b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang  bergerak  di  antara  rangsang  yang  diam  akan lebih  menarik  perhatian.  Demikian  juga  rangsang  yang  paling
besar  di  antara  yang  kecil,  yang  kontras  dengan  latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat.
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Seorang  seniman  tentu  punya  pola  dan  cita  rasa  yang  berbeda dalam  pengamatannya  dibanding  seorang  bukan  seniman.
Penelitian  juga  menunjukkan  bahwa  anak-anak  dari  golongan ekonomi  rendah  melihat  koin mata  uang  logam  lebih  besar
dibanding anak-anak orang kaya.
d. Pengalaman terdahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu
sangat mempengaruhi
bagaimana  seseorang  mempersepsi  dunianya.  Cermin  bagi  kita tentu  bukan  barang  baru,  tetapi  lain  halnya  bagi  orang-orang
Mentawai di  pedalaman  Siberut  atau  saudara-saudara  kita  di pedalaman Irian.
C. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 2003, tingkat pendidikan terdiri dari jenjang  pendidikan  dan  kesesuaian  jurusan.  Jenjang  pendidikan  adalah
tahapan  pendidikan  yang  ditetapkan  berdasarkan  tingkat  perkembangan peserta
didik dan
tujuan yang
akan dicapai,
terdiri dari:
http:repository.usu.ac.idbitstream123456789290794Chapter20II.pdf 1.
Pendidikan  dasar:  Jenjang  pendidikan  awal  selama  9  sembilan  tahun pertama  masa  sekolah  anak-anak  yang  melandasi  jenjang pendidikan
menengah. 2.
Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. 3.
Pendidikan  tinggi:  Jenjang  pendidikan  setelah  pendidikan  menengah yang  mencakup  program  sarjana,  magister,  doktor dan  spesialis  yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
D. Minat 1.
Pengertian Minat
Menurut  Sardiman  2008:76 minat  diartikan  sebagai  suatu  kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi
yang  dihubungkan  dengan keinginan-keinginan  atau  kebutuhan-
kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu  akan  membangkitkan  minatnya  sejauh  apa  yang  dilihat  itu
mempunyai  hubungan  dengan  kepentingannya  sendiri.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  minat  merupakan  kecenderungan  jiwa  seseorang
kepada seseorang biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
Kemudian Slameto  Benard,  minat  timbul  secara  tiba-tibaspontan, melainkan  timbul  akibat  dari  partisipasi,  pengalaman,  kebiasaan  pada
waktu  belajar  atau  bekerja. Menurut Slameto  Hilgard interest  is persisting tedency to pay attention to and enjoy some activity or content.
Selanjutnya Syah
1995:136  minat  adalah  kecenderungan  dan kegairahan  yang  tinggi atau  keinginan  yang  besar  terhadap  sesuatu.
Minat dapat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Slameto 2010:57  minat  adalah  kecenderungan  yang  tepat  untuk memperhatikan  dan  mengenang  beberapa  kegiatan.  Kegiatan  yang
diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa
senang. Minat  selalu  diikuti  dengan  perasaan  senang  dan  dari  situ diperoleh kepuasan.
2. Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Minat:
Faktor  timbulnya  minat,  menurut  Crow  and Crow  1982  dalam Purwanto 2004:
a. Faktor dorongan dari dalam yaitu rasa ingin tahu atau dorongan
untuk  menghasilkan  sesuatu  yang  baru  dan  berbeda.  Dorongan ini  dapat  membuat  seseorang  berminat  untuk  mempelajari  ilmu
mekanik,  melakukan  penelitian  ilmiah,  atau  aktivitas  lain  yang menantang.
b. Faktor  motif  sosial  yaitu  minat  dalam  upaya  mengembangkan
diri  dari  dan  dalam  ilmu  pengetahuan,  yang mungkin  diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja atau
adanya  hasrat  untuk  memperoleh  penghargaan  dari  keluarga atau teman.
c. Faktor  emosional  yaitu  minat  yang  berkaitan  dengan  perasaan
dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas  dan  meningkatkan  minat,  sedangkan  kegagalan  dapat
menghilangkan minat seseorang.
E. Kajian yang Relevan
Dalam  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Agatha  Dhian  Novita  2010 dengan  judul “Hubungan  antara  prestasi  belajar  siswa,  persepsi  siswa
terhadap  jurusan  dan  motivasi  belajar  dengan  minat  siswa  dalam  memilih jurusan  di  SMA” disimpulkan bahwa  ada  hubungan  yang signifikan  antara
motivasi belajar dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA. Sedangkan  penelitian  yang  dilakukan  oleh Maria  Dwi  Riwayati  2009
dengan  judul “Hubungan  antara  prestasi  belajar  siswa  dan  persepsi  siswa terhadap  jurusan  IPS  dengan  minat  siswa  dalam  memilih  jurusan  di  IPS”
disimpulkan  bahwa  ada  hubungan yang signifikan  antara persepsi  siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.
Selanjutnya, penelitian  yang  dilakukan  oleh Agustina  Aris  Widaryanti 2003  dengan  judul “Hubungan  antara  nem  SLTP,  prestasi  belajar  siswa,
tingkat  pendidikan  dan  jenis  pekerjaan  orang  tua dengan  minat  siswa memilih  jurusan  di  SMU” dapat  disimpulkan  bahwa ada  hubungan  yang
signifikan antara  tingkat  pendidikan  orang  tua  dan  minat  siswa  SMA  dalam memilih jurusan di SMA.
F. Kerangka Berpikir
1. Ada  hubungan  yang signifikan antara  motivasi belajar dan  minat
siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA
Motivasi  belajar  dapat  memengaruhi  belajar  siswa.  Siswa  yang mempunyai  motivasi  belajar,  akan  terarah  dalam  belajarnya sehingga
siswa  itu  tahu  apa  yang  harus  dilakukan  demi  mencapai  cita-citanya. Ketika  siswa  mempunyai  cita-cita  atau  harapan  untuk  masuk  dalam
jurusan  yang  dia  inginkan  dan  siswa  tersebut  mempunyai  motivasi belajar  yang  tinggi,  maka  hal  itu  mudah  diraih.  Timbulnya  motivasi
dalam  diri  siswa  tak  lepas  dari  dukungan  orang-orang  di  sekitarnya seperti  orang  tua,  teman,  sahabat,  saudara  dan  lain-lain.  Melalui  orang-
orang  di  sekitarnya  itu  siswa  menjadi  termotivasi  dalam  belajar.  Usaha untuk  menumbuhkan  motivasi  ini  dapat  dilakukan  dengan  cara
memberikan penghargaan pada  siswa  misalnya  orang  tua  memberikan
hadiah kepada anaknya yang berprestasi sehingga anak akan termotivasi dalam belajarnya.
2. Ada  hubungan  yang signifikan antara  persepsi  siswa  terhadap
jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA
Persepsi dapat berupa persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi positif  berarti pandangan  atau  pendapat  seseorang  yang  baik  terhadap
suatu objek, sedangkan persepsi negatif berarti pandangan atau pendapat seseorang  yang  negatif  terhadap  suatu  objek. Demikian  juga  dengan
siswa, pasti juga memiliki persepsi positif dan negatif terhadap jurusan di SMA. Jika  persepsi  siswa  terhadap  jurusan tertentu positif maka  akan
cenderung  berminat  memilih  jurusan  tersebut.  Sedangkan  siswa  yang memiliki persepsi negatif terhadap jurusan tertentu maka akan cenderung
untuk tidak memilih jurusan tersebut.
3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua
dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA
Peran  orang  tua  dalam  pendidikan  anak  sangat  penting  artinya pengarahan,  bimbingan,  pengertian  yang  mereka  berikan  untuk  anak-
anaknya  akan sangat  bermanfaat  bagi  siswa  dalam  melihat  luasnya cakrawala  pendidikan.  Semakin  tinggi  pendidikan  orang  tua,  maka
pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak. Hal itu dapat dijadikan suatu  pengalaman  bagi  orang  tua  untuk  mengarahkan  anaknya  dalam
memilih jurusan  karena  pendidikan  orang  akan  memengaruhi  pola pemikiran  anak.  Biasanya  orang  tua  yang  berpendidikan  tinggi  akan
mempunyai  harapan  agar  anaknya  memasuki  jurusan  yang  diinginkan orang tua. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tuanya, maka orang
tua dapat mengarahkan anaknya dengan baik untuk memilih jurusan yang cocok.  Orang  tua  yang  memiliki  tingkat  pendidikan  yang  lebih  tinggi
memang  memiliki  sumber  daya  yang  cenderung  lebih  besar,  baik pendapatan,  waktu,  tenaga,  dan  jaringan  kontak,  yang  memungkinkan
mereka untuk terlibat lebih jauh dalam pendidikan anak.
G. Hipotesis
1. : Tidak  ada  hubungan  yang signifikan antara  motivasi belajar dan
minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA : Ada  hubungan  yang signifikan  antara  motivasi  belajar dan  minat
siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA 2.
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA
Ada  hubungan  yang signifikan  antara  persepsi  siswa  terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA
3. : Tidak  ada  hubungan  yang signifikan antara  tingkat  pendidikan
orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua
dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA
19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang  berkenaan  dengan  suatu  fase  spesifik  atau  khas  dari  keseluruhan
personalitas  dimana  peneliti  dapat  memperoleh  gambaran  secara mendetail tentang  latar  belakang,  sifat,  serta  karakter  yang  khas  dari  kasus  ataupun
status dari individu yang kemudian hasilnya dijadikan suatu hal yang bersifat umum Hasan, 2004:10
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian: SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang direncanakan sekitar bulan Maret-April 2013.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1.
Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X.