Prinsip Transparansi Dalam Penanaman Modal

117 peraturan domestik dari Negara anggota, sesuai dengan kebutuhan pembangunan ekonomi dari Negara tersebut. Hal ini berarti bahwa persyaratan investasi yang mengutamakan tenaga kerja domestik tidak bertentangan dengan kesepakatan WTO. Namun meskipun demikian, patut diperhatikan bahwa jangan sampai persyaratan ini menghambat akses pasar atau menghalangi supply jasa yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas supply jasa yang diberikan. Oleh karena itu, sama sekali tidak membenarkan pekerja asing pada bidang pekerjaan tertentu adalah kurang tepat. Pembatasan dilakukan tidak secara umum, akan tetapi pada jabatan-jabatan tertentu dalam jumlah personil dan jangka waktu yang ditentukan oleh perundang-undangan.

C. Prinsip Transparansi Dalam Penanaman Modal

Biasanya sebelum calon penanam modalinvestor akan menanamkan modalnya di suatu negara, termasuk di Indonesia, ada beberapa hal yang menjadi perhatian negara calon investor. Beberapa hal ini seringkali menjadi perhatian bagi investor agar mereka dapat meminimalisasi risiko dalam berinvestasi, antara lain transparansi transparency, yaitu kejelasan mengenai peraturan perundang- undangan, prosedur administrasi yang berlaku, serta kebijakan investasi. Transparansi adalah tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan saat ini, dan akan terus berlangsung selama para CEO dan eksekutif lainnya tidak mau melakukan pendekatan kepemimpinan yang berbasis nilai. Transparansi adalah salah satu cara Asmin Nasution : Penerapan Prinsip Transparansi dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Kaitannya dengan Domestic Regulations WTO. USU e-Repository © 2008. 118 mengelola bisnis yang penting. Transparansi bukanlah strategi dan bukan sesuatu yang bisa diajarkan konsultan. 100 Apabila diukur dengan hal-hal yang biasanya menjadi perhatian penanam modalinvestor tersebut, maka negara seperti Indonesia, setelah menjalankan kebijakan penanaman modal asing lebih dari dua puluh tahun, dapat dikatakan cukup memenuhi harapan calon investor. 101 Berkaitan dengan hal tersebut, penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan serta menempatkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing. 102 Pengaturan penanaman modal yang ada dalam Undang-undang No.25 Tahun 2007 merupakan hasil evaluasi terhadap ketentuan penanaman modal yang ada sebelumnya dengan memperhatikan sikap dan keinginan serta harapan para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, tentunya dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional di atas kepentingan para penanam modal investor yang bersangkutan. 100 Herb Baum Tammy Kling, The Transparent Leadership, Jakarta : Bhuana Ilmu Populer, 2004, hlm. 7. 101 Jurnal Hukum Bisnis, Volume 26, No.4 Tahun 2007, hlm. 17. 102 Hulman Panjaitan Abdul Mutalib Maharim, Komentar dan Pembahasan Undang- undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Jakarta : Indhillco, 2007, hlm. 1 Asmin Nasution : Penerapan Prinsip Transparansi dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Kaitannya dengan Domestic Regulations WTO. USU e-Repository © 2008. 119 Pada hakekatnya dapat dikemukakan bahwa kehadiran Undang-undang No.25 Tahun 2007 merupakan terobosan baru yang sangat positif untuk mengundang investor, karena mengandung asas keterbukaan transparansi. Namun demikian, sebagian kalangan beranggapan bahwa kehadiran Undang-undang No.25 Tahun 2007 ini justru bertentangan dengan UUD 1945, sehingga terdapat beberapa lembaga swadaya masyarakat yang telah mengajukan judicial review terhadap Undang-undang No.25 Tahun 2007 tersebut, di antaranya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Melawan Neo-Kolonialisme dan Imperialisme alias Gerak Lawan. Bahwa selain bertentangan dengan UUD 1945, Undang-undang No.25 Tahun 2007 dianggap hanya sekedar untuk membuka keran liberalisasi ekonomi Indonesia. 103 Banyak harapan yang digantungkan pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-undang No.25 Tahun 2007, khususnya peningkatan investasi dan lapangan kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam rangka implementasinya, pemerintah maupun departemen terkait dituntut untuk mengeluarkan sejumlah peraturan pelaksana dari undang-undang ini. Dan dalam rangka efisiensi dan efektivitasnya, sangat dibutuhkan komitmen dan political will yang kuat dari semua pihak, khususnya pemerintah, karena keberadaan investasi tidak hanya dinikmati oleh para investor yang akan menanamkan investasinya, tetapi para investor juga harus memperhatikan kepentingan rakyat yang berada di sekitar wilayah investasi, artinya investor tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. 103 Ibid., hlm. 7 Asmin Nasution : Penerapan Prinsip Transparansi dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Kaitannya dengan Domestic Regulations WTO. USU e-Repository © 2008. 120 Kemerosotan ekonomi berpengaruh secara meluas. Pengaruhnya tidak hanya terhadap pasar domestik, tetapi juga pasar duniaglobal, sehingga para investor, terutama investor individual di seluruh dunia melihat portofolio mereka hancur, dan beberapa orang kehilangan dananya. Bisnis di Jepang, Jerman, Italia dan Perancis sama terpengaruhnya seperti bisnis Amerika Serikat, tetapi dalam keadaan seperti itu beberapa investor tetap bertahan dengan bisnisnya dan berhasil meskipun perekonomian terpukul. Banyak investor yang mempraktikkan strategi bisnis transparan melihat dari pinggir lapangan ketika beberapa pesaing investor disidik, dituntut, atau bahkan perusahaannya ditutup. Mereka membuat rencana selama masa baik, tetapi rencana yang sama itu pula mereka gunakan selama masa sulit. Mereka tetap menjalani bisnis mereka, mengikuti standar dan bekerja menurut seperangkat nilai yang diumumkan secara terbuka transparan. Mereka tidak perlu bolak balik menyusun strategi yang berbeda, karena mereka telah melakukan hal yang benar. Jika diperiksa banyak perusahaan yang berhasil dan akan ditemukan pemimpin perusahaaneksekutif perusahaan yang berniat mengelola bisnis secara transparan dan memberikan informasi pada pemegang saham secara jujur dan etis. Pemimpin perusahaan itu memberikan banyak perhatian untuk kepentingan para pemegang saham, dan mereka tahu bahwa transparansi bermanfaat bagi siapa saja, termasuk investor. Mereka tahu bahwa transparansi adalah suatu pilihan, dan tidak dapat diatur dengan undang-undang. 104 104 Herb Baum Tammy Kling, Op.cit, hlm. 180 Asmin Nasution : Penerapan Prinsip Transparansi dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Kaitannya dengan Domestic Regulations WTO. USU e-Repository © 2008. 121 Rencana bisnis yang jelas dan transparan hampir selalu berhasil melewati ujian waktu. Rencana itu dapat menjadi strategi tepat untuk segala musim, dan menumbuhkan minat yang besar dari para investor. Rencana bisnis yang dijalankan secara buruk, yang tidak berakar pada nilai dasar, tidak hanya merupakan gangguan bagi karyawan dan pemegang saham, tetapi berbahaya bagi perekonomian suatu negara, termasuk perekonomian Indonesia. Pemimpin transparan tahu bahwa tidak bijaksana mengambil jalan pintas untuk memperbesar angka-angka pada periode berikutnya demi mempersiapkan perusahaan untuk dijual, karena hal ini tidak akan berpengaruh dalam jangka panjang. Hal ini tidak akan membangun nilai saham bagi pemilik saham dalam jangka panjang, dan tidak akan membantu karyawan perusahaan. Selama dasawarsa silam, banyak perusahaan kehilangan pandangan tentang hal itu, karena mereka berjuang untuk mencoba menghentikan saham mereka dari kejatuhan akibat investor mengejar saham perusahaan teknologi. Ketika pasar jatuh, pemegang saham mengalami perubahan, dan perubahan itu mengubah cara investor membeli saham hingga perusahaan menemukan bahwa pemilik saham shareowner semakin sedikit dan pemegang saham shareholder semakin banyak. Memang transparansi yang tulus sulit diketahui, beberapa eksekutif perusahaan memahami betul konsep memimpin secara transparan, dan perusahaan yang dipimpinnya mendapatkan manfaat. Mereka adalah pemimpin yang dapat membangun kultur perusahaan yang kuat, dimana berbisnis secara jujur dan etis menjadi pemahaman dan pemikiran dasar dari para karyawannya. Perusahaan Asmin Nasution : Penerapan Prinsip Transparansi dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Kaitannya dengan Domestic Regulations WTO. USU e-Repository © 2008. 122 memproduksi dan menjual produk yang bermanfaat dan memberikan nilai tambah bagi kehidupan konsumen, dan pimpinan perusahaan berkomunikasi secara terbuka transparan dengan pemegang saham investor, analis, karyawan, dan masyarakat umum. Transparansi yang sah terjadi, ketika sasaran organisasi benar-benar dijalankan dengan pelaksanaannya, tetapi sulit untuk memastikan dan terkadang sulit ditentukan. Kebenaran biasanya muncul dengan sendirinya dalam bagaimana perusahaan dilihat dari waktu ke waktu. Ada 2 dua jenis yang biasanya muncul dalam praktik transparansi, yaitu : 105 1. Transparansi sejati ; transparansi yang lebih dari sekedar menyampaikan informasi atau memamerkan wajah baik perusahaan pada konsumen consumer, bersifat mendalam dan mendorong seluruh industri agar memeriksa praktik bisnis mereka. Transparansi sejati membuat industri farmasi mengambil tindakan keras terhadap hal-hal seperti obat tiruan atau produksi obat-obatan yang dapat mencederai konsumen. Transparansi sejati akan menciptakan undang-undang bagi produk yang aman untuk anak-anak, melindungi customer dari hal-hal seperti bahaya asbes, mengikuti aturan pelaporan keuangan dan melaksanakan standar untuk melindungi konsumen. Transparansi sejati memiliki daya tahan dan terjalin dalam cara karyawan berinteraksi, berpikir dan hidup setiap hari. Itulah satu- satunya jenis transparansi yang memberi dampak yang langgeng dan mengubah perusahaan yang gagal menjadi lebih baik. 105 Ibid, hlm. 228 Asmin Nasution : Penerapan Prinsip Transparansi dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Kaitannya dengan Domestic Regulations WTO. USU e-Repository © 2008. 123 2. Transparansi situasional ; transparansi yang terjadi ketika pemimpin atau perusahaan bereaksi secara terbuka dan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan nilai dasar perusahaan. Ini tidak tulus, itu adalah dendam terhadap situasi atau kecaman, dan tidak memiliki daya tahan jika tidak berakar pada nilai dasar. Artinya jika seluruh kultur perusahaan bukan sesuatu yang karyawan tahu konsekuensinya seperti kebenaran setengah-setengah, kualitas produk buruk, atau perilaku “apa untungnya bagi saya”, maka kultur perusahaan itu tidak transparan.

D. Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Undang-undang No.25 Tahun 2007