SUBJEK PENELITIAN Pelaksanaan Uji Coba

D. SUBJEK PENELITIAN

1. Populasi Penelitian ini adalah penelitian yang melihat hubungan antara intensitas orang tua menggunakan smartphone dengan kualitas komunikasi orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Dimana penggunaan smartphone dilakukan oleh orang tua. Subjek pada penelitian ini adalah para orang tua yaitu ayah atau ibu yang memiliki anak pada masa kanak-kanak awal dengan rentang usia 2 hingga 6 tahun, serta anak pada masa kanakk-anak awal berusia antara 2 hingga 6 tahun yang memiliki ayah atau ibu yang menggunakan smartphone. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan nonprobability sampling . Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana unsur pada populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu. Penelitian ini akan melibatkan subjek dengan karakteristik sebagai berikut: a. Pria atau wanita orang tua yang memiliki smartphone yang dapat mengakses internet, hiburan, games, dan aplikasi karena smartphone berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari. b. Pria atau wanita orang tua yang telah berkeluarga dan memiliki anak yang berusia 2 hingga 6 tahun yang berada pada tahap masa kanak- kanak awal dimana komunikasi interpersonal penting dikembangkan. c. Anak yang berusia 2-6 tahun yang tinggal dalam satu rumah bersama ayah atau ibu yang memiliki smartphone, karena untuk mengetahui pandangan anak terhadap kualitas komunikasi interpersonal dengan orang tua.

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode kuantitatif. Pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa skala. Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa dua skala dan wawancara sebagai pendukung hasil penelitian. Dua skala yang akan disajikan adalah skala intensitas penggunaan smartphone dan skala persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak. Serta awancara dilakukan kepada anak berusia 2 hingga 6 tahun untuk mendukung data penelitian secara kuantitatif. Pada skala intensitas penggunaan smartphone dan skala persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak, metode penskalaan yang digunakan adalah skala likert. Skala likert merupakan salah satu metode penskalaan yang meminta subjek untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri atas beberapa respon jawaban Supratiknya, 2014.

1. Skala Intensitas Penggunaan Smartphone

Penyusunan skala intensitas penggunaan smartphone didasarkan pada pengukuran intensitas yang dikemukakan oleh Tubbs Moss 1983 yaitu dengan melihat frekuensi dan durasi terjadinya perilaku tersebut. Skala ini menyajikan pertanyaan-pertanyaan untuk melihat seberapa sering dan seberapa lama subjek menggunaan smartphone. Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju SS”, “Setuju S”, “Tidak Setuju TS”, dan “ Sangat Tidak Setuju STS”. Skor bergerak dari angka 1 hingga angka 4 dengan tidak adanya respon netral. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan subjek untuk memilih jawaban tengah serta subjek mampu dengan tegas menunjukkan responnya. Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini terdiri dari dua bentuk, yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Pertanyaan favorable adalah pernyataan yang mendukung aspek-aspek dari intensitas penggunaan smartphone. Sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung aspek-aspek dari intensitas penggunaaan smartphone Azwar, 2012. Tabel 3.1 Pemberian Skor Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang Tua Alternatif Jawaban Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4 Tabel 3.2 Blueprint dan Distribusi Item Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang Tua Sebelum Uji Coba Aspek Item Jumlah Persentase Frekuensi Favorable 9, 10, 11, 15, 16, 17, 26 7 50 Unfavorable 4, 12, 13, 19, 22, 23, 25 7 Durasi Favorable 2, 3, 7, 8, 14, 18, 24 7 50 Unfavorable 1, 5, 6, 20, 21, 27, 28 7 Jumlah 28 100

2. Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan

Anak Penyusunan skala persepsi kualitas komunikasi interpersonal orang tua dan anak didasarkan pada lima aspek kualitas umum komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh DeVito, yaitu aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Lima aspek kualitas komunikasi ini memiliki proporsi yang sama pada skala dikarenakan menurut peneliti, lima aspek ini merupakan aspek yang memiliki kepentingan yang sama dalam membangun kualitas komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju SS”, “Setuju S”, “Tidak Setuju TS”, dan “ Sangat Tidak Setuju STS”. Skor bergerak dari angka 1 hingga angka 4 dengan tidak adanya respon netral. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan subjek untuk memilih jawaban tengah serta subjek mampu dengan tegas menunjukkan responnya. Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini terdiri dari dua bentuk, yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Pertanyaan favorable adalah pernyataan yang mendukung aspek-aspek dari kualitas komunikasi interpersonal. Sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung aspek-aspek dari kualitas komunikasi interpersonal Azwar, 2012. Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini disusun dalam konteks komunikasi interpersonal yang terjadi antara orang tua dan anak. Penentuan penilaian untuk pernyataan favorable dan unfavorable adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Pemberian Skor Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Alternatif Jawaban Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4 Tabel 3.4 Blueprint dan Distribusi Item Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua dan Anak Sebelum Uji Coba Aspek Item Jumlah Persentase Keterbukaan Favorable 1, 5, 30, 45, 56, 60, 65, 66, 69, 100 10 20 Unfavorable 12, 19, 38, 49, 61, 73, 74, 80, 91, 92 10 Empati Favorable 2, 9, 20, 22, 24, 41, 44, 59, 81, 82 10 20 Unfavorable 31, 36, 39, 72, 63, 76, 86, 87, 88, 98 10 Sikap Mendukung Favorable 3, 10, 17, 32, 51, 53, 67, 94, 96, 99 10 20 Unfavorable 15, 23, 25, 27, 40, 47, 57, 64, 79, 95 10 Sikap Positif Favorable 6, 11, 13, 18, 26, 28, 54, 75, 84, 85 10 20 Unfavorable 7, 8, 16, 29, 37, 52, 83, 90, 93, 97 10 Kesetaraan Favorable 4, 14, 42, 43, 48, 50, 55, 70, 71, 89 10 20 Unfavorable 21, 33, 34, 35, 46, 58, 62, 68, 77, 78 10 Jumlah 100 100

F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data

1. Validitas

Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang mampu menunjukkan secara valid bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan dari alat ukur itu sendiri Azwar, 2009. Validitas adalah taraf sejauh mana penafsiran terhadap suatu tes bersangkutan secara sunguh-sungguh dapat dipertanggungjawakan. Validitas melihat apakah aspek yang diukur pada suatu alat tes benar-benar sesuai dengan tujuan alat tes tersebut Supratiknya, 2014. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan uji validitas isi. Uji validitas isi dilakukan dengan cara melakukan meminta professional judgment untuk melihat kembali kesesuaian antara atribut dan aspek yang diukur pada skala Supratiknya, 2014. Professional judgment pada penelitian ini merupakan dosen pembimbing skripsi.

2. Seleksi Item

Seleksi item item bertujuan untuk melihat skor masing-masing item pada suatu alat ukur. Seleksi item ini dapat dilihat dengan daya beda atau daya diskriminasi item. Daya diskriminasi adalah sejauh mana item mampu membedakan antara satu individu dengan kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2009. Daya diskriminasi merupakan indikator dari konsistensi antara fungsi item dengan fungsi dari skala. Item yang baik adalah item yang memiliki fungsi yang selaras dengan fungsi dari skala yang disusun oleh penyusun Azwar, 2009. Daya diskriminasi dilakukan dengan cara melihat korelasi antara skor item dengan skor item total. Korelasi antara skor item dengan skor item total ini disebut dengan koefisien korelasi item total r ix . Korelasi item yang digunakan pada penelitian ini diperoleh menggunakan komputasi korelasi product-moment Pearson. Hal ini dikarenakan skor pada item-item skala merupakan skor pada taraf interval. Besar koefisien korelasi item total bergerak dari 0 hingga 1.00 baik itu positif maupun negatif. Koefisien korelasi yang mendekati angka 1.00 baik mengindikasikan terdapat daya diskriminasi item yang baik pada skala tersebut. Sedangkan apabila koefisien korelasi semakin mendekati angka 0, hal ini menunjukkan bahwa item tersebut memiliki daya diskriminasi yang rendah Azwar, 2009. Pemilihan item yang baik pada penelitian ini memiliki batasan nilai r ix adalah ≥0.30 dimana item yang memiliki daya diskriminasi memiliki skor ≥0.30 adalah item yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi . Sebaliknya, item yang memiliki skor ≤0.30 adalah item yang memiliki daya diskriminasi yang rendah. Penelitian ini menggunakan nilai r ix 0.30 dengan taraf signifikansi 0.05. Item yang digunakan pada skala ini adalah item yang memiliki koefisien korelasi item total ≥0.30. Komputasi pada skala ini menggunakan software SPSS 16.0 for windows. Pada skala intensitas penggunaan smartphone, terdapat 28 pernyataan atau item yang terdiri dari 14 item favorable dan 14 unfavorable yang masing-masing menunjukkan aspek frekuensi dan durasi. Seluruh item diseleksi melalui nilai r ix hasil kompetensi. Item yang memiliki r ix ≥0,30 merupakan item yang dipilih untuk digunakan pada skala final. Hal ini dikarenakan item tersebut memiliki daya diskriminasi yang baik. Sedangkan item yang memiliki nilai r ix ≤0.30 tidak digunakan dalam skala final karena memiliki daya diskriminasi yang kurang baik. Hasil dari pengujian data skala intensitas penggunaan smartphone menunjukkan bahwa terdapat 21 item yang memiliki nilai r ix ≥0.30. Sedangkan item yang memiliki nilai r ix ≤0,30 adalah item nomor 4, 6, 16, 17, 18, 21, dan 22. Tabel 3.5 Blueprint dan Distribusi Item Skala Intensitas Penggunaan Smartphone pada Orang Tua Setelah Uji Coba Aspek Item Jumlah Persentase Frekuensi Favorable 3, 6, 9, 13, 18 5 50 Unfavorable 4, 10, 14, 17, 20 5 Durasi Favorable 2, 5, 8, 12, 15 5 50 Unfavorable 1, 7, 11, 16, 19 5 Jumlah 20 100 Pada skala persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak terdapat 100 item yang terdiri dari 50 item favorable dan 50 item unfavorable yang masing-masing menunjukkan aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Berdasarkan hasil komputasi, terdapat 67 item yang memiliki nilai rix ≥0.30. Sedangkan item yang memiliki nilai rix ≤0.30 adalah item nomor 1, 6, 7, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 22, 23, 25, 32, 38, 42, 45, 46, 49, 51, 56, 58, 61, 65, 67, 76, 78, 79, 86, 88, 93, 94, dan 95. Total item yang gugur adalah 33 item. Item yang digunakan pada skala final adalah 50 item dari 67 item yang baik. 50 item ini dipilih berdasarkan nilai r ix yang paling baik. Tabel 3.6 Blueprint dan Distribusi Item Skala Persepsi Kualitas Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua dan Anak Setelah Uji Coba Aspek Item Jumlah Persentase Keterbukaan Favorable 7, 12, 19, 29, 35 5 20 Unfavorable 2, 24, 34, 41, 50 5 Empati Favorable 10, 17, 31, 38, 46 5 20 Unfavorable 3, 21, 26, 37, 42 5 Sikap Mendukung Favorable 5, 8, 14, 30, 47 5 20 Unfavorable 6, 13, 18, 25, 32 5 Sikap Positif Favorable 1, 23, 28, 43, 39 5 20 Unfavorable 9, 11, 20, 40, 45 5 Kesetaraan Favorable 4, 15, 27, 33, 49 5 20 Unfavorable 16, 22, 36, 44, 48 5 Jumlah 50 100

3. Reliabilitas

Nunnally dalam Supratiknya, 2014 menyatakan bahwa reliabilitas adalah ketepatan pengukuran tanpa menghiraukan atribut yang diukur. Reliabilitas dapat diukur berdasarkan konsistensi internal atau konsistensi antar bagian-bagian di dalam tes tersebut serta konsistensi antar waktu dari hasil tes. Reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan menggunakan uji reliabilitas Alpha-Cronbach dengan melihat konsistensi antar bagian- bagian pada skala. Koefisien reliabilitas minimun adalah 0.70. Apabila koefisien reliabilitas tidak lebih besar dari 0.70 maka dapat dikatakan sebuah tes atau skala kurang memadai untuk digunakan. Berdasarkan hasil komputasi data pada skala intensitas penggunaan smartphone, diperoleh koefisien Alpha-Cronbach r setelah uji coba sebesar 0.904. Pada skala komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak, koefisien Alpha-Cronbach r setelah uji coba sebesar 0.975. Berdasarkan nilai Alpha-Cronbach r yang diperoleh pada masing- masing skala, maka dapat dikatakan bahwa kedua skala memiliki reliabilitas yang baik.

G. Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data dilakukan sebagai suatu cara untuk mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga data tersebut daat dibaca dan dapat ditafsirkan Azwar, 1998. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dengan menguji normalitas dan linearitas data yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat distribusi skor variabel tertentu pada suatu sampel. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov Test. Komputasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan. Teknik yang digunakan pada uji linearitas ini adalah teknik Compare Means untuk melihat apakah kedua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak. Komputasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows .

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik Correlation Product Moment dari Karl Pearson dengan tujuan untuk menguji korelasi antara dua variabel yaitu intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dengan asumsi kedua variabel ini bersifat linear.

H. Pelaksanaan Uji Coba

Uji coba skala intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dan persepsi kualitas komunikasi antara orang tua dan anak dilakukan pada tanggal 20 Juni 2015 hingga 28 Juli 2015. Uji coba skala dilakukan terhadap 54 orang tua yang memiliki anak berusia dua hingga enam tahun serta memiliki smartphone. 54 skala uji coba seluruhnya disebarkan pada orang tua anak pada TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta. 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2015 hingga 22 Agustus 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berjumlah 218 kepada orang tua yang memiliki anak usia dua sampai enam tahun. Penelitian seluruhnya dilaksanakan di kota Yogyakarta yang melibatkan beberapa sekolah yaitu TK-SD Kanisius Sengkan, TK Kanisius Kotabaru, SD Kanisius Demangan Baru, TK Ceria Demangan Baru, dan TK Ceria Timoho. Teknis pengambilan data menggunakan kuisioner ini dilakukan dengan memberikan sejumlah kuisioner melalui guru TK dan SD kemudian diberikan kepada anak untuk diisi oleh orang tua mereka. Berdasarkan 218 kuisioner yang disebar, terdapat 129 kuisioner yang kembali dan 89 kuisioner lainnya tidak kembali kepada peneliti. Dari 129 kuisioner yang telah kembali, peneliti memilih kembali kuisioner yang memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut dalam pengolahan data berdasarkan pada kepemilikan smartphone dan usia anak yang dimiliki. Terdapat 11 kuisioner tidak digunakan gugur karena tidak memenuhi syarat dan 14 kuisioner tidak diisi. Sehingga terdapat 104 kuisioner yang dipilih peneliti karena telah memenuhi syarat berdasarkan kepemilikan smartphone dan usia anak yang dimiliki.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

1 35 21

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 5 12

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 2 16

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA Hubungan Antara Kulaitas Komunikasi Orang Tua-Anak dengan Kepercayanaan Diri PAda Siswa Sekolah Modelling.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL Hubungan Antara Kualitas Komunikasi Orang Tua Anak dengan Pengendalian Dorongan Seksual Sebelum Menikah Pada Remaja.

0 2 14

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 17

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 6

Daftar Pustaka Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 4

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 16