Komunikasi Nonverbal Iklan Televisi

2.1.3 Komunikasi Nonverbal

Citra diri yang ditampilkan seseorang dapat dimunculkan dengan cara verbal dan nonverbal. Seringkali tanda-tanda yang di tampilkan secara nonverbal inilah yang memberikan banyak makna. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal Knapp dalam Mulyana, 2007:347. Tidak ada struktur yang pasti mengenai hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Akan tetapi, kita dapat menemukan setidaknya tiga perbedaan pokok antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Pertama, sementara perilaku verbal adalah saluran tunggal, perilaku nonverbal bersifat multisaluran. Kata-kata datang dari satu sumber, tetapi isyarat nonverbal dapat dilihat, didengar, dirasakan, dibaui, atau dicicipi, dan beberapa isyarat boleh jadi berlangsung secara simultan Verderber dalam Rakhmat, 2007:348. Kedua, pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal sinambung. Artinya orang dapat mengawali dan mengakhiri pesan verbal kapanpun ia menghendakinya, sedangkan pesan nonverbalnya tetap mengalir, sepanjang ada orang yang hadir di dekatnya. Ketiga, komunikasi nonverbal mengandung lebih banyak muatan emosional Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. daripada komunikasi verbal. Kata-kata umumnya digunakan untuk menyampaikan kata-kata sedangkan pesan nonverbal lebih potensial untuk menyatakan perasaan seseorang. Petunjuk-petunjuk nonverbal yang dapat merepresentasikan citra diri seseorang dapat dijabarkan melalui beberapa petunjuk, antara lain: 1. Deskripsi verbal, rangkaian kata sifat dari persepsi seseorang untuk menggambarkan diri anda seperti humoris, kritis, mudah bergaul, pemarah, pendiam, dan sebagainya. 2. Petunjuk proksemik, jarak yang dibuat oleh individu dalam hubungannya dengan orang lain menunjukkan tingkat keakraban di antara mereka. Robert T. Hall menamakan studinya dengan istilah proxemic Sunarto, 2002. Hall membagi jarak dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu: a. Jarak intim, yaitu interaksi yang terjadi dengan jarak 0 – 45 cm. Hubungan ini melibatkan secara intensif panca indera kita misalnya, penglihatan, bau badan, suhu badan, suara, sentuhan kulit, hembusan nafas. b. Jarak pribadi, yaitu pada jarak interaksi 45 cm hingga 1,22 m. Pada jarak ini penggunaan panca indera mulai berkurang. Interaksi yang terjadi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. biasanya dengan orang-orang yang memiliki hubungan yang dekat misalnya keluarga, suami- istri. Jarak terjauh adalah interaksi yang terjadi saat berolah raga atau senam dengan jarak rentangan kedua tangan. Pada jarak ini hubungan relatif dekat dan dengan orang yang tentunya telah kita kenal. c. Jarak sosial, yaitu pada jarak interaksi 1,22 m hingga 3,66 m. Pada jarak ini interaksi terjadi dalam pembicaraan normal namun tidak saling menyentuh. Biasanya, jarak ini terjadi dengan melibatkan beberapa pihak dalam kegiatan kerja sama informal. Sedangkan jarak terjauh dari jarak pribadi terjadi dalam kerja sama formal. Interaksi sosial dapat terjadi walaupun posisi keduanya berada pada jarak yang cukup jauh misalnya melalui telepon. Pada jarak ini interaksi terjadi di antara individu-individu yang saling mengenal dan tidak selalu mengenal secara dekat. d. Jarak publik, yaitu interaksi yang ini terjadi pada jarak lebih dari 3,66 m. Jarak ini terjadi pada saat individu harus berbicara di depan umum. Pembicaraan pada jarak ini memerlukan penngaturan intonasi suara, semakin jauh jarak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. interaksinya, semakin keras suara yang dikeluarkan http:www.docstoc.comdocs26427318Interaksi- Sosial. 3. Petunjuk artifaktual, meliputi segala macam penampilan appearance sejak potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, tas, pangkat, badge dan atribut-atribut lainnya Rakhmat, 2007:88. Setiap orang memiliki cara untuk menunjukkan dirinya melalui atribut-atribut yang dikenakan. 4. Petunjuk wajah, wajah sudah lama menjadi informasi dalam komunikasi interpersonal. Inilah alat yang sangat penting dalam menyampaikan makna. Dalam beberapa detik ungkapan wajah dapat menggerakkan kita ke puncak keputus-asaan. Kita menelaah wajah rekan dan sahabat kita untuk perubahan-perubahan halus dan nuansa makna dan mereka pada gilirannya, menelaah kita Leathers dalam Rakhmat, 2007:87. 5. Petunjuk kinesik, yaitu perepresentasian gerakan tubuh seseorang. Sikap tubuh seseorang yang digambarkan dengan ungkapan-ungkapan seperti membusungkan dada sombong, berdiri tegak berani, bertopang dagu sedih, menadahkan tangan bermohon, dan sebagainya. Begitu pentingnya petunjuk kinesik, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sehingga bila petunjuk-petunjuk lain seperti ucapan bertentangan dengan petunjuk kinesik, orang mempercayai yang terakhir. Karena petunjuk kinesik adalah yang paling sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh orang yang menjadi stimuli. 6. Petunjuk paralinguistik, yaitu cara bagaimana orang mengucapkan lambang-lambang verbal. Ini meliputi tinggi rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal dialek, dan interaksi perilaku ketika melakukan komunikasi.

2.1.3.1 Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

PENDAHULUAN REPRESENTASI DISINTEGRITAS POLITISI DALAM IKLAN TELEVISI (Analisis Semiotika Fiske Terhadap TVC LA Lights versi Topeng Monyet).

0 7 77

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE (Studi semiotik representasi sensualitas perempuan dalam iklan axe versi axe effect di televisi).

6 11 197

PEMAKNAAN IKLAN LA.LIGHTS MENTHOL VERSI “LUKISAN MONALISA DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik Pemaknaan Iklan LA. Lights Menthol Versi “Lukisan Monalisa” di Media Cetak).

0 3 74

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN CLEAR VERSI “SANDRA DEWI” (Studi Semiotik tentang Representasi Citra Perempuan dalam iklan shampo Clear Soft and Shiny Versi “Sandra Dewi” di Majalah Femina).

2 30 84

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK LA LIGHTS (Studi Semiotik Tentang Iklan Rokok LA Lights Indiefest Versi “Saatnya Besarin Musik Loe” di Televisi ).

0 6 97

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN PRODUK LAKI-LAKI (Studi Semiotik Mengenai Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Axe Deodorant Bodyspray versi ”Harga Minim” di Media Televisi).

2 8 86

REPRESENTASI MASKULINITAS DALAM IKLAN TELEVISI. (Studi Semiotik Tentang Representasi Maskulinitas Dalam Iklan Shampo Zinc versi Agnes Monica).

5 37 100

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN PRODUK LAKI-LAKI (Studi Semiotik Mengenai Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Axe Deodorant Bodyspray versi ”Harga Minim” di Media Televisi)

0 0 19

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK LA LIGHTS (Studi Semiotik Tentang Iklan Rokok LA Lights Indiefest Versi “Saatnya Besarin Musik Loe” di Televisi ) SKRIPSI

0 0 19