Karakteristik Pelaku kekerasan Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Ibu

21 mengalami kekerasan seksual dengan tingkat yang lebih parah daripada anak laki-laki dan dengan dampak yang lebih serius pula dalam Roshental et al., 2003. Jenis kelamin anak juga memberikan dampak pada dukungan sosial dan penyesuaian diri setelah terjadi kekerasan. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa anak laki-laki lebih dipercayai dan mendapatkan dukungan dari ibu daripada anak perempuan Salt, Myer, Coleman, Sauzier, 1990; Lyon Koumpoulos-Lenares,1987 dalam Elliot Carnes, 2001. Akan tetapi, peneliti lain menemukan hasil yang berbeda dimana jenis kelamin tidak berhubungan dengan dukungan ibu terhadap kekerasan seksual pada anak Bolen, 1998; Sirles Franke, 1989; Everson et al.Herriot dalam Elliot Carnes 2001.

c. Karakteristik Pelaku kekerasan

1 Hubungan pelaku dengan anak Hubungan pelaku kekerasan dengan anak dan ibu merupakan prediktor yang berhubungan dengan tingkat dukungan ibu Cyr et al., 2003. Beberapa peneliti berpendapat bahwa jika pelaku kekerasan memiliki hubungan yang dekat dengan anak, maka ketika anak mengalami kekerasan ibu menjadi kurang mempercayai dan kurang melindungi anak Herriot, 1996; Salt et al., 1990; Sirles Franke, 1989. Hasil penelitian tersebut diperkuat pula oleh Cyr et al. 2003 bahwa ketika terjadi kekerasan intrafamilial atau pelaku berasal dari dalam keluarga baik ayah biologis atau 22 ayah tiri dari anak, menyebabkan ibu kurang dapat memberikan dukungan pada anak. Akan tetapi, penelitian Everson et al. 1989 menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu bahwa ibu cukup mendukung anak ketika mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasangan ibu, tanpa menghiraukan pelaku adalah ayah biologis atau non biologis anak. Penelitian De Young 1994 juga menunjukkan bahwa ibu lebih mempercayai dan mendukung anak ketika pelaku kekerasan adalah ayah biologis dari anak parental incest. 2 Pelaku pengguna alkohol Dalam penelitian Sirles Franke 1989 ditemukan bahwa ibu lebih percaya pada anak mengenai terjadinya kekerasan ketika pelaku mengkonsumsi alkohol daripada tidak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bolen 2002 yang menunjukkan bahwa jika pelaku kekerasan adalah pengguna alkohol, ibu lebih mempercayai pengungkapan yang dilakukan anak. 3 Pelaku mengakui terjadinya kekerasan Everson, Hunter, Runyan, Edelsohn, Coulter dalam Bolen 2002 menyebutkan bahwa konfirmasi kekerasan yang dilakukan oleh pelaku berpengaruh pada lebih banyaknya dukungan yang diberikan ibu pada anak. Hal ini mendukung penemuan Cyr et al. 2003 yang menunjukkan bahwa ketika pelaku mengakui terjadinya kekerasan seksual, hal ini mengurangi 23 keraguan ibu terhadap pengungkapan anak sehingga memunculkan respon lebih simpatik serta mendukung anak, terutama pada korban anak usia remaja.

d. Karakteristik Kekerasan Seksual