27
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bidan dan Bidan Desa
2.1.1. Pengertian Bidan dan Bidan Desa
Definisi bidan
menurut International Confederation Of Midwives ICM
yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of InternationalGynecologist Obstetrition
FIGO. Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan
Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar register dan atau memiliki izin yang sah untuk melakukan praktik bidan
Depkes RI, 2007b. Secara profesional, seorang bidan dituntut mempunyai keterampilan dalam
memberikan pelayanan kebidanan kepada ibu dalam kurun waktu masa reproduksi dan bayi baru lahir. Bidan mempunyai peran sebagai pelaksana, sebagai pengelola
sebagai pendidik, dan sebagai penelitiinvestigator Sofyan, 2006. Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa,
mempunyai wilayah kerja satu sampai dua desa, dan dalam melaksanakan tugas pelayanan medis baik di dalam maupun di luar jam kerjanya bidan harus
Rostianna Purba : P e n g a r u h K a r a k t e r i s t i k D a n P e r a n B i d a n D e s a Terhadap Kinerja Dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009
28
28 bertanggungjawab yang telah disebarluaskan ke seluruh propinsi dengan Surat
Edaran Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat No. 429BinkesmasDJIII89 Pada Tanggal 29 Maret 1989 Sofyan, 2006.
2.1.2. Pelayanan Bidan Desa
2.1.2.1. Pelayanan Bidan Pelayanan adalah suatu aktifitas yang bertujuan untuk memberikan
pertolongan, bimbingan, pendidikan, perlindungan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik.
Secara luas pelayanan mencakup fungsi pengembangan menyangkut bidang pelayanan seperti pendidikan, kesehatan, maupun bentuk-bentuk pelayanan
umum lainnya. Dalam penelitian ini pelayanan yang diberikan dikhususkan dalam bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Bidan di desa kecamatan dalam
upaya peningkatan masyarakat. Menurut Azwar 2004 pelayanan kesehatan yang terdapat dalam
masyarakat secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yaitu: 1Pelayanan Kesehatan tingkat I, pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan
yang bersifat dasar, 2Pelayanan kesehatan tingkat II, pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis satu bahkan kadang-kadang pelayanan
sub-spesialisasi tetapi terbatas, 3Pelayanan kesehatan tingkat III, pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelayanan spesialisasi serta sub-spesialisasi.
Rostianna Purba : P e n g a r u h K a r a k t e r i s t i k D a n P e r a n B i d a n D e s a Terhadap Kinerja Dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009
29
29 Dari hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh bidan desa cenderung dalam pelayanan tingkat dasar pertama. Selain membantu penurunan angka kematian dan peningkatan kesehatan ibu dan
anak termasuk keluarga berencana. Bidan desa juga membantu memberikan pengobatan pertama pada desa juga membantu memberikan pengobatan pertama
pada masyarakat yang membutuhkan pertolongan dalam pelayanan kesehatan sebelum pasien mendapat pertolongan yang lebih efisien di rumah sakit.
2.1.2.2. Tujuan Penempatan Bidan di desa Tujuan penempatan bidan di desa secara umum adalah untuk meningkatkan
mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan Posyandu dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, anak balita dan menurunkan angka
kelahiran, serta meningkatkan kesadaran masyarakat berperilaku hidup sehat. Seorang bidan mempunyai tugasperan secara mandiri, kolaborasi atau
rujukan. Demikian juga yang berlaku bagi bidan desa disamping mempunyai tugas utama secara mandiri untuk menangani kesehatan ibu hamil, bersalin dan bayi,
maupun memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu dan masyarakat. Peran kolaborasi kerjasama bidan desa dalam hal ini bekerjasama dengan dukun bayi.
Selain itu bidan berperan sebagai perpanjangan tangan unit pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, artinya apabila suatu masalah kesehatan di masyarakat tidak
mampu ditangani oleh bidan desa akibat keterbatasan fasilitasperalatan medis, tenaga serta kemampuan, maka dianjurkan untuk merujuk ke pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi, seperti puskesmas atau rumah sakit Sofyan, 2006.
Rostianna Purba : P e n g a r u h K a r a k t e r i s t i k D a n P e r a n B i d a n D e s a Terhadap Kinerja Dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009
30
30 Secara khusus tujuan penempatan bidan desa adalah : 1Meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, 2Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan, 3 Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas dan perinatal, serta pelayanan kontrasepsi, 4 Menurunnya jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan penyulit kehamilan,
persalinan dan perinatal, 5Menurunnya jumlah balita dengan gizi buruk dan diare, 6Meningkatnya kemampuan keluarga untuk sehat dengan membantu
pembinaan kesehatan masyarakat, 7 Meningkatnya peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD termasuk gerakan Dana Sehat Depkes RI, 2002.
2.1.2.3. Kedudukan Bidan Desa
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997, diuraikan bahwa bidan di desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta
bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi 1 sampai 2 desa. Dalam melaksanakan tugasnya bidan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Puskesmas setempat dan bekerja sama dengan perangkat desa.
2.1.2.4. Tugas Pokok Bidan di Desa Tugas pokok seorang bidan di suatu desa adalah sebagai berikut:
1Melaksanakan kegiatan di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan
diberikan, 2Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya Depkes RI, 2002.
Rostianna Purba : P e n g a r u h K a r a k t e r i s t i k D a n P e r a n B i d a n D e s a Terhadap Kinerja Dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009
31
31 2.1.2.5. Fungsi Bidan di Wilayah Kerjanya
Fungsi seorang bidan desa di wilayah kerjanya adalah sebagai berikut: 1Memberikan pelayanan kesehatan meliputi asuhan kehamilan, asuhan
persalinan, asuhan bayi baru lahir, perawatan anak balita, pelayanan keluarga berencana kontrasepsi, 2Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
di rumah-rumah, 3 Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat,
4Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi, 5Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan, 6Membina kerja sama
lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat, 7Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada puskesmas kecuali dalam
keadaan darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya, 8 Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta
adanya penyakit-penyakit dan berusaha mengatasi sesuai dengan kemampuan Depkes RI, 2002.
2.1.2.6. Wewenang Bidan di Desa Peraturan Menteri Kesehatan RI Permenkes Nomor 572Menkes RI1996
menjelaskan bahwa bidan di dalam menjalankan prakteknya, berwenang untuk memberikan pelayanan KIA, Keluarga Berencana dan pelayanan kesehatan
masyarakat. Dengan melihat ketentuan tersebut, maka baik bidan PNS Pegawai Negeri Sipil dan bidan PTT Pegawai Tidak Tetap dalam memberikan pelayanan
Rostianna Purba : P e n g a r u h K a r a k t e r i s t i k D a n P e r a n B i d a n D e s a Terhadap Kinerja Dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009
32
32 kesehatan mempunyai kewenangan yang sama khususnya dalam bidang
kesejahteraan ibu dan anak. Perbedaannya terletak pada status kepegawaian dan penggajiannya Depkes RI, 1996.
Wewenang bidan yang bekerja di desa sama dengan wewenang yang diberikan kepada bidan lainnya. Hal ini diatur dengan peraturan Menteri
Kesehatan Depkes RI, 1997. Wewenang tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Wewenang umum Kewenangan yang diberikan untuk melaksanakan tugas yang dapat
dipertanggungjawabkan secara mandiri. 2.
Wewenang khusus Wewenang khusus adakah untuk melaksanakan kegiatan yang memerlukan
pengawasan dokter. Tanggung jawab pelaksanaannya berada pada dokter yang diberikan wewenang tersebut.
3. Wewenang pada keadaan darurat
Bidan diberi wewenang melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan penderita atas tanggung jawabnya sebagai insan profesi. Segera setelah
melakukan tindakan darurat tersebut, bidan diwajibkan membuat laporan ke Puskesmas di wilayah kerjanya.
4. Wewenang tambahan
Bidan dapat diberi wewenang tambahan oleh atasannya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan program pemerintah
pendidikan dan pelatihan yang diterimanya.
Rostianna Purba : P e n g a r u h K a r a k t e r i s t i k D a n P e r a n B i d a n D e s a Terhadap Kinerja Dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009
33
33
2.2. Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Kebidanan 2.2.1. Kinerja Bidan Desa