Kerangka Konsepsi Analisis Yuridis Terhadap Perjanjian Pembiayaan Dengan Sistem Perbankan Syariah (Murabahah, Musyarakah Dan Mudharabah)

b. Jumlah dana, dana yang dibutuhkan, nisbah atau margin yang disepakati, biaya-biaya yang diperlukan, dan hal-hal lainnya. c. Mekanisme kerja, disepakati sejauh mana kebolehan melakukan operasional, pengawasan dan penilaian terhadap suatu usaha khususnya mudharabah dan musyarakah. d. Jaminan, bagaimana kedudukan jaminan, seberapa besar jumlah dan kegunaan jaminan tersebut serta hal-hal lain berkaitan dengannya. e. Penyelesaian, bila terjadi perselisian atau adanya ketidak sesuaian antara dua belah pihak, bagaimana cara penyelesaian yang disepakati, tahapan-tahapan apa yang harus dilalui dan seterusnya. f. Objek yang diperjanjikan dan cara-cara pelaksanaannya. 4. Adanya PersamaanKesetaraanKesederajatanKeadilan a. Dalam hal menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara bank dan nasabah. b. Dalam penyelesaian ketika mengalami kegagalan usaha dan jaminan. Dalam akad-akad di lingkungan Bank Syariah kesederajatan atau kesetaraan dan keadilan diantara bank dan nasabah wajib senantiasa dipegang teguh, dan harus selalu tercermin, baik dalam pasal-pasal yang memuat segi-segi hukum materialnya, maupun segi hukum formalnya.

2. Kerangka Konsepsi

Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep Universitas Sumatera Utara adalah suatu kontruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analistis. 27 Suatu kerangka konsepsionil, merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus, yang ingin akan diteliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala ini sendiri biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan uraian mengenai hubungan dalam fakta tersebut. 28 Dalam rangka melakukan penelitian ini, perlu disusun serangkaian operasional dan beberapa konsep yang di pergunakan dalam penulisan ini. Hal ini untuk menghindarkan salah pengertian dan untuk memberikan pegangan pada proses penelitian. 1. Perjanjian Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih 29 2. Akad. Adalah kesepakatan tertulis antara Bank syariah atau Usaha Unit Syariah dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah. 30 3. Prinsip syariah 27 Soejono soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian hukum Normatif sesuatu Tinjauan singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal. 7 28 Soejono soekanto, opcit hal. 132. 29 Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 30 Pasal 1 ayat 13 UU nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Universitas Sumatera Utara Adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah. 31 4. Perbankan syariah Adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan unit Usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 32 5. Pembiayaan Adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik ; c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna; d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau Usaha unit syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. 33

G. Metode Penelitian.

Metode penelitian ilmiah pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dan metode keilmuan, dengan demikian maka penguasaan metode ilmiah merupakan persyaratan untuk memahami jalan pikiran yang terdapat dalam langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah penelitian mencakup apa yang diteliti, bagaimana penelitian dilakukan serta untuk apa hasil penelitian digunakan. 31 Pasal 1 ayat 12 UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah 33 Pasal 1 ayat 5 UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Universitas Sumatera Utara 1. Sifat Penelitian. Sifat penelitian yang dilakukan adalah yuridis normatif, yaitu penelitian dilakukan dengan cara terlebih dahulu melakukan penelitian kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti yang kemudian didukung dengan data primer dan sekunder. 2. Pendekatan Penelitian. Dalam hukum perjanjian suatu perjanjian yang telah disepakati akan menjadi hukum yang bersifat mengikat bagi para pihak yang membuatnya dengan demikian ketika mengkaji hukum perjanjian penulis akan melakukan tinjauan hukum melalui dua pendekatan, karena kedua pendekatan tersebut pada hakekatnya merupakan bagian dari teori studi hukum Islam yang digunakan untuk memahamkan bagaimana sesungguhnya cara mengamalkan prinsip syariah dalam kehidupan pada umumnya. Dari teori pendekatan hukum tersebut kemudian penulis gunakan untuk mempermudah memahami bagaimana cara penerapan prinsip-prinsip syariah dalam kontek hukum perjanjian. - Pendekatan pertama ialah melihat hukum dari segi materil yang secara langsung bersumber dari syariah Allah Al-Qur’an karena hukum bersumber langsung dari syariat Allah maka pemberlakuannya pun menjadi kewajiban. - Pendekatan kedua ialah melihat hukum sebagai peraturan tambahan karena disusun dan diterapkan untuk menjamin pelaksanaan hukum yang bersifat materil. karena itu untuk tujuan kemaslahatan. Penerapan peraturan yang bersifat Universitas Sumatera Utara prosuderal ini hukumnya dibolehkan dengan syarat selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah itu sendiri. 3. Sumber Data. Adapun sumber data dari penelitian ini adalah bahan-bahan hukum yang dikaji meliputi : a. Bahan Hukum Primer. Yakni bahan hukum yang terdiri dari perundang-undangan, seperti Undang- undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, undang-undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Peraturan Jabatan Notaris, Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Peraturan-peraturan lainnya. b. Bahan Hukum Sekunder. Yakni bahan hukum yang terdiri dari atas buku-buku teks teksbook yang ditulis oleh para ahli hukum, jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi dan hasil seminarsymposium yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. c. Bahan Hukum Tertier. Yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, ekslopedia dan lain-lain. 4. Pengumpul Data. Universitas Sumatera Utara Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghimpun data yang berasal dari kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, dipaparkan, disistematisasi, kemudian dianalisis untuk menginterprestasikan hukum yang berlaku. Pengumpulan data juga mencakup studi terhadap dokumen akta pembiayaan yang dibuat oleh Notaris. 5. Analisa Data. Analisa data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian dalam rangka memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Sebelum analisis dilakukan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua data yang ada untuk mengetahui validitasnya, untuk selanjutnya diadakan pengelompokan terhadap data yang sejenis untuk kepentingan analisis. Universitas Sumatera Utara

BAB II ASPEK HUKUM PERJANJIAN PEMBIAYAAN MENURUT

PRINSIP SYARIAH

A. Pengertian Bank Syariah 1. Pengertian bank syariah

Pengertian bank menurut undang-undang perbankan Indonesia adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningktkan taraf hidup rakyat banyak. Sehingga secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari msyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai lembaga perantara keuangan financial intermediary. Sedangkan makna harfiah syariah bahasa Arab: Syari’ah adalah “jalan menuju sumber kehidupan” dan dalam pengertian teknis kata ini digunakan untuk menyebut sistem hukum yang sesuai aturan perilaku yang dikehendaki oleh Al-Quran dan Hadits Hadits Shahih. 34 Dengan demikian pengertian syariah adalah ajaran Islam yang termaktub dalam Al-Qurán dan Al-Hadits. 35 Istilah “bank syariah” itu sendiri sebenarnya adalah khas Indonesia yang tidak dijumpai di negara lain. Di tempat lain, lembaga itu disebut “bank Islam” 34 Mervyn K. Lewis, Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah, diterjemahkan oleh Burhan Wirasubrata dari buku Islamic Banking, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semseta, 2005, hal. 30. 35 Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta: PT. Intermasa, 2003, hal. 316. Universitas Sumatera Utara Islamic Bank. 36 Di Indonesia istilah atau penyebutan yang dipakai ialah “bank Islam” atau “bank syariah” dan “perbankan Islam”. Namun dari sekian istilah yang ada tersebut masyarakat Indonesia lebih dekat dengan nama “bank syariah”. Hal tersebut juga dapat dilihat pada pencantuman kata “syariah” dibelakang nama-nama bank di Indonesia yang melakukan berdasarkan prinsip syariah. 37 Pemakaian kata “syariah” di belakang nama bank, menunjukkan bahwa dalam operasional bank tersebut memakai prinsip-prinsip syariah yang berdasarkan hukum Islam. Bank syariah dalam undang-undang perbankan Indonesia termasuk dalam kelompok bank umum, yang diberikan pengertian sebagai “bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah”. Prinsip syariah di sini diberikan pengertian sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah. 38 Setelah piagam Jakarta, istilah syariat masuk pertama kali ke dalam khasanah hukum Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, di mana dinyatakan dalam Pasal 1 angka 13 : 36 Adiwarman A. Karim, Bank-Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004, hal. XXII 37 Dalam Pasal 12 Peraturan Bank Indonesia Nomor : 624PBI2004 Tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, diatur bahwa bank yang telah mendapat izin usaha dari Gubernur Bank Indonesia wajib mencantumkan secara jelas kata ”syariah” sesudah kata ”bank” pada penulisan namanya. 38 Istilah ini digunakan dalam Pasal 1 angka 3 dan angka 13 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Universitas Sumatera Utara “Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan ijarah, atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina.” Dalam Pasal ini diterangkan dengan jelas bahwa yang dimaksud prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam. Jadi istilah syariah di sini disamakan dengan hukum Islam. 39 Dari beberapa pendapat istilah yang dipergunakan antara “bank Islam” atau “bank syariah”, dalam penulisan ini penulis menggunakan istilah “bank syariah” dan “perbankan syariah”, hal tersebut didasari oleh rumusan Peraturan Bank Indonesia yang menggunakan istilah “bank syariah” dalam praktik di perbankan yang menggunakan kata “syariah” di belakang nama sebuah bank, hal ini menunjukkan bahwa bank tersebut menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

2. Prinsip-prinsip Bank Syariah

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh pendapatan murabahah, mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas Bank

6 52 133

pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah,pembiayaan musyarakah,pembiayaan murabahah,dan non performing financing (npf) terhadap kinerja bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia periode januari 2010-maret 2015

0 7 122

Pengaruh Risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah

1 9 150

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH dan MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (periiode Desember 2007-Desember 2014).

1 3 12

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, dan MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (periiode Desember 2007-Desember 2014).

0 4 17

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH TERHADAPPROFIT PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah Terhadao Profit Perbankan Syariah di Indonesia.

0 2 12

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, MURABAHAH, DAN SEWA IJARAH TERHADAP Analisis Pengaruh Pendapatan Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Dan Sewa Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode

0 2 15

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH, RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH

1 3 18