Alat untuk pembuatan brownies Alat untuk uji daya terima Alat untuk penilaian zat gizi brownies Pengolahan dan Analisis Data

Tabel 3.2 Jumlah Pemakaian Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Brownies Hasil Modifikasi Dari Resep Subagjo Bahan Kelompok Eksperimen A 1 A 2 Tepung Terigu gr 75 Tepung singkong gr Drak cookingte cokelate gr 150 100 75 100 Coklat bubuk gr 20 20 Baking powder sdt 1 4 1 4 Kacang almon gr 25 25 Margarine gr 100 100 Telur btr 3 3 Gula pasir gr Pemanggangan C Waktu menit 150 175 30 150 175 30 Keterangan: A 1 : Perlakuan dengan menggunakan tepung singkong saja sebagai bahan dasar pembuatan brownies A 2 : Perlakuan dengan menggunakan tepung singkong + tepung terigu sebagai bahan dsar pembuatan brownies

3.5.2 Alat

a. Alat untuk pembuatan brownies

Adapun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan brownies antara lain: Belendergilingan, ayakan tepung halus yang berukuran 60 mesh, timbangan, pisau, baskomwadah, mikser, open, kompor minyak, sendok dan loyang ukuran 9 x 23 cm.

b. Alat untuk uji daya terima

Adapun alat yang digunakan yaitu: 1. Formulir uji Organoleptik 2. Alat tulis

c. Alat untuk penilaian zat gizi brownies

Ada pun alat yang digunakan untuk penilaian gizi brownies yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Ayakan halus 9. Oven 2. Botol aquadest 10. Neraca analitis 3. Corong 11. Pengaduk 4. Gelas ukur 12. Pipet tetes 5. Kertas saring 13. Spektrofotometer 6. Lumpang porselin 14. Spritus 7. Labu erlenmeyer 15. Tanur listrik 8. Labu takar 3.6 Tahapan Penelitian 3.6.1. Proses Pembuatan Tepung Singkong Tahapan pembuatan tepung singkong dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Prosedur Pembuatan Tepung Singkong Gambar 1. Diagram Alir PembuatanTepung Singkong Sumber : Margono, 1989 Bagan di atas menjelaskan bahwa pembuatan tepung singkong dilakukan dengan pengupasan singkong terlebih dahulu kemudian singkong dicuci,diiris tipis, kemudian singkong yang sudah diiris dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 55 C - 60 C setelah kering giling irisan singkong tersebut hingga halus dengan menggunakan belender. Singkong yang sudah digiling akan menjadi bubuk, Dikupas Dicuci Diiris Dikeringkan Dihaluskan Diayak Tepung singkong Singkong Universitas Sumatera Utara kemudian bubuk singkong tersebut diayak dengan menggunakan pengayakan yang berukuran 60 mesh agar tepung yang diperoleh dari hasil pengayakan menjadi halus. Hasil akhir dari pengayakan itulah yang menjadi tepung singkong Margono, 1989. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa karekteristik tepung singkong yang diolah menjadi brownies, brownies yang dihasilkan menjadi lebih coklat dari brownies biasanya. Tekstur brownies lebih mengembang, dan padat ini disebabkan oleh adanya kandungan amilopektin dan amilosa pada brownies.

3.6.2. Proses Pembuatan Brownies Singkong

Untuk menghasilkan brownies dengan substitusi tepung terigu dengan tepung singkong yang berkualitas perlu perbandingan ukuran bahan-bahan. Adapun perbandingan ukuran bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

3.6.3 Bahan dan Cara Pembuatan Brownies Singkong

Penggunaan bahan di dalam penelitian ini dipilih bahan yang berkualitas baik, misalnya kondisi bahan masih baik, tidak busuk, tidak berubah warna tidak kedaluarsa, dan kemasannya masih utuh. Bahan-bahan pembuatan brownies adalah: Universitas Sumatera Utara Proses Pembuatan Brownies Singkong tambahkan Gambar 1 : Diagram Alir Pembuatan Brownies Singkong Bagan di atas menjelaskan tahapan pembuatan brownies dengan subsitusi tepung singkong dilakukan dengancara mencampurkan 3 butir telur dan gula kemudian dimixer hingga kental lalu masukan coklat leleh dan diaduk sampai rata, Loyang 9x23 cm Kemudian aduk adonan hingga rata 150 gr tepung singkong 20 gr coklat bubuk 14 sdt baking powder Coklat cair 3 butir telur 150 gr gula Dikocok mixer hingga mengental Panggang dalam oven pada suhu 175 C - 190 C selama 30 menit 75 gr tepung singkong 75 gr tepung terigu 20 gr coklat bubuk 14 sdt baking powder Coklat cair Universitas Sumatera Utara tambahkan 150 gr tepung singkong, 20 gr coklat bubuk, dan ¼ sendok teh baking powder aduk adonan sampai rata, selanjutnya tuang adonan kedalam loyang berukuran 9x23 cm yang sudah dioleskan margarin, kemudian panggang dalm oven dengan suhu 175 C-190 C selama 30 menit.

3.6.4. Uji Daya Terima

Penilaian secara subjektif dilakukan dengan uji organoleptik.Uji organoleptik adalah penilaian yang menggunakan indera. Jenis uji organoleptik yang digunakan adalah uji kesukaanhedonik menyatakan sukatidaknya terhadap suatu produk. Uji hedonik adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat daya terima konsumen dengan mempergunakan skala hedonik sembilan titik sebagai acuan, namun mempermudah penelis dan peneliti skala ini diperkecil menjadi 3 tingkatan dengan skor yang paling rendah adalah 1 dan skor yang paling tinggi adalah 3. Berdasarkan tingkatannya, tingkat penerimaan konsumen dapat diketahui sesuai dengan tabel 3.3 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Tingkat Penerimaan Panelis Pada UJi Hedonik Organoleptik Skala Hedonik Skala Numerik Warna Suka Kurang Suka Tidak Suka 3 2 1 Aroma Suka Kurang suka Tidak suka 3 2 1 Rasa Suka Kurang Suka Tidak Suka 3 2 1 Tekstur Suka Kurang Suka Tidak Suka 3 2 1 1. Panelis Untuk penilaian kesukaananalisa sifat sensoris suatu komoditi diperlukan alat instrumen, alat yang digunakan terdiri dari orangkelompok orang yang disebut panel, orang yang bertugas sebagai panel disebut panelis. Jenis panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih yang dipilih dari mahasiswai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sebanyak 30 orang. Yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Umur panelis berkisa antara 19-25 tahun. Syarat-syarat menjadi panelis adalah : a. Sehat lahir dan batin b. Tidak sakit c. Tidak lelah d. Tidak perokok e. Bisa bekerja sama Universitas Sumatera Utara 2. Pelaksanaan Penilaian a. Waktu dan tempat Penilaian uji daya terima terhadap brownies dengan subsitusi tepung singkong hasil percobaan dilaksanakan di Laboratorium Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. b. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah brownies dengan substitusi tepung terigu dengan tepung singkong. Sedangkan alat yang digunakan adalah formulir penilaian, alat tulis dan air minum dalam kemasan. 3. Langkah-langkah Pada Uji Daya Terima a. Mempersilahkan panelis untuk duduk di ruangan yang telah disediakan. b. Membagikan sampel dengan kode sesuai variasi, air minum dalam kemasan, formulir penilaian dan alat tulis. c. Memberikan penjelasan singkat kepada panelis tentang cara memulai dan cara pengisian formulir. d. Memberikan kesempatan kepada panelis untuk memulai dan menuliskan penilaian pada lembar fomulir penilaian. e. Mengumpulkan formulir yang telah diisi oleh panelis. f. Setelah formulir penilaian dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa sidik ragam. 4. Penentuan zat gizi Universitas Sumatera Utara Dalam penentuan kadar posfor dilakukan dengan menggunakan metode SSA Spektrofotometri Serapan Atom. Prinsip metode SSA adalah kelarutan logam akan mencapai kondisi maksimum pada derajat keasaman yang tinggi, hal ini akan dicapai pada pH 2-4. Kelarutan logam tersebut dapat diperbesar sehingga menaikkan temperatur. Larutan bahan disemprotkan melalui aspirator ke dalam nyala pada alat SSA, akan mengalami proses penguapan-pelarut, sublimasi akan menyerap sejumlah sinar. Jumlah sinar diserap akan sebanding dengan konsentrasi unsur yang dianalisis. Cara kerja dalam menentukan kadar fosfor : 1. Ditimbang 5 gram sampel 2. Kemudian diabukan, sampai terbentuk abu putih 3. Kemudian, abu ditambahkan dengan pereaksi amonium 4. Setelah itu ditambahkan larutan standar fosfor dan diamkan selama 10 menit sampai pengembangan warna terjadi 5. Lalu, intensitas warna diukur dengan spektropotometer pada panjang gelombang 420 nm. 6. Kemudian dibuat kurva standar dan dihitung kadar fosfor Perhitungan : Kadar Fosfor Dimana : O = berat fosfor dari pembacaan kurva, yang dinyatakan dalam mg P = faktor pengenceran Universitas Sumatera Utara W = berat sampel

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan, diolah secara manual kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase, kemudian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada masing-masing perlakuan maka digunakan analisis sidik ragam. Analisis deskriptif persentase ini digunakan untuk mengkaji reaksi panelis terhadap suatu bahan yang diujikan.Untuk mengetahui tigkat kesukaan dari panelis dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan persentase dirumuskan sebagai berikut Ali, 1992 : = x 100 Keterangan : = skor presentase n = jumlah skor yang diperoleh N = skor ideal skor tertinggi x jumlah panelis Untuk mengubah data skor persentase menjadi nilai kesukaan konsumen, analisinya sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu sebagai berikut : Nilai tertinggi = 3 suka Nilai terendah = 1 tidak suka Jumlah kriteria yang ditentukan = 3 kriteria Universitas Sumatera Utara Jumlah panelis = 30 orang a. Skor maximum = jumlah panelis x nilai tertinggi = 30 x 3 = 90 b. Skor minimum = jumlah panelis x nilai terendah = 30 x 1 = 30 c. Persentase maksimum= x 100 = x 100 = 100 d. Persentase minimum = x 100 = x 100 = 33,3 e. Rentangan = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 100 - 33,3 = 66,7 f. Interval presentase = Rentangan : Jumlah kriteria = 66,7 : 3 = 22,2 22 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dibuat interval persentase dan kriteria kesukaan sebagai berikut. Table 3.4. Interval Persentase Dan Kriteria Kesukaan Presentase Criteria kesukaan 78 - 100 Suka 56 – 7,99 Kurang suka 34 – 55,99 Tidak suka Universitas Sumatera Utara Setelah mengetahui bagaimana penerimaan panelis terhadap biskuit yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada organoleptik biskuit, maka dapat dilakukan Uji Analisis Varians Anova. Sumber Keragaman Db JK JKR F Hitung F Tabel Perlakuan F, 5 Panelis Error JK total – JK perlakuan – JK panelis Total Keterangan : db : derajat bebas JK : Jumlah kuadrat F : Uji F t : Jumlah panelis r : Jumlah Perlakuan Rumus : 1. Derajat Bebas db a. db perlakuan : r-1 b. db panelis : t-1 c. db error : r-1 x t-1 d. db total : rt-1 Universitas Sumatera Utara 2. Faktor Koreksi FK Faktor koreksi : ∑Yi 2 r x t 3. Jumlah Kuadrat JK a. Jumlah kuadrat perlakuan : Yi 2 x Yi 2 t b. Jumlah kuadrat panelis : ∑ Yi 2 r c. Junlah kuadrat error : JK total – JK perlakuan – JK panelis 4. Jumlah kuadrat rata-rata a. Jumlah kuadrat perlakuan : JK perlakuan : db perlakuan b. Jumlah kuadrat panelis : JK panelis : db panelis c. Jumlah kuadrat error : JK error : db error 5. F Hitung : JKR perlakuan : JKR error Bandingkan F. Hitung dengan F. Tabel Bila F. Hitung F. Tabel = H o di tolak, H a di terima Bila F. Hitung F. Tabel = H o di terima, H a di tolak Bila F. Hitung F. Tabel berarti ada perbedaan antara perlakuan-perlakuan tersebut.Untuk mengetahui pengaruh perbedaan tiap-tiap perlakuan maka di lanjutkan dengan Uji Ganda Duncan Duncan’s Multiple Range Test. FK FK Universitas Sumatera Utara Dengan Uji Ganda Duncan maka dapat diketahui perlakuan mana yang paling berbeda dengan perlakuan lainnya dan perlakuan mana yang hanya sedikit berbeda dengan perlakuan lainnya. Sy = Kemudian dilanjutkan dengan menghitung range tingkat nyata 5 dengan melihat derajat bebas galat dimana di peroleh LSR = Range X Sy Standar Error Rata-rata Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Brownies yang Dihasilkan

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa brownies dengan penambahan tepung singkong 100 berwarna cokelat, beraroma khas singkong, rasanya didominasi oleh khas singkong, dan teksturnya lebih mengembang lembut dan sedikit padat. Brownies dengan penambahan tepung singkong 50 perbandingan tepung terigu 50 dan tepung singkong 50 berwarna coklat, beraroma khas brownies, rasanya khas brownies dan teksturnya lembut.

4.2 Karakteristik Brownies Singkong

Berdasarkan kedua perlakuan yang berbeda terhadap brownies dengan penggunaan tepung singkong maka dihasilkan brownies yang berbeda. Perbedaan karakteristik kedua brownies dapat dilihat pada gambar 4 dan table 4.1 berikut ini A 1 A 2 Gambar 4 Brownies dengan Pengunaan Tepung Singkong100 dan Brownies dengan Penambahan Tepung Singkong 50 42 Universitas Sumatera Utara