Tabel 4.8.2 Hasil Uji Linearitas
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig.
Komunikasi Smartphone
Between Groups
Combined 14940.106 26 574.619 3.169 .000
Linearity 10380.479 1 10380.479 57.253 .000
Deviation from
Linearity 4559.627 25
182.385 1.006 .471 Within Groups
13960.731 77 181.308
Total 28900.837 103
Berdasarkan tabel test of linearity di atas, dapat dilihat hubungan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua
dan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak memiliki nilai F sebesar 57,253 dengan nilai signifikan p sebesar
0,000 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dan
persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti H
1
diterima atau ditolak. Pada penelitian ini uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan negatif
antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa
kanak-kanak awal. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah teknik uji korelasi Spearman. Hal ini dikarenakan sampel data
yang diperoleh tidak terdistribusi normal sehingga menggunakan metode non-parametrik.
Tabel 4.8.3 Hasil Uji Hipotesis
Smartphone Komunikasi
Spearmans rho
Smartphone Correlation
Coefficient 1.000
-.585 Sig. 1-tailed
. .000
N 104
104 Komunikasi Correlation
Coefficient -.585
1.000 Sig. 1-tailed
.000 .
N 104
104 Berdasarkan tabel uji korelasi menggunakan metode non-
parametrik Spearman di atas, dapat dilihat bahwa koefisien korelasi r antara variabel intensitas penggunaan smartphone pada orang tua dan
variabel persepsi kualitas komunikasi antara orang tua dan anak pada masa anak-anak awal sebesar -0,585 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara intensitas penggunaan smartphone pada orang tua
dengan persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan smartphone pada orang tua, maka semakin rendah persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara
orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah intensitas penggunaan smartphone pada orang tua maka
semakin tinggi persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima. Berdasarkan koefisien korelasi r yang didapatkan, maka dapat
pula dilihat koefisien determinasinya. Koefisien determinasi dapat melihat sejauh mana suatu variabel berpengaruh terhadap variabel lain. Koefisien
determinasi dapat dihitung dengan mengkuadratkan nilai dari koefisien korelasi. Koefisien detrminasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah
sebesar 0,342. Hal ini menunjukkan bahwa variabel intensitas penggunaan smartphone pada orang tua memiliki pengaruh sebesar
34,2 terhadap variabel persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-kanak awal. Sedangkan 65,8
merupakan faktor lain yang mempengaruhi variabel persepsi kualitas komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak pada masa kanak-
kanak awal yang tidak diteliti pada penelitian ini.
F. Pembahasan