Tahap-tahap Keputusan Pembelian Perilaku setelah pembelian

besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain pada perusahaan yang sama di masa mendatang, dan cenderung merekomendasikan kepada orang lain. Banyak orang yang berpendapat bahwa pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik bagi produk.

F. Tahap-tahap Keputusan Pembelian

a. Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh stimuli intern atau ekstern. b. Pencarian Informasi Seorang konsumen tergerak oleh stimuli akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui merek-merek bersaing dan keistimewaan masing- masing merek. c. Evaluasi Alternatif Konsumen kemudian sampai pada pendirian pertimbangan, preferensi terhadap alternatif merek. Konsumen menggunakan prosedur alternatif yang berbeda-beda untuk membuat suatu pilihan antara objek- objek dengan atribut banyak. d. Keputusan Pembelian Konsumen membentuk preferensi di antara merek-merek dalam kelompok pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli merek yang paling disukai. Universitas Sumatera Utara e. Perilaku setelah pembelian Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut yang mendapat perhatian dari pemasar. Gambar 2.1 Model proses pembelian konsumen Sumber : Kotler dan Susanto 2000:251

G. Perilaku setelah pembelian

Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami sesuatu tingkat kepuasan atau tingkat ketidak-puasan tertentu. Konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut yang mendapat perhatian dari pemasar. a. Ketidakpuasan Pasca Pembelian Kebanyakan pembelian produk diikuti oleh penggunaan produk yang dibeli, walaupun dengan rasa dongkoltidak puas, karena terjadi ketidakcocokan. Selama menggunakan produk atau sesudahnya, dilakukan evaluasi oleh konsumen. Pembeli yang kecewa akan menyampaikan keluhan, jika keluhan cepat ditanggapi oleh pemasar, masalahnya dipecahkan, konsumen bisa berubah menjadi puas, kemudian bisa loyal. Konsumen mempunyai komitmen, membeli secara berulang, meningkatkan penggunaan produk atau bisa juga kecewa sehingga mengganti merek atau tidak menggunakan produk tersebut. Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Perilaku Setelah Pembelian Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Universitas Sumatera Utara b. Produk Dipergunakan Jika pembelian konsumen tidak memimbulkan kekecewaan produk yang dibelinya cocok maka akan diikuti oleh penggunaan produk. Pemasar perlu memahami bagaimana konsumen menggunakan produk mereka untuk berbagai alasan. Memahami penggunaan produk untuk memenuhi fungsi atau sebagai simbol, akan memungkinkan merancang produk lebih efektif. c. Produk Tidak Dipergunakan Produk yang tidak dipergunakan terjadi jika seorang konsumen sacara aktif mendapatkan produk yang tidak dipergunakan atau dipergunakan hanya sebagai serap, atau sebagai pengganti, relatif terhadap penggunaan yang potensial. Dalam kasus seperti ini, konsumen telah menghamburkan uang dan pemasar kemungkinan besar tidak memperoleh penjualan yang berulang atas penjualan produk yang tidak dipergunakannya. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT. Astra Honda Motor AHM merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT. Astra International. Saat itu, PT. Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD completely knock down. Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun kedua dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT. Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT. Honda Federal 1974 yang memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT. Showa Manufacturing Indonesia 1979 yang khusus memproduksi peredam kejut, PT. Honda Astra Engine Manufacturing 1984 yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT. Federal Izumi Mfg. 1990 yang khusus memproduksi piston. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda Universitas Sumatera Utara