dengan baik, selalu menutup ruang putar centrifuge saat melakukan sampling, lakukan braking pengereman menggunakan braking yang ada jangan melakukan pengereman menggunakan kain dan tangan. d. Listrik, listrik tegangan tinggi di centifuge dan water bath. Tindakan pencegahan yaitu periksa dan pastikan grounding system dan instalasi kabel peralatan sudah terisolasi, gunakan alas kaki kering dan PPE, jangan menyentuh badan peralatan yang terbuat dari besi metal dan tidak terlapisi oleh cat bahan pelapis lain. e. Suhu, Crude Oil sample dengan suhu 140°F-160°F. Tindakan pencegahan yaitu menggunakan sarung tangan handgloves dan pakaian kerja yang sesuai untuk melindungi badan dari suhu tinggi. f. Kimia, solvent, toluene, demulsifier, sampel minyak dan paparan H 2 S dari sample cook dan sampel minyak. Tindakan pencegahan yaitu selalu Universitas Sumatera Utara menggunakan PPE untuk penanganan bahan kimia dan H 2 S Detector sebagai standar PPE, pastikan sistem sirkulasi udara di ruangan bekerja dengan baik exhaust fan, jendela terbuka. g. Biologi, binatang berbisa ular disekitaran pipa-pipa. Tindakan poencegahan yaitu periksa kondisi tempat bekerja sebelum memulai pekerjaan, jangan berusaha untuk melakukan perlawanan bila bertemu dengan ular, berusaha menghindar pelan-pelan dan berhati-hati. Gambar 4.8. Sample Cock 7. Sand Trap dan Waste Pit Water Treating Plant Sand Trap adalah kolam tempat pengolahan air, minyak dan pasir yng keluar dari Sample Chock FWKO Tank, Wash Tank, Drain Line, serta dari Drain Water Leg FWKO dan Wash Tank sebelum dialirkan ke Waste Pit. Di Waste Pit air dan minyak yang terbawa dari Sand Trap akan dipisahkan lagi secara gravitasi serta ditambah air terproduksi dari Water Leg Condensate Facility yang akan diolah sebelum air yang terproduksi dipompakan untuk diproses lebih lanjut. Setelah Universitas Sumatera Utara melalui proses pemisahan secara gravitasi pada open pit Sand Trap dan Waste Pit, air akan dialirkan ke API Separator dan ditampung pada bak pit yang disebut dengan Floatation Pit. Kemudian dipompakan dengan menggunakan Floatation Feed Pit Pump, diharapkan kandungan minyaknya dapat dikurangi sudah mengandung oil content yang rendah 100 ppm. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada Sand Trap dan Waste Pit antara lain: a. Gerakan, tergelincir dan terjatuh sewaktu mengoperasikan valve. Tindakan pencegahan yaitu memastikan posisi badan sewaktu akan mengoperasikan valve dan mintakan pemasangan scapoolding jika posisi valve tidak terjangkau. b. Mekanika, putaran fan blade dari Electric Motor Pump dan putaran kopling kopling antara Electric Motor dengan pompa dari Wheatly Pump di Sand Trap dan Positif Pump di Waste Pit. Tindakan pencegahan yaitu sebelum mengoperasikan Pump, pastikan fan blade cover motor dan penutup kopling sudah terpasang kuat, baik dan benar. Selalu memposisikan badan tidak berhadapan dengan fan blade dari Electric Motor. c. Listik, bahaya listrik tegangan tinggi. Tindakan pencegahan yaitu sebelum mengoperasikan Pump, pastikan sambungan kabel listrik dari MCC ke terminal Electric Motor dalam kondisi baik, tertutup dengan rapat. Universitas Sumatera Utara d. Tekanan, terkena semprotan ait 20-60 Psi. Tindakan pencegahan yaitu pastikan tidak ada kebocoran pada valve-valve dan pastikan safety relife valve bekerja. e. Suhu, air terproduksi bersuhu tinggi. Tindakan pencegahan yaitu hindari berdiri berada terlalu dekat dengan fasilitas, untuk keperluan inspeksi bekerja setiap 4 jam jangan berada di dekat pit terlalu lama, lakukan prosedur pit shut down untuk mengurangi risiko terpapar air panas bila diperlukan pada saat melakukan pekerjaan. f. Kimia, hembusan gas H 2 S. Tindakan pencegahan yaitu yaitu selalu menggunakan PPE untuk penanganan bahan kimia dan H 2 S Detector sebagai standar PPE. 8. Mengoperasikan Fasilitas API Separator Pit A-B dan C-D Water Treating Plant API Separator pada prinsipnya berfungsi sama dengan pit dan secara fisik terbuat dari concrate beton berbentuk memanjang meski tidak terlalu lebar. Di dalamnya terdapat 2 buffle yang membagi API Separator mejadi beberapa cell. Pada tiap cell disediakan oil chamber untuk mengalirkan minyak menuju unit pompa yang akan memompakannya ke slop oil plant atau ke proses awal. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada API Separator antara lain: a. Gerakan, tergelincir dan terjatuh sewaktu mengoperasikan valve. Tindakan pencegahan yaitu memastikan posisi badan sewaktu akan Universitas Sumatera Utara mengoperasikan valve dan mintakan pemasangan scapoolding jika posisi valve tidak terjangkau. b. Mekanika, putaran fan blade dari Electric Motor Pump dan putaran kopling antara Electric Motor dengan pompa. Tindakan pencegahan yaitu sebelum mengoperasikan Pump, pastikan fan blade cover motor dan penutup kompling sudah terpasang kuat, baik dan benar. Selalu memposisikan badan tidak berhadapan dengan fan blade dari Electric Motor. c. Listik, bahaya listrik tegangan tinggi. Tindakan pencegahan yaitu sebelum mengoperasikan Pump, pastikan sambungan kabel listrik dari MCC ke terminal Electric Motor dalam kondisi baik, tertutup dengan rapat. d. Tekanan, terkena semprotan ait 20-60 Psi. Tindakan pencegahan yaitu pastikan tidak ada kebocoran pada valve-valve dan pastikan safety relife valve bekerja. e. Suhu, air terproduksi bersuhu tinggi. Tindakan pencegahan yaitu hindari berdiri berada terlalu dekat dengan fasilitas, untuk keperluan inspeksi bekerja setiap 4 jam jangan berada di dekat pit terlalu lama, lakukan prosedur pit shut down untuk mengurangi risiko terpapar air panas bila diperlukan pada saat melakukan pekerjaan. f. Kimia, hembusan gas H 2 S. Tindakan pencegahan yaitu yaitu selalu menggunakan PPE untuk penanganan bahan kimia dan H 2 S Detector sebagai standar PPE. Universitas Sumatera Utara 9. Mengoperaikan Fasilitas Floatation Pit Water Treating Plant Floatation Pit adalah kolam terakhir untuk pengolahan air terproduksi sebelum dikirim dan diolah lagi. Setelah melalui proses pemisahan secara gravitasi pada open pit, air akan dialirkan ke API Separator dan ditampung pada bak pit yang disebut dengan Floatation Pit. Dari Floatation Pit air akan dipompakan dengan menggunakan Floatation Feed Pit Pump agar terjadi pemisahan minyak dan air sehingga kandungan minyaknya dapat dikurangi oil content 110 ppm. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada Floatation Pit antara lain: a. Mekanika, putaran fan blade dari Electric Motor Pump dan putaran kopling antara Electric Motor dengan pompa. Tindakan pencegahan yaitu sebelum mengoperasikan Pump, pastikan fan blade cover motor dan penutup kompling sudah terpasang kuat, baik dan benar. Selalu memposisikan badan tidak berhadapan dengan fan blade dari Electric Motor. b. Listik, bahaya listrik tegangan tinggi. Tindakan pencegahan yaitu sebelum mengoperasikan Pump, pastikan sambungan kabel listrik dari MCC ke terminal Electric Motor dalam kondisi baik, tertutup dengan rapat. c. Suhu, air terproduksi bersuhu tinggi. Tindakan pencegahan yaitu hindari berdiri berada terlalu dekat dengan fasilitas, untuk keperluan inspeksi bekerja setiap 4 jam jangan berada di dekat pit terlalu lama, lakukan Universitas Sumatera Utara prosedur pit shut down untuk mengurangi risiko terpapar air panas bila diperlukan pada saat melakukan pekerjaan. d. Kimia, hembusan gas H 2 S. Tindakan pencegahan yaitu yaitu selalu menggunakan PPE untuk penanganan bahan kimia dan H 2 S Detector sebagai standar PPE. 10. Melakukan Pengujian Oil Content Prinsip ini digunakan untuk menentukan kandungan minyak dalam air yang dapat membentuk warna dengan pelarut, warna yang terbentuk diukur dengan menggunakan alat sprectophometer. Warna yang terbentuk akan sebanding dengan kandungan minyak dalam sampel. Prinsip penentuan kandungan minyak dan air adalah membandingkan larutan yang belum diketahui konsentrasinya dengan larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara pasti. Sejumlah minyak di dalam sampel air diekstraksi dengan pelarut organik, hasil ekstraksinya dibandingkan dengan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya yang sebelumnya telah diinputkan kedalam program Sprectophometer. Beberapa potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang sesuai pada pengujian oil content antara lain: a. Gerakan, pengocokan sampel. Tindakan pencegahan yaitu saat pengocokan sampel jangan mengarah ke wajah, hati-hati ketika mengocok sampel yang akan dianalisa jangan sampai tumpah, posisikan tangan dengan benar ketika mrngocok sampel dan membersihkan peralatan sesudah digunakan, gunakan PPE yang sesuai khusus PPE untuk chemical. Universitas Sumatera Utara b. Tekanan, tekanan dari sampel dikocok didalam buret. Tindakan pencegahan yaitu ketika mengocok sampel di dalam buret jangan menghadap ke wajah. c. Suhu, temperatur sampel air yang akan dianalisa tinggi 140°F-160°F. tindakan pencegahan yaitu dengan menggunakan PPE yang benar khusus untuk PPE chemical. d. Kimia, sampel yang akan dialaisa dan bahan kimia penganalisanya. Tindakan pencegahan yaitu gunakan PE sesuai dengan MSDS-nya.

4.2. Gambaran Unit

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment Di PT. Kreasi Kotak Megah.

11 166 139

Hubungan Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada PT Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2011.

67 288 147

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING MALANG

4 36 21

Komitmen Team Manajemen dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di DAOP 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2015

5 37 287

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS.

0 7 12

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SEBAGAI UPAYA PECEGAHAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI BENGKEL OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

4 10 137

GAP ANALYSIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

2 13 32

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP TINGKATAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

0 2 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja 2.1.1. Pengertian Kecelakaan Kerja - Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Ind

0 0 25

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI

0 2 14