Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Defenisi Konsep

18 lainnya diluar aktifitas pertanian. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai modal sosial yang terbangun antara sesama petani dalam mengelola pertanian. Maka penelitian ini akan diberi judul “Modal sosial Petani Dalam Mengelola Pertanian”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pemanfaatan modal sosial petani dalam mengelola pertanian di Desa Delung Tue, Kabupaten Bener Meriah? 2. Bagaimana aktifitas gotong-royong yang berlangsung di kalangan petani Desa Delung Tue, Kabupaten Bener Meriah?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis serta melihat modal sosial petani dalam mengelola pertanian. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pemanfaatan modal sosial dalam mengelola pertanian di pedesaan. 2. Untuk mengetahui aktivitas gotong royong yang dilakukan para petani.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis : Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan kepada peneliti lain sebagai bahan referensi dalam meneliti masalah yang mirip dengan penelitian ini dalam bidang sosiologi, terutama di bidang sosiologi pedesaan. 2. Manfaat praktis : Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah Universitas Sumatera Utara 19 Kabupaten Bener Meriah dalam pendataan kependudukan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani serta melihat potensi lokal yang dimiliki masyarakat desa Delung Tue.

1.5. Defenisi Konsep

1. Modal Sosial Dua tokoh utama yang mengembangkan konsep modal sosial, Putnam dan Fukuyama memberikan definisi modal sosial yang berbeda. Meskipun berbeda, definisi keduanya memiliki kaitan yang erat spellerberg,1997 terutama menyangkut konsep kepercayaan trust. Putnam mengartikan modal sosial sebagai penampilan organisasi sosial seperti jaringan-jaringan dan kepercayaan yang memfasilitasi adanya koordinasi dan kerjasama bagi keuntungan bersama. Menurut Fukuyama, modal sosial adalah kemampuan sosial yang timbul dari adanya kepercayaan dalam sebuah komunitas. Modal sosial dapat diartikan sebagai sumber resource yang timbul dari adanya interaksi antara orang-orang dari suatu komunitas. Namun demikian, pengukuran modal sosial jarang melibatkan pengukuran terhadap interaksi itu sendiri. Melainkan hasil dari interaksi tersebut, seperti terciptanya atau terpeliharanya kepercayaan antar warga masyarakat. Sebuah interaksi dapat terjalin dalam skala individual maupun institusional. Secara individual, inetraksi terjadi manakala ralasi intim antara individu terbentuk satu sama lain yang kemudian melahirkan ikatan emosional. Secara institusional, interaksi dapat lahir pada saat visi dan tujuan satu organisasi memiliki satu kesamaan dengan visi dan tujuan organisasi lainya. Dalam penelitian ini modal sosial yang didasarkan pada nilai jaringan sosial. Universitas Sumatera Utara 20 suatu hubungan yang terjalin berdasarkan ikatan kekerabatan, ketetanggaan, kesamaan tempat tinggal, kepercayaan, norma-norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efesiensi kerja dalam masyarakat petani. 2. Petani Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang menjadikan mata pencaharian pokoknya pada sektor pertanian. 3. Pengelolaan Pertanian Pengelolaan pertanian dapat diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha pertanian yang bertujuan untuk menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada secara efektif untuk memenuhi kebutuhan. Sistem pengelolaan tersebut meliputi pengolahan lahan, pola tanam, pemupukan, pemberantasan hama serta proses panen hasil tanaman. 4. Mangolo Dalam penelitian ini Mangolo adalah sistem kerja secara bergantian antara sesama petani yang dilakukan secara gotong-royong. mulai dari aktifitas pertanian berupa proses penanaman bibit, perawatan tanaman, memberantas hama sampai memanen hasil pertanian sistem kerja yang dilakukan petani secara gotong-royong secara bergantian. Dalam prosesnya jika hari ini ada petani yang mengerjakan lahannya maka petani yang lain akan ikut menolong dan begitu juga sebaliknya ia akan kembali menolongnya pada kesempatan yang lain. Dalam proses ini kegiatan tersebut tidak dinilai dalam uang, hal ini tentu berbeda dengan sistem upah yang biasanya berlangsung pada kebanyakan petani, jika sistem upah, petani ketika bekerja akan diberikan imbalan atau dibayar dengan uang. Universitas Sumatera Utara 21 5. Interaksi sosial Interaksi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan timbal balik antar sesama petani yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun antar individu dan kelompok. 6. Jaringan sosial Jaringan sosial dalam penelitian ini adalah jaringan atau hubungan yang terbangun berdasarkan kepentingan bersama dalam mempertahankan kelangsungan kegiatan bertani. 7. Toke Tok e dalam penelitian ini adalah orang yang membeli hasil panen dari petani. Harga beli pada umumnya lebih rendah dari pada harga pasar. 8. Resiprositas Resiprositas merujuk pada gerakan diantara kelompok-kelompok simetris yang saling berhubungan. Ini terjadi apabila hubungan timbal balik antara individu-individu atau antara kelompok-kelompok sering dilakukan. Hubungan bersifat simetris terjadi apabila hubungan antara berbagai pihak antara individu dan individu, individu dan kelompok serta kelompok dan kelompok memiliki posisi dan peranan yang relatif sama dalam suatu proses pertukaran. Resiprositas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani Desa Delung tue dalam mangolo sistem kerjanya secara bergantian. Petani yang sudah ikut mangolo di lahan petani lain nantinya kebaikannya tersebut akan digantikan oleh petani yang telah dibantu sebelumnya, cara kerja para petani ini dilakukan secara timbal balik. Universitas Sumatera Utara 22 9. Bejamu mangolo atau bejamu manongkosen Bejamu mangolo atau bejamu manongkosen dalam penelitian ini adalah kegiatan mengundang petani lain untuk ikut kegiatan mangolo atau sistem kerja upah yang dilakukan petani pemilik lahan 10. Jamu Jamu dalam penelititan ini adalah sebutan atau panggilan untuk petani yang mengikuti kegiatan mangolo ataupun sebagai petani yang diupah. 11. SMS Short Message Service SMS atau layanan pesan singkat dalam penelitian ini adalah alat atau media yang digunakan petani untuk menyebarkan informasi mangolo serta untuk mengajak para petani untuk datang dalam kegiatan tersebut. 12. Manongkosen Manongkosen dalam penelitian ini adalah kegiatan untuk kerja sistem upah yang dilakukan oleh petani. Para petani yang bekerja tersebut akan diupah atau dibayar tenaganya oleh petani pemilik lahan. 13. Ongkos atau Gaji Ongkos atau gaji dalam penelitian ini adalah upah atau pembyaran yang diberikan kepada petani yang telah mengikuti kegiatan manongkosen. 14. Dari mulut ke mulut Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan dari mulut ke mulut adalah proses penyampaian informasi atau interaksi antara satu petani ke petani yang lain saling menyampaikan informasi mengenai adanya kegiatan mangolo ataupun manongkosen. Universitas Sumatera Utara 23 15. Nebes Dalam penelitan ini yang dimaksud dengan nebes adalah kegiatan membabat rumput yang dilakukan petani, biasanya ini dilakukan ketika akan menanam atau memanen kentang ataupun ketika akan membersihkan rumput yang tumbuh di areal kebun kopi. 16 . Nyaggalong Dalam penelitian ini yang dimaksud nyaggalong adalah kegiatan meerawat tanaman kentang dengan cara menaikkan tanah ke samping pohon tanaman kentang untuk menutupi buah kentang agar memudahkan para petani ketika memanen kentang tersebut. 17. Jengo Jengo dalam penelitian ini adalah makanan ringan atau snack yang disediakan oleh pemilik lahan untuk petani yang sedang bekerja atau petani yang mengikuti mangolo ataupun manongkosen. 18. Jolo-jolo Jolo-jolo dalam penelitian ini adalah sistem pengumpulan uang atau barang-barang sembako dimana setiap anggota dari perkumpulan pada giliranya berhak menerima uang atau barang sembako yang dikumpulkan oleh anggotanya masing-masing. Universitas Sumatera Utara 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA