HASIL PENELITIAN Pendidikan Tambahan Simposium, Workshop, Training, Lokakarya, Seminar

64

BAB IV HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan randomized double blind clinical trial dimana akan dilihat efek penghambat COX-2 selektif atau non selektif pada kemoradioterapi konkuren terhadap respon klinis dan ekspresi immunohistokimia pada karsinoma nasofaring. Untuk melihat efek penghambat COX-2 maka kelompok subyek yang mendapat perlakuan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok yang mendapat plasebo, kelompok dengan penghambat COX-2 selektif etoricoxib dan kelompok dengan penghambat COX-2 non selektif piroxicam. Pengambilan sampel jaringan sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren didapat dari tindakan biopsi pada penderita karsinoma nasofaring di poliklinik THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan. Kemudian sampel penelitian dikirim ke Departemen Patologi Anatomi FK USU untuk pemeriksaan histopatologi dan immunohistokimia. Subyek penderita KNF di Departemen THT-KL FK USU selama periode Januari 2011 sampai dengan Maret 2013 sebanyak 175 subyek. Dari 175 subyek yang didiagnosis dengan KNF, 118 subyek tidak ikut serta dalam penelitian karena tidak memenuhi kriteria inklusi. Dari 57 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan mendapatkan kemoradioterapi konkuren, hanya 25 subyek mengikuti penelitian sampai selesai sedangkan 32 subyek lainnya drop out dengan berbagai alasan. Subyek Universitas Sumatera Utara yang drop out dengan perlakuan plasebo sebanyak 10 subyek, etoricoxib sebanyak 11 subyek, dan piroxicam sebanyak 11 subyek. Tidak didapati subyek yang meninggal dunia selama mendapat perlakuan dalam penelitian ini. Sebanyak 25 subyek yang menyelesaikan penelitian ini, kemudian dikelompokkan menjadi kelompok plasebo sebanyak 9 subyek, etoricoxib sebanyak 8 subyek dan piroxicam sebanyak 8 subyek. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karsinoma nasofaring berdasarkan umur, jenis kelamin dan tipe histopatologi. Distribusi frekuensi tertinggi ditemukan pada kelompok umur 41-60 tahun sebanyak 15 60,00 subyek, sedangkan yang terendah pada kelompok umur ≤ 20 tahun sebanyak 1 4,00 subyek. Umur termuda adalah 16 tahun dan tertua berumur 67 tahun dengan rerata umur 45,84 tahun. Karakteristik Plasebo n Etoricoxib n Piroxicam n Umur tahun ≤20 21-40 41-60 60 14,00 28,00 416,00 28,00 00,00 28,00 624,00 00,00 00,00 28,00 520,00 14,00 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 624,00 312,00 728,00 14,00 624,00 28,00 Tipe Histopatologi Squamous cell carcinoma Undifferentiated carcinoma 520,00 416,00 312,00 520,00 728,00 14,00 Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini penderita karsinoma nasofaring lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 3,2:1. Berdasarkan tipe histopatologi, penderita karsinoma nasofaring terbanyak adalah tipe squamous cell carcinoma sebanyak 15 60,00 jaringan karsinoma nasofaring dan kelompok terendah adalah tipe undifferentiated carcinoma yaitu sebanyak 10 40,00 jaringan karsinoma nasofaring. Tabel 4.2 Perbedaan keluhan subyek pre dan post kemoradioterapi konkuren pada kelompok perlakuan dengan plasebo, etoricoxib dan piroxicam pada karsinoma nasofaring Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa. keluhan ingus bercampur darah dan epistaksis tidak dijumpai lagi setelah kemoradioterapi konkuren pada ketiga kelompok. Penurunan jumlah subyek dengan keluhan benjolan di leher paling banyak ditemukan sesudah kemoradioterapi konkuren pada kelompok etoricoxib 25,00 apabila dibandingkan dengan kelompok piroxicam 20,00, sedangkan pada kelompok plasebo tidak ada penurunan. Keluhan dapat lebih dari satu Plasebo Etoricoxib Piroxicam Pre Post p Pre Post p Pre Post p Benjolan leher 9 9 0,00 0,017 8 6 25,00 0,007 5 4 20,00 0,017 Hidung tersumbat 6 2 66,67 5 100,00 5 1 80,00 Ingus bercampur darah 4 100,00 2 100,00 1 100,00 Epistaksis 4 100,00 3 100,00 3 100,00 Post nasal drip 1 100,00 0,00 0,00 Penglihatan ganda 3 100,00 3 100,00 3 1 66,67 Gangguan pendengaran 0 0,00 1 100,00 1 1 0,00 Telinga berdengung 9 6 33,33 5 1 80,00 7 4 42,86 Nyeri telinga 1 1 0,00 1 100,00 0,00 Nyeri kepala 7 6 14,29 3 100,00 6 2 66,67 51,42 80,50 47,61 Universitas Sumatera Utara Pada keluhan telinga berdengung, penurunan jumlah subyek sesudah kemoradioterapi konkuren paling banyak ditemukan pada kelompok etoricoxib 80,00 apabila dibandingkan dengan kelompok piroxicam 42,80 dan plasebo 33,33. Penurunan jumlah subyek dengan keluhan hidung tersumbat paling banyak ditemukan sesudah kemoradioterapi konkuren pada kelompok etoricoxib 100.00 apabila dibandingkan dengan kelompok piroxicam 80,00 dan plasebo 66,67. Keluhan nyeri kepala, penurunan jumlah subyek sesudah kemoradioterapi konkuren terbanyak dijumpai pada kelompok etoricoxib 100,00, apabila dibandingkan dengan kelompok piroxicam 66,67 dan kelompok plasebo 14,20. Pada keluhan penglihatan ganda, penurunan jumlah subyek sesudah kemoradioterapi konkuren pada kelompok etoricoxib sama dengan kelompok plasebo yaitu masing-masing sebanyak 100,00, sedangkan pada kelompok piroxicam penurunan sebanyak 66,67. Sebelum kemoradioterapi konkuren, keluhan post nasal drip hanya ditemukan pada kelompok plasebo, keluhan nyeri telinga hanya ditemukan pada kelompok plasebo dan etoricoxib, sedangkan keluhan gangguan pendengaran sebelum kemoradioterapi konkuren hanya ditemukan pada kelompok etoricoxib dan piroxicam. . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Perbedaan Karnofsky Performance Status Scale pre dan post kemoradioterapi konkuren pada kelompok perlakuan dengan plasebo, etoricoxib dan piroxicam pada karsinoma nasofaring. Pada Karnofsky Performance Status Scale sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren, terlihat perubahan pada distribusi jumlah subyek, dimana pada kelompok etoricoxib terlihat peningkatan performance status scale pada 4 subyek, sedangkan pada pada kelompok piroxicam peningkatan sebanyak 2 subyek dan pada kelompok plasebo tidak ada perubahan pada distribusi jumlah subyek berdasarkan Karnofsky Performance Status Scale. Uji statistik nonparametrik pada Karnofsky Performance Status Scale menunjukkan perbedaan bermakna hanya ditemukan pada kelompok dengan perlakuan etoricoxib p=0,025, sementara pada kelompok perlakuan plasebo dan piroxicam tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna p=0,180 dan p = 0,317. Karnofsky Score Plasebo Etoricoxib Piroxicam Pre Post p Pre Post p Pre Post p ≥80 5 5 3 7 3 5 70 4 4 0,180 5 1 0,025 5 3 0,317 ≤60 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Perbedaan hasil laboratorium pre dan post kemoradioterapi konkuren pada kelompok perlakuan dengan plasebo, etoricoxib dan piroxicam pada karsinoma nasofaring. Laboratorium Plasebo Etoricoxib Piroxicam Pre Post p Pre Post p Pre Post p Hb gr 12-16 8 5 8 6 6 4 10-11,9 1 2 0,004 1 0,036 2 3 0,028 8-9,9 2 1 1 8 Leukosit 11 3 1 0,008 1 0,110 2 1 0,050 10 3 mm 3 4.5-11 6 5 7 7 6 5 4.5 3 1 2 Trombosit 450 2 1 0,021 2 1 0,264 1 1 1,000 10 3 mm 3 150-450 7 8 6 7 7 7 150 Ureum 50 9 9 0,111 6 6 0,835 8 8 0,881 mgdL 50 2 2 Kreatinin 0,9 2 5 0,204 3 2 0,093 4 4 0,840 mgdL 0,5-0,9 7 4 5 6 4 4 0,5 SGOT 32 8 7 0,752 7 7 0,922 6 6 0,620 UL 32 1 2 1 1 2 2 SGPT 31 6 8 0,047 7 8 0,398 8 8 0,345 UL 31 3 1 1 Natrium 155 0,091 0,260 0,778 mEqL 135-155 5 4 7 6 7 5 135 4 5 1 2 1 3 Kalium 5,5 0,167 0,542 0,051 mEqL 3,6-5,5 9 5 8 6 7 8 3,6 4 2 1 Klorida 106 1 0,462 0,694 0,061 mEqL 96-106 9 7 8 7 8 8 96 1 1 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.4 dapat dilihat perbedaan yang bermakna pada kelompok perlakuan etoricoxib sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren hanya ditemukan pada Hb p=0,036. Pada kelompok piroxicam, perbedaan yang bermakna ditemukan pada Hb p=0,028 dan leukosit p=0,05. Sedangkan pada kelompok plasebo, perbedaan bermakna ditemukan pada Hb p=0,004, leukosit p=0,008, trombosit p=0,021 dan SGPT p=0,047. Tabel 4.5 Perbedaan ukuran tumor primer pre dan post kemoradioterapi konkuren pada kelompok perlakuan dengan plasebo, etoricoxib dan piroxicam pada karsinoma nasofaring. Pada tabel 4.5 dengan uji nonparametrik ditemukan penurunan ukuran tumor primer yang bermakna sebelum dan sesudah kemoradioterapi pada kelompok etoricoxib p=0,026. Perlakuan Ukuran Tumor Primer Kemoradioterapi Konkuren p Pre Post Plasebo T0 p=0,317 T1 2 3 T2 3 3 T3 2 3 T4 2 Etoricoxib T0 p=0,026 T1 1 6 T2 3 1 T3 2 1 T4 2 Piroxicam T0 1 p=0,279 T1 3 3 T2 1 T3 1 3 T4 3 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Perbedaan ukuran kelenjar getah bening pre dan post kemoradioterapi konkuren pada kelompok perlakuan dengan plasebo, etoricoxib dan piroxicam pada karsinoma nasofaring. Dari tabel 4.6 diatas setelah uji nonparametrik dijumpai penurunan ukuran kelenjar getah bening yang bermakna sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren pada semua kelompok intervensi p0,05. Perlakuan Ukuran Kelenjar Getah Bening Kemoradioterapi Konkuren p Pre Post Plasebo N0 p=0,014 N1 1 5 N2 3 4 N3 5 Etoricoxib N0 2 p=0,024 N1 1 3 N2 3 2 N3 4 1 Piroxicam N0 3 4 p=0,046 N1 1 2 N2 2 1 N3 2 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Perbedaan stadium klinis pre dan post kemoradioterapi konkuren pada kelompok perlakuan dengan plasebo, etoricoxib dan piroxicam pada karsinoma nasofaring. Dari tabel 4.7 setelah uji nonparametrik terlihat adanya penurunan stadium klinis yang bermakna sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren pada semua kelompok intervensi p0,05. Perlakuan Stadium Klinis Kemoradioterapi Konkuren p Pre Post Plasebo p=0,038 1 2 1 3 3 3 6 4 5 Etoricoxib p=0,024 1 1 2 3 3 3 3 4 5 1 Piroxicam 1 p=0,024 1 1 2 1 2 3 2 2 4 5 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Perbedaan ekspresi immunohistokimia pre dan post kemoradioterapi konkuren pada kelompok perlakuan dengan plasebo, etoricoxib dan piroxicam pada karsinoma nasofaring. Pada tabel 4.8 dengan uji nonparametrik ditemukan penurunan ekspresi p38MAPK dan MMP-9 yang bermakna sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren pada kelompok intervensi etoricoxib p0,05. Immunohistokimia Plasebo Etoricoxib Piroxicam Pre Post p Pre Post p Pre Post p p38MAPK Overekspresi 4 5 0,564 8 3 0,046 7 5 0,317 Negatif 5 4 5 1 3 MMP-9 Overekspresi 2 0,157 4 0,046 2 1 0,564 Negatif 9 7 4 8 6 7 TNF- α Overekspresi 2 1 0,317 1 1 0,317 1 0,317 Negatif 7 8 7 7 8 7 COX-2 Overekspresi 4 3 0,655 6 4 0,157 7 5 0,317 Negatif 5 6 2 4 1 3 NF- κB Overekspresi 2 0,157 1 1 1,000 1 1 1,000 Negatif 7 9 7 7 7 7 PPARγ Overekspresi 5 1 0,102 6 3 0,083 7 7 1,000 Negatif 4 8 2 5 1 1 EGFR Overekspresi 1 1 1,000 3 1 0,317 1 0,317 Negatif 8 8 5 7 7 8 Universitas Sumatera Utara 74

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Ekspresi Cyclooxygenase-2 (COX-2) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Dengan Pemberian Kemoradioterapi Konkuren

3 65 107

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 16

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 1 4

Efek Pemberian Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Ekspresi Peroxisome Proliferatif Aktivator Reseptor Gamma (PPARγ) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 18

Ekspresi Cyclooxygenase-2 (COX-2) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Dengan Pemberian Kemoradioterapi Konkuren

0 0 33

Ekspresi Cyclooxygenase-2 (COX-2) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Dengan Pemberian Kemoradioterapi Konkuren

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karsinoma Nasofaring - Ekspresi Cyclooxygenase-2 (COX-2) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Dengan Pemberian Kemoradioterapi Konkuren

0 0 17

Ekspresi Cyclooxygenase-2 (COX-2) Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Dengan Pemberian Kemoradioterapi Konkuren

0 0 16

Efek Penghambat COX-2 Selektif Atau Non Selektif Pada Kemoradioterapi Konkuren Terhadap Respon Klinis Dan Ekspresi Immunohistokimia Pada Karsinoma Nasofaring

0 0 46