Dengan demikian jika dimasukkan kedalam tabel frekuensi dapat dilihat seperti tabel-tabel dibawah ini :
1. Pengetahuan responden terhadap berita tentang kaburnya nova dan
Stefani bersama teman facebooknya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dapat diketahui bahwa 100 responden mengetahui berita kaburnya Nova dan Stevani
melalui pemberitaan di harian Jawa Pos. Untuk mengetahui Aspek kognitif para
responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.4: Tabel 4.4
Responden Mengetahui Isu kaburnya Nova dan Stevani melalui di harian Jawa Pos n = 100
No Sikap kognitif
Jumlah 1 Sangat
Setuju 64
64 2 Setuju
32 32
3 Tidak Setuju
3 3
4 Sangat Tidak Setuju
1 1
Total 100
100 Sumber : Kuesioner II.1
Dari hasil tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang responden sebesar 64 responden menyatakan sangat setuju, 32 responden menyatakan
setuju, 3 menyatakan tidak setuju dan sisanya 1 menyatakan sangat tidak setuju. Dari data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju
mereka mengetahui berita mengenai isu kaburnya Nova dan Stevani melalui pemberitaan di harian Jawa Pos, yakni 64 responden. Hal ini mencerminkan
bahwa sebagian besar dari orangtua di Surabaya mengetahui berita isu kaburnya Nova dan Stevani,sedangkan sebanyak 32 responden menyatakan setuju dalam
hali ini mengapa respondern menyatakan setuju karena memang mereka [pernah
membaca pemberitaan yang dimana didalam pemberitaan tersebut ada remaja putri yang kabur bersama teman facebooknya,lalu sebanyak 3 responden
menyatakan tidak setuju karena responden tidak hanya mengetahui pemberitaan tersebut melalui harian jawa pos tetapi mengetahui melalui media lain yaitu media
televisi,dan kemudian sebanyak 1 responden menyatakan sangat tidak setuju karena mereka juga mengetahui pemberitaan tersebut dari media-media lain
seperti media online.
2. Dengan adanya pemberitaan di jawa pos responden megetahui
tentang dampak negative facebook bagi remaja.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 100 orang responden, dapat diketahui frekuensi jawaban mengenai pernyataan
responden bahwa melalui pemberitaan harian Jawa Pos mereka mengetahui dampak negatif facebook bagi remaja. Untuk mengetahui Aspek kognitif para
responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Responden mengetahui dampak negatif facebook bagi remaja melalui
pemberitaan harian Jawa Pos n = 100
No Sikap kognitif
Jumlah 1 Sangat
Setuju 66
66 2 Setuju
29 29
3 Tidak Setuju
4 4
4 Sangat Tidak Setuju
1 1
Total 100
100 Sumber : Kuesioner II.2
Dari hasil tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden, sebesar 66 responden sangat setuju, 29 responden menyatakan setuju, 4
responden menyatakan tidak setuju dan sisanya 1 responden menyatakan sangat
tidak setuju. Dari data tersebut dapat dilihat sebesar 66 bahwa mayoritas responden sangat setuju jika mereka mengetahui informasi dampak negatif
facebook melalui pemberitaan di Jawa Pos. Disini responden yang juga berperan sebagi orang tua beranggapan bahwa mereka setuju bahwa fecebook senidri
membawa dampak yang negatif bagi putra-putri mereka apalagi sebagian responden beranggapan bahwa remaja disini tidak memahami betul kegunaan
facebook itu sendiri mereka cenderung ingin ikut-ikutan,sehingga remaja sendiri justru tidak bisa memposisikan bahwa facebook merupakan situs jejaringan sosial
bukan sebagai situs yang disalahgunakan sebagai ajang mencari teman-teman sebanyak-banyaknya meskipun mereka sendiri tidak mengenal satu sama lain dan
hal ini justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang iseng yang dan hal ini yang kemudian membawa dampak negatif bagi para remaja. Sedangkan 29 responden
menyatakan setuju melalui pemberitaan yang dituliskan oleh harian jawa pos responden menjadi tau dampak-dampak negatif facebook bagi para remaja,lalu
sebesar 4 responden menyatakan tidak setuju karena mereka beranggapan bahwa facebook itu sendiri tidak hanya mengakibatkan dampak negatif tetapi bisa
juga memebrikan dampak yang positif,sedangkan ada juga menyatakan sangat tidak setuju yaitu sebesar 1 mengetahui hal tersebut melalui media lainnya,
misalnya televisi, internet serta media cetak selain Jawa Pos.
3. Dari pemberitaan di Jawa Pos responden menjadi tau bahwa korban