Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

4 Mampu membaca, menulis dengan baik Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: 1 Pasien DM yang memiliki keterbatasan fisik, mental atau kognitif yang dapat mengganggu penelitian buta, tuli, cacat mental 2 Tidak hadir dalam sesi edukasi

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data tentang efikasi pasien DM TIpe 2 dan karakteristik responden dikumpulkan oleh peneliti. Edukasi diabetes mellitus dilakukan oleh peneliti. Prosedur pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. 3.4.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan terdiri dari persiapan instrument dan persiapan administrasi. 1. Persiapan instrumen Tahap ini dipersiapkan instrumen untuk pengumpulan data berupa Modul. Edukasi DM, kuesioner karakteristik responden umur, jenis kelamin,tingkat pendidikan, status pernikahan, status sosial ekonomi, pekerjaan, lama menderita penyakit DM, kuesioner efikasi diri. Sebagai data tambahan, peneliti membuat lembar observasi, catatan aktivitas harian responden dan dilakukan wawancara mengenai manfaat dari edukasi DM terpadu bagi responden. Materi edukasi diabetes terpadu disusun ke dalam modul yang terdiri dari 5 materi yaitu pengetahuan tentang diabetes mellitus, diet, aktivitas fisik, senam 54 Universitas Sumatera Utara kaki dan perawatan kaki serta manajemen stress pada pasien diabetes mellitus yang dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Blue Print Materi Edukasi Diabetes terpadu No Item Edukasi Tujuan 1 Pengetahuan Tentang DM a. Pengertian DM b. Penyebab DM c. Tanda dan Gejala DM d. Obat-obatan e. Komplikasi DM a. Mengetahu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, obat-obatan serta komplikasi DM b. Dapat mengidentifikasi kondisi pasien sendiri sesuai dengan materi pengetahuan yang diberikan c. Mampu menentukan tindakan jika terjadi tanda dan gejala yang sudah dijelaskan 2 Diet Pada Pasien DM a. Pengaturan konsumsi Karbohidrat, protein, lemak, natrium, serat dan pemanis b. Kebutuhan kalori pasien DM c. Jenis makanan yang bisa dikonsumsi pasien DM a. Memahami pengaturan diet sesuai dengan kondisi dan situasi dimana pasien berada b. Mampu menentukan makanan yang sesuai dengan penyakit 3 Aktivitas Fisik Pasien DM: a. Prinsip latihan jasmani b. Tahapan latihan jasmani c. Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien sebelum, pada saat dan sesudah latihan jasmani a. Memahami pentingnya aktivitas fisik bagi pasien DM b. Memahami aktivitas fisik yang dianjurkan bagi pasien DM c. Mampu menyesuaikan aktivitas sesuai kondisi yang dialami pasien 4 Senam kaki diabetes dan perawatan Kaki diabetes a. Indikasi dan kontraindikasi senam kaki DM b. Prosedur senam kaki DM c. Perawatan kaki DM a. Memahami pentingnya senam kaki dan perawatan kaki bagi pasien DM b. Mampu melakukan senam kaki DM c. Mempu melakukan perawatan kaki sesuai yang dianjurkan 5 Manajemen stress a. Hal yang membuat pasien DM stres b. Cara mengendalikan stress c. Cara membangun rasa percaya diri a. Memahami pentingnya efek stress bagi pasien DM b. Mampu mengeksplorasi perasaan yang dirasakan pasien pada saat edukasi c. Mempu memilih salah satu cara untuk mengurangi stress akibat penyakit DM Universitas Sumatera Utara 2. Persiapan administrasi Tahap ini dilakukan pengurusan perizinan tempat penelitian dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan USU yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan, kemudian didapati surat izin meneliti Dinas kesehatan yang ditujukan ke puskesmas Sering sebagai surat pengantar. Sehingga dilakukan penelitian sesuai dengan peosedur yang ada. 3.4.2. Prosedur Eksperimen a. Dilakukan seleksi subjek penelitian screening Subjek penelitian ini adalah seluruh pasien DM yang berobat ke Klinik Diabetes Puskesmas Sering Kec. Medan tembung, dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1 Didiagnosa DM Tipe 2 2 Mampu melakukan aktivitas mandiri 3 Mampu berkomunikasi verbal dengan baik 4 Mampu membaca, menulis dengan baik 5 Bukan Pasien DM yang memiliki keterbatasan fisik, mental atau kognitif yang dapat mengganggu penelitian buta, tuli, cacat mental 6 Efikasi diri tidak pada kategori tinggi 7 Bersedia hadir dalam sesi edukasi b. Menempatkan subjek ke dalam salah satu kelompok perlakuan. Konstansi kelompok penelitian dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan teknik konstansi karakteristik subjek teknik blocking dengan variasi jumlah efikasi diri rendah dan sedang masing 56 Universitas Sumatera Utara masing memiliki jumlah responden yang sama atau yang mendekati di kelompok intervensi dan kelompok kontrol. c. Pada saat pengambilan data sebelum perlakuan responden diminta kesediaannya untuk menjadi responden dan dihubungi kembali jika akan melakukan edukasi. d. Setelah data efikasi diri sebelum perlakuan terkumpul, peneliti membagi kelompok menjadi dua bagian dengan cara peneliti melakukan pengambilan data awal pre test selama 2 hari. Hari pertama paneliti mendapatkan 22 orang 11 orang untuk kelompok kontrol dan 11 orang untuk kelompok intrvensi dengan , hari kedua peneliti mendapat responden sebanyak 16 orang 7 orang kelompok kontrol dan 9 orang kelompok intervensi, hasil akhir efikasi diri hampir sama jumlah setiap kategorinya di setiap kelompok efikasi diri rendah dan sedang sehingga didapatkan jumlah responden kelompok intervensi 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 18 orang. 1 Kelompok Intervensi yaitu kelompok yang mendapat perlakuan. pada kelompok ini kelompok dibagi menjadi 4 kelompok kecil 8 orang untuk kelompok 1, 8 orang kelompok 2, 6 orang kelompok 3 dan 5 orang kelompok 4 2 Kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapatkan edukasi selama penelitian sedang berlangsung. Edukasi dilakukan setelah penelitian selesai yaitu setelah dilakukan pengukuran follow Up 57 Universitas Sumatera Utara 3 Sebelum dilakukan edukasi peneliti menghubungi kembali para responden pada kelompok intervensi dan diminta kesediaannya untuk diberikan edukasi 4 Kelompok Intervensi diberikan edukasi yang pelaksanaannya dilakukan selama 3 minggu dari tanggal 03 sd 17 Agustus 2014. Edukasi ini dilakukan dengan menggunakan modul dimana materi terdiri dari pengetahuan tentang diabetes mellitus, diet, aktivitas fisik, senam kaki dan perawatn kaki serta manajemen stress pada pasien diabetes mellitus. Materi yang diberikan selama 1 jam setiap materi. Dalam 1 kali pertemuan diberi edukasi 1 judul. Peneliti membagi kelompok kecil tersebut berdasarkan lokasi rumah yang berdekatan hingga responden dapat mencapai lokasi tersebut dengan mudah. Responden dikumpulkan di salah satu rumah responden di masing-masing kelompok kecil dan diberi edukasi 3 kali dalam seminggu sampai mencapai 6 kali pertemuan. Responden diberikan catatan harian untuk diisi setiap hari. 3.4.3 Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan memberikan Edukasi Diabetes Terpadu kepada responden melalui 6 sesi dalam dengan cara 1. Sesi 1 peneliti membagikan kuesioner data demografi, kuesioner efikasi diri dan pengukuran KGD dengan menggunakan “accu test”, setelah itu peneliti mengadakan edukasi pertemuan pertama tentang pengetahuan dasar diabetes mellitus meliputi defenisi, penyebab, tanda gejala, obat-obatan dan komplikasi. Universitas Sumatera Utara 2. Sesi ke 2 peneliti mengeksplorasi pengetahuan responden tentang materi yang telah disampaikan pada sesi 1 pertama dengan diskusi. Selanjutnya peneliti mengadakan edukasi tentang pengaturan diet pada pasien diabetes mellitus. 3. Sesi ke 3 peneliti mengeksplorasi pengetahuan responden tentang yang materi telah disampaikan pada sesi ke 2 dengan diskusi. Selanjutnya peneliti mengadakan edukasi tentang latihan fisik pada pasien diabetes mellitus. 4. Sesi ke 4 peneliti mengeksplorasi pengetahuan responden tentang materi yang telah disampaikan pada sesi ke 3 dengan diskuisi. Selanjutnya peneliti mengadakan edukasi sekaligus latihan senam kaki diabetes mellitus dan perawatan kaki, dalam edukasi ini masing-masing responden langsung mempraktekkan senam kaki dan perawatan kaki secara mandiri yang lansung diobservasi oleh peneliti.Adapun pasien yang mengikuti senam kaki DM adalah pasien dengan kondisi fisik yang sehat dengan KGD yang terkontrol karena gerakan senam dilakukan pasien secara aktif dan mandiri 5. Sesi ke 5 peneliti mengeksplorasi pengetahuan responden tentang materi yang telah disampaikan pada sesi ke 4 dengan diskusi. Selanjutnya peneliti mengadakan edukasi tentang manajemen stress dan dukungan psikososial pada pasien, peneliti juga mengeksplorasi pandangan responden terhadap penyakit DM yang sedang dialaminya dan peneliti menawarkan beberapa mekanisme koping yang dapat digunakan oleh responden. 6. Sesi ke-6 peneliti mengeksplorasi tentang materi yang telah disampaikan pada sesi ke 5 setelah itu peneliti membagikan kuesioner efikasi diri dan 59 Universitas Sumatera Utara mengobservasi nilai KGD responden, selanjutnya dilakukan penutupan dan ucapan terimakasih kepada responden. 7. Selama proses edukasi responden di observasi tentang minat terhadap edukasi, kehadiran di setiap sesi edukasi, berespon terhadap edukasi, kemampuan bertanya responden kepada edukator. 8. Beberapa responden akan dipilih untuk diwawancarai tentang manfaat edukasi terhadap penyakit DM yang sedang dialaminya 5 responden yang memiliki perubahan efikasi secara signifikan: yang paling banyak, sedikit atau tidak adanya perubahan efikasi diri setelah edukasi diterima 9. Kelompok kontrol diukur efikasi pada waktu yang sama dengan kelompok intervensi. 10. Pada 1 minggu setelah post test kelompok intervensi dan kelompok kontrol diukur kembali efikasi dirinya. Kelompok kontrol mendapatkan intervensi edukasi setelah pengukuran efikasi diri post test setelah dilakukan intervensi terkahir. Pengukuran efikasi diri menggunakan kuesioner efikasi diri yaitu: Diabetes Management Self-Efficacy Scale Van der Bijl Shortbridge-Bagget, 1999 yang terdiri dari 20 pertanyaan. Kuesioner ini telah dilakukan validasi dan reliabilitas oleh Sturt 2009 menjadi 15 pertanyaan karena ada 5 pertanyaan yang dianggap sama maksudnya, hasil observasi nilai KGD tiap responden terdiri dari lembar pengukuran KGD ad random. Hasil cataan harian, lembar observasi dan hasil wawancara digunakan untuk menjawab atau menjelaskan data yang tidak dapat dijelaskan dengan data kuantitatif. 60 Universitas Sumatera Utara

3.5. Variabel dan Definisi Operasional