Elemen kontrol elektro pneumatik

65 BAB II - PEMBELAJARAN • • • • Gambar 15. komponen sistem kontrol pneumatik Gambar 16. komponen sistem kontrol elektropneumatik Jika dilihat dari kedua gambar diatas, maka akan terlihat 3 bagian yang berbeda yaitu pada bagian input sinyal, pemrosesan sinyal dan output sinyal. Pada bagian input sinyal pneumatik menggunakan berbagai macam KKA yang difungsikan sebagai tombol tetapi 66 BAB II - PEMBELAJARAN pada elektropneumatik menggunakan kontak sakelar sebagai input sinyal. Pada bagian pemrosesan sinyal pneumatik menggunakan berbagai macam KKA yang difungsikan sebagai limit dan katup logika sperti and dan or tetapi pada elektropneumatik menggunakan kontak sakelar yang difungsikan sebagai limit, sensor maupun kontak relay. Pada bagian output sinyal perbedaan hanya pada penggerak KKA saja, yang awalnya menggunakan sinyal udara bertekanan digantikan oleh kumparan yang akan menghasilkan medan magnet jika dialiri listrik. Perbedaan pneumatik dan elektropneumatik juga terlihat dari penggunaan power supply, pneumatik hanya menggunakan udara bertekanan tetapi pada elektropneumatik harus menggunakan udara bertekanan dan arus listrik 24v dc. Pada sistem pengontrolan elektropneumatik tidak ditemukan dalam diagram rangkaian keseluruhan yang tunggal, namun dalam dua diagram rangkaian terpisah, satu untuk bagian elektrik yang berfungsi sebagai pemroses sinyal dan satu lagi untuk bagian pneumatik sebagai pelaksana atau output dari sistem. Pada sistem elektropneumatik terdapat 4 kelompok dasar yaitu: 1 Power supply unit catu daya • Arus listrik • Udara bertekanan 2 Elemen-elemen masukan sensor • Limit switch • Sensor • Tombol tekan 3 Elemen pemroses prosessor • Switching logic • Katup solenoid • Converter pneumatik ke elektrik 4 Aktuator dan elemen kontrol akhir • Silinder • Motor • Katup kontrol akhir

c. Elemen utama elektropneumatik

Bila energi listrik tersedia dan akan dipakai maka perlu diproses dan didistribusikan oleh komponen utama. Untuk mempermudah penunjuKKAnnya maka komponen itu digambarkan dalam bentuk simbol pada diagram rangkaiannya. 1 Unit catu daya listrik. 67 BAB II - PEMBELAJARAN • • • • • • • • • • • Bagian kontrol sinyal suatu pengontrolan elektropneumatik akan disuplai dengan suatu daya melalui bagian utama elektris. Pengontrolan mempunyai unit catu daya listrik untuk tujuan ini perhatikan gambar 4.3. Secara individual unit catu daya listrik ini berfungsi sebagai berikut : • Penurun tegangan, dari tegangan 240 volt diturunkan menjadi tegangan rendah 24 volt sebagai output. • Penyearah yang mengkonversikan tegangan ac menjadi tegangan dc. Kapasitor pada output penyearah berfungsi untuk meratakan tegangan tersebut. • Regulator tegangan pada output dari unit catu daya diperlukan untuk menjamin agar tegangan output konstan tanpa dipengaruhi oleh aliran arus yang mengalir kebeban Gambar 17. Rangkain unit catu daya simbol catu daya dalam elektropneumatik digambarkan seperti berikut: Gambar 18. Simbol unit catu daya pada simulasi Elemen catu daya akan menjadi pondasi dalam membuat rangkaian elektropneumatik. Penggunaannya sama seperti unit catu daya pada umumnya, sebelum terhubung antara 24v dengan 0v harus ada beban yang dilewati. Contoh sederhana dalam penggunaan unit catu daya bisa dilihat pada gambar 18 2 Tombol tekan dan sakelar tekan. Sakelar dipasang pada suatu rangkaian untuk mengalikan arus listrik pada rangkaian tersebut. Sakelar ini akan dibagi sebagai tombol tekan dan sakelar tekan. Bentuk nyata sakelar yang dipergunakan seperti gambar dibawah ini: