BAB V PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Brownies yang Dihasilkan
Dari hasil penelitian, brownies dengan penambahan tepung singkong 100 berwarna cokelat muda, beraroma khas singkong, rasanya didominasi oleh khas
singkong sehingga menyebabkan adanya rasa sedikit pahit pada brownies, teksturnya lembut dan sedikit padat. Brownies dengan penambahan tepung singkong 50
perbandingan tepung terigu 50 dan tepung singkong 50 berwarnacoklat tua, beraroma khas brownies, rasanya khas brownies dan teksturnya lembut.
5.2. Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Daya Terima Brownies dengan Penggunaan Tepung Singkong 100 dan 50
Pengujian daya terima terhadap rasa oleh panelis menunjukkan bahwa panelis
menyukai rasa brownies dengan penambahan tepung singkong 50 dengan kriteria suka. Walaupun brownies dengan penambahan tepung singkong 100 berada dalam
kriteria suka tetapi apabila dilihat dari total skor, brownies dengan penambahan tepung singkong 50 memiliki skor lebih tinggi yaitu 87 96,7, sedangkan hasil
penilaian brownies dengan penambahan tepung singkong 100 memiliki skor 78 86,6.
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap rasa dari kedua perlakuan brownies dengan F
Hitung
6,5 ternyata lebih besar dari F
Tabel
4,18 yang bermakna bahwa penggunaan tepung singkong 100 dan penambahan tepung singkong 50 memberi
pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa brownies yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uji duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa brownies tepung singkong A
2
50 tidak sama dengan rasa brownies tepung singkong A
1
100. Hal ini menunjukkan bahwa rasa brownies A
2
lebih disukai dibandingkan dengan rasa brownies A
1.
Rasa brownies pada penelitian ini dipengaruhi terutama oleh margarin, coklatdan juga dengan peningkatan persentase penambahan tepung singkong.
Penambahan tepung singkong pada bahan dasar pembuatan bronies akan mengubah rasa brownies yang dihasilkan. Penambahan tepung singkong yang semakin banyak
pada adonan brownies semakin menurunkan tingkat kesukaan panelis, itu di sebabkan karena rasa brownies akan terasa bau singkong dan terasa sedikit kasar dan padat.
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Gracia 2009, penambahan margarine, gula dan telur di dalam pembuatan bolu penambahan tepung jagung
sangat mempengaruhi rasa biskuit. Semakin tinggi nilai penambahan bahan-bahan tersebut semakin disukai oleh panelis karena menurut panelis rasanya semakin enak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utami 2012, pembuatan biskuit dengan penambahan tepung pisang kepok sebanyak 45 memiliki penilaian tertinggi
yaitu dengan skor 86 dan jumlah presentase sebesar 95,5. Menurut Ginting 2009 yang dikutip oleh Utami 2012, peningkatan jumlah presentasi hedonik terhadap rasa
diikuti pula dengan peningkatan skor hedonik terhadap aroma. Semakin banyak konsentrasi subtitusi tepung pisang kepok maka semakin rendah skor penilaian
panelis terhadap rasa biskuit pisang kepok.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian daya terima terhadap aroma oleh panelis menunjukkan bahwa panelis menyukai aroma brownies dengan penambahan tepung singkong 50 dengan kriteria
suka. Walaupun brownies dengan penambahan tepung singkong 100 berada dalam kriteria suka tetapi apabila dilihat dari total skor, brownies dengan penambahan
tepung singkong 50 memiliki skor lebih tinggi yaitu 86 95,5, sedangkan hasil penilaian brownies dengan penambahan tepung singkong 100 memiliki skor 82
90. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap aroma dari kedua perlakuan
brownies dengan F
Hitung
4,54 ternyata lebih besar dari F
Tabel
4,18 yang bermakna bahwa penggunaan tepung singkong 100 dan penambahan tepung singkong 50
memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma brownies yang dihasilkan. Berdasarkan Uji Duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis
terhadap aroma brownies tepung singkong A
2
50 tidak sama dengan aroma brownies tepung singkong A
1
100. Hal ini menunjukkan bahwa aroma brownies dengan penambahan tepung singkong 50
lebih disukai dibandingkan dengan aroma brownies denan penambahan tepung singkong 100
.
Munculnya aroma pada brownies disebabkan karena bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan brownies yaitu seperti tepung terigu, tepung singkong,
mentega dan coklat yang masing-masing mempunyai aroma yang khas. Menurut Kartika 1988 yang dikutip oleh Dewinta 2010, aroma yaitu bau yang sukar diukur
sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas aromanya. Perbedaan pendapat disebabkan setiap orang memiliki perbedaan
Universitas Sumatera Utara
penciuman, meskipun mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang mempunyai kesukaan yang berlainan.
Indera penciuman sangat sensitif terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau lebih kurang 0,8 detik. Kepekaan indera penciuman diperkirakan berkurang 1 setiap
bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan indera penciuman akan berkurang oleh adanya senyawa-senyawa tertentu seperti misalnya formaldehida. Kelelahan daya
penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat Winarno, 1997. Pengujian terhadap warna oleh panelis menunjukkan bahwa brownies dengan
penambahan tepung singkong 100 disukai panelis dengan total skor8290, sedangkan untuk brownies dengan penambahan tepung singkong 50 memiliki total
skor 86 95,6. Walaupun hasil penilaian kedua brownies dengan berada dalam kriteria suka tetapi apabila dilihat dari total skor, brownies dengan penambahan hasil
tepung singkong 50 memiliki skor lebih tinggi. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap warna dari kedua perlakuan
brownies dengan F
Hitung
2 ternyata lebih kecil dari F
Tabel
4,18 yang bermakna bahwa brownies tepung singkong A
1
100 dan brownies dengan penambahan tepung singkong 50 tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap penilaian warna
brownies yang dihasilkan. Menurut Winarno 1997, reaksi maillard merupakan reaksi antara
karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan NH2 dari protein yang menghasilkan senyawa hidroksimetilfurfural yang kemudian berlanjut menjadi furfural. Fulfural
yang terbentuk kemudian berpolimer membentuk senyawa melanoidin yng berwarna
Universitas Sumatera Utara
coklat. Melanoidin inilah yang memberikan warna coklat pada brownies. Fungsi warna pada suatu makanan sangatlah penting, karna dapat
membangkitkan selera makan.Warna makanan yang menarik dapat memengaruhi dan membangkitkan selera makan konsumen, bahkan warna dapat menjadi petunjuk bagi
kualitas makananyang dihasilkan.Warna juga memepunyai peran dan arti yang sangat penting pada komoditas pangan karena memengaruhi penerimaan konsumen terhadap
komoditas tersebut Winarno, 1997. Pengujian terhadap tekstur oleh panelis menunjukkan bahwa brownies dengan
penambahan tepung singkong 100 disukai panelis dengan total skor808,9, sedangkan untuk brownies dengan penambahan tepung singkong 50 memiliki total
skor 88 97,4. Walaupun hasil penilaian kedua brownies dengan berada dalam kriteria suka tetapi apabila dilihat dari total skor, brownies dengan penambahan
tepung singkong 50 memiliki skor lebih tinggi. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap tekstur dari kedua perlakuan
brownies dengan F
Hitung
10 ternyata lebih kecil dari F
Tabel
4,18 yang bermakna bahwa brownies tepung singkong A
1
100 dan brownies dengan penambahan tepung singkong 50 tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur bronies
yang dihasilkan. Menurut Fellows yang dikutip oleh Gracia 2009, tekstur pada brownies
meliputi kekeras dan kelembutan. Tekstur pada makanan sangat ditentukan oleh kadar air, kandungan lemak, dan jumlah serta jenis karbohidrat dan protein yang
menyusunnya.
Universitas Sumatera Utara
Sedangakan menurut penelitian yang dilakukan oleh Gracia dkk 2009, proses penambahan tepung jagung lebih dari 50 yang digunakan dalam formulasi biskuit
jagung sangat mempengaruhi tekstur biskuit yang dihasilkan. Biskuit dengan penambahan tepung jagung lebih dari 50 menghasilkan biskuit yang kurang renyah
dan sedikit keras.
5.3. Penerimaan Konsumen Terhadap Brownies Singkong Dengan Berbahan Dasar Tepung Singkong