BAB III PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP KONTRAK BISNIS KLAUSULA
SYARAT BATAL YANG MENGESAMPINGKAN PASAL 1266 DAN 1267 KUH PERDATA
A. Pengaturan Tentang Eksekusi Terhadap Kontrak Bisnis 1. Eksekusi Dalam Sita Jaminan
Bila debitur yang wanprestasi tetap tidak mau memperbaiki kelalaiannya setelah diupayakan kompromi dan damai maupun strukturisasi, maka proses litigasi
merupakan jalan satu-satunya yang ditempuh untuk menggugat debitur dalam pemenuhan pelaksanaan kewajibannya melalui pengadilan. Agar tuntutan labih
efektif dan tidak hampa, kreditor dapat meminta kepada pengadilan negeri agar terhadap kekayaan debitur diletkaan sita jaminan.
371
Sita jaminan atau conservatoir beslag merupakan tindakan persiapan untuk menjamin dapat dilaksanakannya
putusan perdata di mana barang-barang yang disita untuk kepentingan penggugat atau kreditur dibekukan. Ini berarti bahwa barang-barang disimpan diconserver untuk
jaminan dan tidak boleh dialihkan atau dijual.
372
Secara hukum, sita jaminan merupakan upaya hukum yang diambil oleh pengadilan sebagai tindakan yang mendahului pemeriksaan pokok perkara maupun
mendahului putusan. Jadi sita jaminan dapat dilakukan sebelum pengadilan
371
M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata. Edisi Ke-2. Jakarta: PT Sinar Grafika, 2009, hal 182.
372
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia. Edisi Ke-7. Yogyakarta: Liberty, 2006, hal 89.
Universitas Sumatera Utara
memeriksa pokok perkara atau pada saat proses pemeriksaan perkaran sedang berjalan sebelum majelis hakim menjatuhkan putusan.
373
Sita jaminan dapat dikatakan hanyalah tekanan karena tidak jarang terjadi objek sita tidak sampai berakhir dengan penjualan karena debitur memenuhi
prestasinya sebelum putusan dilaksanakan.
374
Alasan-alasan conservatoir beslag yang dapat dibenarkan adalah yang sesuai dengan yang dinyatakan dalam Pasal 227 ayat
1 HIR yaitu:
375
Jika terdapat persangkaan yang beralasan, bahwa seorang yang berhutang, selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya, atau selagi putusan yang
mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal akan menggelapkan atau membawa barangnya baik yang tidak tetap maupun yang tetap dengan
maksud akan menjauhkan barang barang itu dari penagih hutang, maka atas surat permintaan orang yang berkepentingan ketua pengadilan negeri dapat
memberi perintah, supaya disita barang itu untuk menjaga hak orang yang memasukkan permintaan itu, dan kepada peminta harus diberitahukan akan
menghadap persidangan pengadilan negeri yang pertama sesudah itu untuk memajukan dan menguatkan gugatannya.
Bertitik tolak dari penggarisan Pasal 227 ayat 1 HIR, penerapan sita jaminan pada dasarnya hanya terbatas pada sengketa perkara utang-piutang yang
ditimbulkan wanprestasi.
376
373
R. Soeparmono, Masalah Sita Jaminan C.B dalam Hukum Acara Perdata, Bandung: Mandar Maju, 2006, hal 10.
Adapun yang dapat disita secara conservatoir adalah barang bergerak milik debitur, barang tetap milik debitur, serta barang bergerak milik
debitur yang ada di tangan orang lain. Sekarang ini, dalam praktik sita jaminan diperluas yang dapat diterapkan kepada sengketa-sengketa yang timbul dari
374
Sophar Maru Hutagalung, Praktik Peradilan Perdata dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta: PT Sinar Grafika, 2012, hal 234.
375
Pasal 227 ayat 1 HIR.
376
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata: Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembukian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta: PT Sinar Grafika, 2008, hal 339.
Universitas Sumatera Utara
wanprestasi yaitu Pasal 1243 jo 1247 KUH Perdata maupun perbuatan melawan hukum yaitu Pasal 1365 KUH Perdata termasuk sengketa hak milik atas benda tidak
bergerak.
377
Berdasarkan Pasal 227 ayat 1 HIR, Pasal 261 ayat 1 RBG, sita jaminan diterapkan atas tuntutan ganti rugi dalam perkara utang piutang:
a. Yang timbul dari wanprestasi berdasarkan Pasal 1243 jo 1246 KUH Perdata dalam
bentuk tuntutan: 1
Pengembalian utang pokok, 2
Bunga, 3
Biaya, dan 4
Keuntungan yang akan diperoleh. b.
Tetapi dikembangkan juga atas tuntutan yang timbul dari perbuatan melawan hukum berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata dalam bentuk tuntutan:
1 Ganti rugi materiil actual loss;
2 Ganti rugi imateriil ideal loss.
Selain itu, objek sita jaminan dalam pemenuhan utang tanpa jaminan unsecured debt meliputi seluruh harta kekayaan debitur berdasarkan Pasal 1131
KUH Perdata yaitu barang bergerak dan barang tidak bergerak. Sita jaminan
377
Sophar Maru Hutagalung, Op.cit, hal 235.
Universitas Sumatera Utara
mendahulukan sita atas barang bergerak. Bila belum cukup, sita jaminan dibenarkan atas barang tidak bergerak.
378
Maka, status atau kedudukan sita jaminan adalah:
379
a. Sebagai upaya atau tindakan hukum pendahuluan
b. Sebagai upaya penjamin untuk menjamin haknya penggugat. Jadi sita jaminan
semata-mata hanya sebagai jaminan. c.
Hak milik atas barang sitaan itu tetap dimiliki tergugat. Jadi, hak atas barang sitaan itu tetap dimiliki tergugat. Merupakan kekeliruan bila sita jaminan bersifat
melepaskan hak milik tergugat atas barang yang disita. d.
Barang-barang yang disita tersebut dibekukan dan tergugat kehilangan wewenangnya dalam arti bahwa ia hanya mempunyai kewenangan untuk
menyimpan belaka. Artinya ia tidak diperkenankan menggadaikan, menyewakan, membebani, dengan hipotek hak tanggungan atau menjual.
e. Sebagai upaya atau tindakan hukum insidentil, karena dengan tindakan sita
jaminan berarti pengecualian dari asas beracara secara umum. Sita jaminan oleh Sudikno Mertokusumo dapat dibedakan menjadi 2 dua
macam, yaitu :
380
a. Sita jaminan terhadap barang miliknya sendiri
378
M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Op.cit, hal 182.
379
R. Soeparmono, Op.cit, hal 15.
380
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Op.cit, hal 90-99.
Universitas Sumatera Utara
1 Sita revindicatoir Pasal 226 HIR, 260 Rbg Pemilik barang bergerak yang barangnya ada di tangan orang lain dapat
diminta, baik secara lisan maupun tertulis kepada Ketua Pengadilan Negeri di tempat orang yang memegang barang tersebut tinggal, agar barang tersebut disita. Barang
bergerak yang disita harus dibiarkan ada pada pihak tersita untuk disimpannya, atau dapat juga barang tersebut disimpan di tempat lain yang patut. Akibat hukum dari
pada sita revindicatoir, ialah bahwa pemohon atau penyita barang tidak dapat menguasai barang yang telah disita, sebaiknya yang terkena sita dilarang untuk
mengasingkan. Apabila gugatan penggugat dikabulkan, maka dalam dictum putusan, sita revindicatoir itu dinyatakan sah dan berharga dan diperintahkan agar barang yang
bersangkutan diserahkan kepada penggugat, sedangkan kalau gugatan ditolak, maka sita revindicatoir yang telah dijalankan itu dinyatakan dicabut.
2 Sita marital Pasal 823 – 823 j Rv Sita marital bukanlah untuk menjamin suatu tagihan uang atau penyerahan
barang, melainkan menjamin agar barang yang disita tidak dijual. Jadi fungsinya adalah untuk melindungi hakpemohon selama pemeriksaan sengketa perceraian di
pengadilan berlangsung antara pemohon dan lawannya, dengan menyimpan atau membekukan barang-barang yang disita, agar jangan sampai jatuh di tangan pihak
ketiga. Barang yang dapat disita secara marital, ialah baik barang bergerak dari kesatuan harta kekayaan atau milik isteri maupun barang tetap dari kesatuan harta
kekayaan Pasal 823 Rv.
Universitas Sumatera Utara
b. Sita jaminan terhadap barang milik debitur 1 Sita conservatoir atas barang bergerak milik debitur Pasal 227 jo Pasal 197
HIR, Pasal 261 jo Pasal 208 Rbg. 2 Sita conservatoir atas barang tetap milik debitur Pasal 227, 197,198, 199
HIR, Pasal 261, 208, 214 Rbg 3 Sita conservatoir atas barang bergerak milik debitur yang ada di tangan pihak
ketiga Pasal 728 Rv, 197 ayat 8 HIR, Pasal 211 Rbg 4 Sita conservatoir terhadap kreditur Pasal 75 a Rv
5 Sita gadai atau panbeslag Pasal 751 – 756 Rv 6 Sita conservatoir atas barang-barang debitur yang tidak mempunyai tempat
tinggal yang dikenal di Indonesia atau orang asing bukan penduduk Indonesia Pasal 757 Rv
7 Sita conservatoir atas pesawat terbang Pasal 763 h – 763 k Rv. Adapun tatacara pelaksanaan sita jaminan dijelaskan dalam Pasal 227 ayat
3 HIR. Tata caranya tunduk kepada ketentuan yang digariskan Pasal 197, 198, dan 199 HIR. Tata cara dan syarat pelaksanaan sita jaminan tunduk pada ketentuan Pasal
197 HIR sepanjang objek sita jaminan itu berupa barang bergerak. Akan tetapi apabila objeknya barang tidak bergerak harus menaati ketentuan Pasal 198 HIR yaitu
mendaftarkan dan mengumumkan berita acara penyitaan di kantor pendaftaran yang berwenang untuk itu. Tata cara pelaksanaan sita jaminan adalah sebagai berikut:
381
381
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata: Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembukian, dan Putusan Pengadilan, Op.cit, hal 342-343
Universitas Sumatera Utara
a. Dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan:
1 Dituangkan dalam bentuk surat penetapan yang diterbitkan oleh Ketua
Pengadilan Negeri atau majelis yang bersangkutan. 2
Berisi perintah kepada panitera atau juru sita untuk melaksanakan sita jaminan terhadap harta kekayaan tergugat.
b. Penyitaan dilaksanakan penitera atau juru sita
c. Memberitahukan penyitaan kepada tergugat yang berisi:
1 Hari, tanggal, bulan, tahun. Dan jam serta tempat penyitaan;
2 Agara tergugat menghadiri penyitaan.
Namun seperti yang telah dijelaskan, kehadiran tergugat tidak menjadi syarat keabsahan pelaksanaan sita.
d. Juru sita dibantu dua orang saksi:
1 Dijelaskan nama, pekerjaan, dan tempat tinggal saksi dalam berita acara sita,
2 Saksi harus penduduk Indonesia,
3 Paling rendah berumur 21 tahun,
4 Orang yang dapat dipercaya.
e. Pelaksanaan sita dilakukan di tempat barang terletak
1 Juru sita dan saksi datang di tempat barang yang hendak disita, dan
2 Tidak sah penyitaan yang tidak dilakukan di tempat barang terletak.
f. Membuat berita acara sita
Hal-hak pokok yang harus dimuat dalam berita acara sita jaminan:
Universitas Sumatera Utara
1 Tanggal dan nomor surat penetapan,
2 Jam, tanggal, hari, bulan, dan tahun penyitaan,
3 Nama, pekerjaan, dan tempat tinggal saksi,
4 Rincian satu per satu jenis barang yang disita,
5 Penjelasan pembuatan berita acara di hadapan tersita jika hadir,
6 Penjelasan penjagaan barang sitaan diserahkan kepada tersita, dan
7 Ditandatangani jurusita dan saksi.
g. Meletakkan barang sitaan di tempat semula
h. Menyatakan sita sah dan berharga.
Sita jaminan yang diletakkan di atas harta kekayaan tergugat dengan sendirinya mengecualikan dan menghapuskan tahap proses sita eksekusi. Jika sudah
diletakkan sita jaminan, tidak diperlukan lagi tahap sita eksekusi karena sita jaminan otomatis beralih menjadi sita eksekusi pada saat perkara bersangkutan mempunyai
putusan yang berkekuatan hukum tetap. Oleh karena sita jaminan otomatis mempunyai kekuatan hukum sita eksekusi, dengan sendirinya tidak lagi diperlukan
tahap proses sita eksekusi. Dengan demikian, prinsipnya tahap proses sita eksekusi pada pembayaran sejumlah uang sepanjang belum ada sita jaminan diletakkan.
Peletakkan sita jaminan atas harat kekayaan tergugat memperpendek prosesnya satu tahap yaitu sita eksekusi menjadi hapus. Proses eksekusi dapat
dijalankan dengan hapusnya tahap sita eksekusi yaitu: a.
Lakukan peringatan
Universitas Sumatera Utara
b. Apabila masa peringatan dilampaui, langsung mengeluarkan surat perintah
penjualan lelang terhadap barang-barang yang tercantum dalam berita acara sita jaminan.
Dengan demikian, sita jaminan otomatis berubah menjadi sita eksekusi jika tenggang masa peringatan dilampaui. Dalam hal ini, Ketua Pengadilan Negeri
langsung mengeluarkan surat perintah penjualan lelang terhadap barang-barang yang tercantum dalam berita acara sita jaminan. Tindakan Ketua Pengadilan Negeri yang
memerintahkan sita eksekusi terhadap barang sudah berada di bawah sita jaminan merupakan kekeliruan yang memperlambat kelancaran eksekusi juga isyarat
ketidakprofesionalan Ketua Pengadilan Negeri.
382
2. Eksekusi dalam Parate Executie