20
merupakan segmen besar dari pasarproduk kosmetik. Ketika terpapar radiasi UV, kulit mengalami perubahan yangmengakibatkan inflamasi, penuaan kulitdan
berbagai gangguan kulit, seperti:kulit menua disertai dengan kerutan, penurunan elastisitas, peningkatankerapuhan kulit dan penyembuhan luka lebih lambat
Ardhie, 2011.
2.6 Skin Analyzer Aramo Huvis
Pada analisis konvensional, diagnosis dilakukan dengan mengandalkan kemampuan pengamatan semata. Hal ini dapat dijadikan diagnosis yang bersifat
subjektif dan bergantung pada persepsi para dokter. Pemeriksaan seperti ini memiliki kekurangan pada sisi analisis secara klinis - instrumental dan tidak
adanya rekaman hasil pemeriksaan yang mudah dipahami pasien Aramo, 2012. Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk
mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas,
melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada Skin analyzer
menampilkan hasil dengan cepat dan akurat Aramo, 2012.
2.6.1 Pengukuran kondisi kulit dengan Skin Analyzer
Menurut Aramo 2012, beberapa pengukuran yang dapat dilakukan dengan menggunakan Skin analyzer, yaitu:
1. Moisture Kadar air Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture
checkeryang terdapat dalam perangkat Skin analyzer Aramo. Caranya denganmenekan tombol power dan dilekatkan pada permukaan kulit. Angka
Universitas Sumatera Utara
21
yangditampilkan pada alat merupakan persentase kadar air dalam kulit yang diukur.
2. Sebum Kadar minyak Pengukuran kadar minyak dilakukan dengan menggunakan alat oil
checkeryang terdapat dalam perangkat Skin analyzer Aramo. Caranya denganmenempelkan bagian sensor yang telah terpasang spons pada permukaan
kulit.Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar minyak dalamkulit yang diukur.
3.Evenness Kehalusan Pengukuran kehalusan kulit dilakukan dengan perangkat Skin analyzer
padalensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor biru normal. Kameradiletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan
tombolcapture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisikulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer.
4. Pore Pori Pengukuran besarnya pori pada kulit secara otomatis akan keluar pada
saatmelakukan pengukuran pada kehalusan kulit. Gambar yang telah terfoto padapengukuran kehalusan kulit juga akan keluar pada kotak bagian pori-pori
kulit. Hasil berupa angka dan penentuan ukuran pori secara otomatis akan keluarpada layar komputer.
5. Spot Noda Pengukuran banyaknya noda yang dilakukan dengan perangkatpada lensa
perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor jingga terpolarisasi. Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukurkemudian tekan tombolcapture
Universitas Sumatera Utara
22
untuk memfoto dan secara otomatis hasilberupa angka dan penentuan banyaknya noda yang didapatkan akan tampilpada layar komputer.
6. Wrinkle Keriput Pengukuran keriput dilakukan dengan perangkatSkin analyzer padalensa
perbesaran 10x dan menggunakan lampu sensor biru normal.Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudiantekan tombolcapture untuk
memfoto dan secara otomatis hasil berupaangka dan kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layarkomputer. Pada pengukuran ini, tidak hanya jumlah keriput
yang dapatdiukur, akan tetapi kedalaman keriput juga dapat terdeteksi dengan alatSkin analyzer.
2.6.2Parameter pengukuran
Hasil pengukuran kulit dengan menggunakan Skin analyzer dapatdilihat kriterianya pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Parameter hasil pengukuran denganskin analyzer
Pengukuran Parameter
Moisture Dehidrasi
Normal Hidrasi
Kelembaban 0 - 29
30-45 46-100
Evenness Halus
Normal Kasar
Kehalusan 0 - 31
32-51 52-100
Pore Pori Kecil
Sedang Besar
0 - 19 20-39
40-100 Spot Noda
Sedikit Sedang
Banyak 0 - 19
20-39 40-100
Wrinkle Keriput Tidak berkeriput
Berkeriput Berkeriput parah
0 - 19 20-52
53-100 Sumber: Aramo. 2012. Skin and Hair Diagnostic System.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental. Penelitian meliputi preparasi hewan marmut, pencukuran punggung marmut, penyinaran
kulit punggung marmut dengan sinar UV panjang gelombang 254-366 nm, pembuatan sediaan krim ekstrak kulit manggis, pemeriksaan terhadap sediaan uji
homogenitas, uji stabilitas sediaan, uji pH, penentuan tipe emulsi serta pembuktian kemampuan sediaan sebagai anti-aging.
3.1 Alat -alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pisau cukur, kandang pemasungan,rotary evaporator, freeze dryer, lampu UV-VIS panjang
gelombang 254- 366nm,skin analyzer aramo, lumpang porselen, stamfer, cawan
porselen, alat-alat gelas,penangas air, pot plastik, aluminium foil, pH meter Hanna Instrument, neraca listrik Boeco Germany.
3.2 Bahan-bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Air suling,
parafin liq, setil alkohol, asam stearat, etanol 70, TEA, nipagin, parfum, metil biru, alkohol,kulit manggis.
3.3 Pengolahan sampel
Kulit manggis dipotong kecil-kecil, dikeringkan dengan oven selama 10 jam pada suhu 50 - 60
o
C. Lalu dihaluskan hingga berbentuk serbuk. Serbuk kulit
Universitas Sumatera Utara