47 serta dan turut aktif dalam masyarakat secara langsung agar peneliti dapat
secara nyata merasakan dan menggambarkan situasi yang ada di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti akan ikut dengan para petani bekerja ke
perkebunanan dan berinteraksi langsung dengan para petani. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang modal sosial yang terbentuk baik antara satu
petani dengan petani yang lain atau antara sesama petani, melihat hubungan sosial antara petani yang terbentuk serta kerja sama yang terjalin antara para
petani. • Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan menggunakan kamera foto untuk
mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi seperti aktifitas masyarakat petani ketika berada dilingkunganya dan sebagai penegas data yang diperoleh
di lapangan. 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal dan
bahan dari situs-situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini tentunya yang berkaitan dengan modal sosial pada masyarakat
pertanian dalam mengelola pertanian.
3.5 Interpretasi Data
Data yang dikerjakan sejak peneliti mengumpulkan data dilakukan secara insentif setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan. Merujuk pada Lexy J.
Universitas Sumatera Utara
48 Moleong 2002: 190, pengolahan data ini dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan observasi yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar foto, dan
sebagainya. Data tersebut telah dibaca, dipelajari dan ditelaah maka langkah selanjutnya
adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang terperinci, merujuk ke inti dengan
menelaah pernyataan-pernyataan yang diperlukan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menyusun data-data dalam satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitanya satu dengan
lainya dan diinterpretasikan secara kualitatif. Proses interpretasi data dalam penelitian ini telah dimulai sejak awal penulisan proposal, sehingga selesainya penelitian ini
yang menjadi ciri khas dari analisis kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
49
3.6 Jadwal Kegiatan
3.7 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Terutama didalam
melakukan wawancara mendalam kepada informan. Selain itu kendala lain adalah keterbatasan waktu saat melakukan wawancara dengan informan, hal ini disebabkan
No Kegiatan
Bulan 11 12-
4 5
6 7
8 9 10 11 12 1 2
3 4
1 Pra Survei
√ 2
Acc Judul Penelitian √
3 Penyusunan Proposal
√ 4
Seminar Proposal √
5 Revisi Proposal
√ 6
Penelitian Lapangan √ √ √
7 Pengumpulan dan
Interpretasi Data √ √ √
8 Penulisan Laporan
√ √ √ 9
Bimbingan Skripsi √ √ √ √ √ √
10 Sidang Meja Hijau √
Universitas Sumatera Utara
50 kegiatan informan yang sangat padat. Karena informan peneliti adalah petani yang
cukup sibuk dalam melakukan aktivitasnya di perkebunan dari pagi hingga sore, maka peneliti harus mampu melihat waktu yang tepat untuk melakukan wawancara.
Selain itu keterbatasan waktu karena wawancara baru dapat dilakukan pada waktu para petani pulang dari kebun.
Terlepas dari permasalahan teknis penelitian dan kendala di lapangan peneliti menyadari keterbatasan peneliti mengenai metode menyebabkan lambatnya proses
penelitian yang dilakukan, dan masih terdapat keterbatasan dalam hal kemampuan pengalaman melakukan penelitian ilmiah serta referensi buku atau jurnal yang sedikit
dikuasai peneliti. Walaupun demikian peneliti berusaha untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini semaksimal mungkin agar data dan tujuan yang ingin dicapai dapat
terwujud.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kabupaten Bener Meriah merupakan kabupaten termuda di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh
Tengah, berdasarkan undang- undang No. 41 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Januari
2004. Kabupaten Bener Meriah adalah salah satu daerah tingkat II di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam yang mempunyai luas wilayah 188,70 km2 dan terdiri dari tujuh kecamatan dengan Simpang Tiga Redelong sebagai ibu kotanya.
Kabupaten Bener Meriah dikenal dengan cita rasa kopinya yang sudah mendunia. Kopi unggulan Gayo ini dijual ke berbagai negara di luar negeri, antara
lain Amerika, Jepang, Belanda dan beberapa negara Eropa lainnya. Adapun mata pencaharian sebagian besar masyarakat Bener Meriah adalah dalam bidang pertanian
dan kopi menjadi komoditi hasil bumi terbesar di wilayah ini. Secara geografis, wilayah Bener Meriah merupakan wilayah dataran tinggi sehingga menyimpan
potensi wisata yang menjanjikan, daerah ini juga sering menjadi tujuan wisata dari wisatawan mancanegara. Diantara bukit-bukit yang menjulang tinggi di daerah ini,
terdapat satu gunung Api dengan yang diprediksi masih aktif yang letaknya tidak jauh dari pusat kota, berjarak sekitar 2,5 km dari kota Redelong.
Kabupaten ini juga dikenal dengan adanya Radio Rimba Raya, satu-satunya radio perjuangan Republik Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan
Universitas Sumatera Utara