1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi, teknologi merupakan salah satu produk ilmu pengetahuan yang saat ini berkembang sangat pesat. Teknologi digunakan
oleh berbagai kalangan usia, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Teknologi dapat ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan dengan harapan
mampu mempermudah dan menunjang aktifitas manusia yang kini telah menjadi gaya hidup Sulistyaningtyas, Jaelani, Waskita 2012. Salah satu
teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi informasi. Teknologi informasi adalah salah satu teknologi yang digunakan dalam
mengolah, memproses,
mendapatkan, menyusun,
menyimpan, dan
memanipulasi data dengan berbagai cara Subadri, 2008. Teknologi informasi termasuk di dalamnya adalah telepon pintar atau smartphone.
Smartphone atau telepon pintar adalah salah satu perangkat teknologi
yang memiliki fungsi seperti komputer. Smartphone memiliki fitur berupa akses internet, dan sistem operasi yang mampu mengunduh berbagai macam
aplikasi seperti
games ,
media sosial,
email ,
dan aplikasi
lain www.oxforddictionaries.com.
Pada jaman sekarang, teknologi informasi khususnya smartphone dapat dengan mudah ditemui. Saat ini, hampir setiap orang dan sebagian besar
merupakan orang dewasa memiliki perangkat mobile atau smartphone
Sulistyaningtyas dkk., 2012. Berdasarkan hasil survei dari lembaga survei dunia yaitu Mobility Report Ericsson
, menunjukkan bahwa pengguna
perangkat mobile di dunia pada tahun 2019 akan mencapai 5,6 miliar dengan 60 diantaranya adalah pengguna smartphone www.biskom.web.id. Survei
yang dilakukan oleh APIJI Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada tahun 2012 menemukan bahwa jumlah pengguna smartphone di
Indonesia mencapai 65,7. Survei yang dilakukan oleh APIJI 2012 juga menemukan bahwa
sebagian besar penduduk Indonesia yang menggunakan smartphone merupakan kalangan usia dewasa. APIJI 2012 menyebutkan bahwa 15,3
pengguna internet merupakan ibu rumah tangga dan 53,3 merupakan orang tua yang bekerja. APIJI juga menemukan bahwa sebesar 92 masyarakat
Indonesia menggunakan smartphone pada saat mereka berada di rumah. Secara garis besar dapat dilihat bahwa rata-rata pengguna smartphone yang
memiliki jaringan internet merupakan orang dewasa khususnya ibu rumah tangga dan orang tua bekerja. Mereka menggunakan perangkat smartphone
mereka rata-rata saat mereka berada di rumah. Melalui fitur yang dimiliki smartphone, orang tua memanfaatkan
smartphone yang mereka miliki untuk menunjang aktivitas mereka dalam
berkomunikasi dengan teman, keluarga, dan juga rekan bisnis. Orang tua menggunakan smartphone mereka dalam berkomunikasi dengan anak mereka
seperti menanyakan keberadaan dan juga memantau anak-anak mereka apabila mereka berada dalam jarak jauh. Pada konteks pekerjaan, smartphone
digunakan untuk meningkatkan mobilitas pekerjaan mereka. Mereka dapat dengan mudah mengakses berkas-berkas dengan cepat melalui email serta
berkomunikasi secara cepat dengan kolega yang berada pada jarak jauh Sulistyaningtyas dkk, 2012.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Nielsen 2014 yang berjudul “Nielsen on Device Meter” menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia rata-rata menggunakan smartphone selama 189 menit per hari atau setara dengan 3 jam. Sebagian besar masyarakat Indonesia
menggunakan smartphone untuk berkomunikasi jarak jauh, media hiburan, menggunakan aplikasi, dan penggunaan akses internet. Hal ini juga didukung
oleh hasil survei yang dilakukan oleh seorang analis yaitu Meeker 2014 yang melaporkan bahwa penduduk Indonesia menghabiskan waktu selama 181
menit atau setara dengan 3 jam untuk menggunakan smartphone www.kompas.com. Masyarakat cenderung terus-menerus menatap perangkat
mobile mereka dimana pun dan kapan pun mereka berada. Sulistyaningtyas
dkk. 2012 menemukan bahwa sebagian besar masyarakat terdorong untuk segera membalas sms, melihat notifikasi di media sosial, membalas chatting,
internet, dan telepon. Munculnya smartphone memberikan perubahan-perubahan pada
elemen masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh University of Maryland menemukan bahwa seseorang dapat berubah menjadi lebih egois dan
antisosial saat sedang menggunakan ponsel. Faktanya, disaat para pengguna ponsel merasa bahwa mereka memiliki hubungan yang dekat dengan orang
lain yang berada di jarak jauh, justru mereka lebih mengabaikan orang-orang yang
berada di
jarak yang
lebih dekat
dengan mereka
www.tabloidbintang.com. Turkle dari Institute Technology Massachusset MIT mengatakan bahwa individu akan terus menerus menggunakan ponsel
mereka sehingga individu tidak merasa kesepian. Namun ternyata mereka justru
mengabaikan orang-orang
dan dunia
di sekitarnya
www.tabloidpulsa.com. Smartphone
sangat berguna untuk menunjang kehidupan manusia di era modern. Smartphone telah mengubah gaya hidup seseorang dalam
kehidupan mereka di lingkungan masyarakat Sulistyaningtyas dkk., 2012. Akan tetapi, smartphone menimbulkan perubahan yang signifikan terjadi pada
sikap, mental, dan cara pandang seseorang. Salah satunya merupakan perubahan sikap sosial. Perubahan sosial yang terjadi pada lingkungan
masyarakat berkaitan dengan cara individu berkomunikasi secara interpersonal dengan lingkungannya Putra, 2014. Fuad dalam Putra, 2014
mengemukakan bahwa teknologi cenderung memungkinkan terjadinya transformasi dalam masyarakat. Transformasi tersebut memunculkan berbagai
perubahan dalam hubungan antar manusia, khususnya pada komunikasi antar pribadi.
Merujuk pada hasil survei yang dilakukan oleh APIJI 2012 yang menyebutkan bahwa sebagian besar pengguna smartphone merupakan
kalangan usia dewasa yang merupakan orang tua, maka perubahan sikap sosial yang terjadi pada masyarakat saat ini tidak menutup kemungkinan
mempengaruhi perubahan komunikasi antar pribadi diantara orang tua dengan anak mereka. Hasil penelitian dari Radesky Boston Medical Center pada
tahun 2014 mengungkapkan bahwa orang tua yang cenderung sibuk dengan email
, games, atau aplikasi lain memiliki interaksi negatif dengan anak-anak mereka. Hasil dari penelitian Radesky tersebut mengungkapkan bahwa 40 dari
55 kelompok orangtua selalu menatap gadget selama makan, dan mereka lebih banyak menaruh perhatian ke perangkat mobile ketimbang anak-anak mereka
www.liputan6.com. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini perilaku orang tua dalam menggunakan smartphone tersebut tidak menutup
kemungkinan mempengaruhi perubahan komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Panji Mahardeka 2014 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan smartphone
dengan interaksi anak kepada orang tua. Subjek pada penelitian ini merupakan anak Sekolah Dasar usia 10 hingga 12 tahun. Anak menggunakan smartphone
pada umumnya untuk bermain atau sebagai media hiburan. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penggunaan smartphone oleh anak, maka
semakin rendah interaksi anak dengan orang tua, demikian pula sebaliknya jika penggunaan smartphone pada anak semakin rendah maka interaksi anak
kepada orang tua semakin tinggi r = -0,522. Penelitian yang sama menemukan bahwa terdapat pengaruh menggunakan smartphone dengan
interaksi anak kepada orang tua 27,2.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan smartphone di kalangan masyarakat termasuk pada orang tua, banyak perubahan-perubahan sikap yang
terjadi di kalangan masyarakat Sulistyaningtyas dkk., 2012. Saat ini masyarakat cenderung lebih suka untuk berkomunikasi dengan orang lain
melalui jaringan internet yang terdapat pada smartphone Veronika, 2013. Fenomena ini dapat terjadi di kalangan orang tua yang menggunakan
smartphone untuk menunjang pekerjaan mereka. Orang tua cenderung
memperhatikan gadget mereka dibandingkan berkomunikasi dengan anak- anak mereka disaat mereka sedang melakukan aktivitas bersama Radesky,
2014. Hasil survei APIJI 2012 juga menyebutkan bahwa sebagian besar pengguna smartphone menggunakan perangkat mereka pada saat berada di
rumah. Hal ini tentu saja berkaitan dengan komunikasi orang tua dengan anak saat mereka sedang melakukan aktivitas bersama di rumah.
Komunikasi merupakan suatu proses tindakan memperoleh dan mendapatkan informasi. Seseorang berbicara tentang sesuatu maupun
menanggapi pemikiran orang lain atau melakukan sesuatu sebagai respon atas apa yang dipahami Beebe, Beebe, Redmond, 1996. Komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi merupakan bentuk khusus dari human communication
dimana dapat terjadi ketika kita berinteraksi secara bersamaan dengan orang lain dan saling mempengaruhi satu sama lain Beebe
et al., 1996. Komunikasi tidak hanya terjadi antar orang dewasa. Komunikasi
terjadi dalam kaitannya hubungan antar keluarga. Hubungan interaksi dalam
suatu keluarga tidak terlepas dari komunikasi interpersonal yang terjadi di dalam keluarga tersebut Djamarah, 2004. Komunikasi dalam keluarga terjadi
dalam berbagai cara diantaranya isyarat, ungkapan emosional, bicara, dan bahasa tulisan. Tetapi komunikasi yang paling efektif umumnya berorientasi
pada percakapan atau bicara Hurlock, 1978. Komunikasi interpersonal pada keluarga umumnya merupakan komunikasi langsung atau tatap muka dimana
pesertanya dapat langsung memberi tanggapan Effendy,1986. Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak tidak hanya
diukur berdasarkan kuantitas terjadinya komunikasi diantara kedua belah pihak, melainkan kualitas dari komunikasi yang terjadi DeVito, 2011.
Kualitas komunikasi interpersonal dapat diidentifikasikan berdasarkan lima karakteristik yaitu : keterbukaan openness, empati emphaty, sikap
mendukung supportive-ness, sikap positif positiveness, dan kesetaraan equality.
Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak menunjukkan bagaimana hubungan antar pribadi dalam suatu keluarga. Hubungan antar
pribadi dalam keluarga sebagai salah satu faktor dalam mempengaruhi dasar hidup anak pada masa kanak-kanak awal dan berpengaruh terhadap kehidupan
anak di masa mendatang Berk, 2006; Santrock, 2007. Anak-anak yang berada pada tahap masa kanak-kanak awal atau prasekolah adalah anak-anak
yang memiliki usia sekitar dua tahun hingga enam tahun Hurlock, 1978; Bukatko, 2008. Menurut Bijou dalam Hurlock, 1978, anak-anak pada usia
prasekolah ini adalah masa paling penting dimana dasar struktur perilaku
kompleks diletakkan dan akan dibangun sepanjang hidup anak. Dasar hidup anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat anak tinggal selama tahun-
tahun pembentukan awal hidupnya. White dalam Hurlock, 1978 mengemukakan bahwa pada masa ini, adalah penting dalam meletakkan pola
untuk penyesuaian pribadi dan sosial anak. Memberi kehidupan sosial yang kaya pada anak adalah hal yang dapat dilakukan guna menjamin pikiran baik
pada anak. Penyesuaian pribadi dan sosial anak dapat ditanamkan melalui komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak.
Pada masa kanak-kanak awal, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan sosialnya terhadap lingkungan sosial McDEvitt, 2010. Seiring
dengan perkembangan sosial anak, hubungan antara orang tua dan anak menjadi penting untuk diperhatikan. Hubungan tersebut dapat dilihat melalui
komunikasi interpersonal yang terjalin diantara mereka. Anak-anak berusaha untuk memperoleh perhatian dan penerimaan dari orang dewasa khususnya
orang tua mereka. Apabila mereka telah memperoleh kepuasan terhadap hubungan mereka dengan orang tua, mereka akan tetap berusaha untuk
menjalin hubungan yang bersahabat dengan keluarga terutama orang tua mereka. Selain itu, pada masa kanak-kanak awal, lingkungan keluarga
merupakan figur paling penting dalam pembentukan sosialisasi anak McDevitt, 2010
Pada tahap ini, anak-anak mulai mengalami berbagai perkembangan diantara perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
perkembangan emosi, dan perkembangan psikososial Papalia, 2008.
Berdasarkan beberapa penelitian menemukan bahwa komunikasi orang tua dengan anak mereka mempengaruhi perkembangan anak pada usianya dan
pada perkembangan selanjutnya Hastuti, 2014; Setyowati, 2005; Ramadhani, 2013; Hodijah, 2008; Hillaker, 2008. Komunikasi antara orang tua dengan
anak juga mempengaruhi kemampuan anak dalam berkomunikasi pada saat dewasa Beebe et al., 2009.
Beberapa penelitian menemukan bahwa hubungan yang bermakna antara komunikasi dalam keluarga dengan perkembangan anak. Salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Hastuti 2014 yang menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara komunikasi dalam keluarga dengan
perkembangan anak khususnya perkembangan bahasa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Setyowati 2005 menemukan dalam penelitian kualitatif
bahwa penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara orang tua dengan anak maupun antar anggota keluarga memiliki implikasi
terhadap proses perkembangan emosi anak. Dalam proses komunikasi tersebut, anak akan belajar mengenal dirinya maupun orang lain, serta
memahami perasaannya sendiri maupun orang lain. Ramadhani 2013 menemukan dalam sebuah penelitian kualitatif interaktif bahwa efektifitas
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dapat membentuk sikap positif pada anak. Hodijah 2008 turut menemukan bahwa intensitas
komunikasi antara orang tua dan anak secara signifikan memiliki korelasi positif terhadap motivasi belajar pada anak. Hillaker 2008 mengungkapkan
bahwa komunikasi yang positif dalam keluarga memiliki hubungan yang positif terhadap kompetensi sosial dan nilai-nilai positif pada anak.
Perkembangan anak tidak lepas dari keluarga dimana mereka dibesarkan. Hurlock 1978 mengemukakan sumbangan keluarga pada
perkembangan anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan dengan anggota keluarganya. Hubungan yang baik di dalam keluarga dapat
dilihat melalui komunikasi antara orang tua dan anak Djamarah, 2004. Hubungan ini dipengaruhi oleh pola kehidupan keluarga dan juga sikap serta
perilaku dari berbagai anggota keluarga khususnya orang tua terhadap anak dalam keluarga tersebut. Sikap orang tua tidak hanya mempengaruhi
hubungan di dalam keluarga melainkan juga mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Hubungan antara orang tua dan anak yang sehat dan positif
akan mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya. Hubungan yang sehat dan positif dengan orang tua akan menghasilkan anak yang bahagia, ramah-
tamah, dianggap menarik oleh orang lain, relatif bebas dari kecemasan, dan menjadi anggota kelompok yang pandai bekerja sama.
Sebaliknya apabila anak memiliki hubungan yang tidak baik dengan orang tuanya, mereka cenderung memiliki penyesuaian pribadi dan sosial
yang cenderung buruk. Hubungan yang tidak baik dengan orang tua akan menghasilkan anak yang haus akan kasih sayang, takut dikesampingkan,
terlampau ingin menyenangkan orang lain, dan melakukan apapun untuk orang lain. Hal ini sebagai kompensasi dan usaha untuk mencari perhatian
dengan cara apapun Hurlock, 1978.
Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak dilihat melalui bagaimana orang tua mempersepsikan
kualitas komunikasi interpersonal diantara keduanya yang diukur melalui lima aspek kualitas komunikasi DeVito. Persepsi merupakan cara
pandang seseorang terhadap sesuatu hal dengan menginterpretasi dan memproses stimulus yang diterima. Persepsi kualitas komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak merupakan cara pandang orang tua terhadap kualitas komunikasi yang terjalin antara mereka dan anak
mereka. Munculnya smartphone di kalangan masyarakat memicu
meningkatnya intensitas penggunaan smartphone di masyarakat. Penggunaan smartphone pada masyarakat menimbulkan perubahan-
perubahan khususnya pada sikap sosial Sulistyaningtyas dkk., 2012; Veronika, 2013. Perubahan sikap sosial juga terjadi pada orang tua yang
memiliki smartphone Radesky, 2014. Perubahan sikap pada orang tua ini turut mempengaruhi hubungan antar pribadi dalam keluarga Hurlock,
1978. Hubungan antar pribadi dalam keluarga dapat dilihat berdasarkan komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak khususnya pada
masa kanak-kanak awal. Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal merupakan komunikasi yang pada
dasarnya dibentuk oleh orang tua. Pada komunikasi ini, orang tua sebagai penentu dasar pola komunikasi yang terjalin diantara keduanya. Hal ini
berbeda dengan komunikasi yang terjalin antara orang dewasa dimana
diantara kedua belah pihak telah memiliki pola komunikasi masing- masing. Selain itu, komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak
pada masa kanak-kanak awal penting dalam peletakkan dasar hidup anak Bijou dalam Hurlock, 1978. Komunikasi interpersonal antara orang tua
dan anak juga mempengaruhi perkembangan anak pada usianya dan pada perkembangan selanjutnya Hurlock, 1978; Hastuti, 2014; Setyowati,
2005; Ramadhani, 2013; Hodijah, 2008; Hillaker, 2008 dan menentukan perilaku anak yang mengarah pada perilaku sosial dan tidak sosial pada
masa kanak-kanak awal Hurlock, 1978. Hal ini selanjutnya mempengaruhi kemampuan komunikasi anak pada saat dewasa Beebe et
al., 2009. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi
kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa
kanak-kanak awal.
B. Rumusan Masalah