Jenis Jumlah Morfologi sharaf

yang satu dengan morfem yang lain. 21 Dengan begitu jelas bahwa bentuk terkecil ialah morfem, sedangkan yang terbesar ialah kata. Morfem yaitu satuan terkecil dalam kata yang memiliki makna. Morfem terdiri dari morfem terikat dan morfem bebas dalam kontrasi bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Contoh: Menulis Me + nulis ﺘآ Katab + a Mirfem terikat + Morfem bebas Morfem bebas + Morfem terikat “Me” dalam analisis bahasa Indonesia merupakan morfem terikat yang tidak dapat berdiri sendiri yang dikenal juga sebagai imbuhan dalam bahasa Indonesi, “nulis” merupakan morfem bebas yang terdiri dari kata dasar “tulis”. Morfem kataba ﺘآ dalam bahasa Arab bukan saja diartikan sebagai proses morfologi saja, namun satu kata tersebut mengandung makna jenis dan jumlah yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia:

a. Jenis

ﺘآ ﺘآ Katab + a Katab + at M. Bebas + M. Terikat M. Bebas + M.Terikat 21 Samsuri, Analisis Bahasa; Memahami Bahasa Secara Ilmiah, Jakarta: Erlangga, 1987, h. 190 Kataba ﺘآ dalam dalam bahasa Arab merupakan pemakaian jenis untuk anak laki-laki ﻮه , sedangkat katabat ﺘآ merupakaian pemakaian jenis untuk anak perempuan ﻲه , dimana dalam bahasa Indonesi tidaka akan kita ketahui jika pemaknaannya hanya “menulis”, tanpa penjelasan “dia anak laki-lakiperempuan”.

b. Jumlah

Dalam bahasa Arab juga kita kenal dengan istilah jumlah seperti: ﺎ ﺘآ Kata + baa M. bebas + M. terikat Penambahan أ dalam contoh bahasa Arab di atas menunjukkan jumlah yang menerangkan dua orang. Jumlah dalam bahasa Arab ada tiga yaitu: mufrad satu orang, mutsannah dua orang, dan jama’ lebih dari dua. Seperti yang kita ketahui, dalam kamus bahasa Arab, semua kata berasal dari bentuk akar. Maka akan kita jumpai bahwa kata حﺎﺘ kunci atau pembuka berasal dari kata kerja ﺘ yang arti dasarnya adalah pembuka yang telah melalui tahap pada proses morfologi dalam 1 Morfem fa’, ‘a, dan lam fi’il 22 Untuk menyatakan pola kata kerja, ahli tata bahasa menggunakan konsonan kata kerja fa’ala “berbuat atau mengerjakan”. Huruf ف menggambarkan akar atau huruf pertama, ع huruf kedua, dan ل huruf ketiga. Jadi pada kata ﺘآ , ك = huruf ف , ت = huruf ع , dan ب = huruf ل . huruf-huruf tersebut juga dapat kita fungsikan sebahgai huruf awal, tengah, dan akhir. Pada kata kerja sederhana berhuruf tiga dikenal sebagai bentuk kata dasar tsulatsi. Huruf pertama awal dan huruf ketiga akhir berharakat fathah a pendek, sedang huruf kedua tengah boleh berharakat fathah u pendek atau kasrah I pendek, biasa dilambangkan seperti: a fa’ala sebagaimana ﺘآ kataba= dia laki-laki menulis. b fa’ila sebagaimana حﺮ fariha= dia laki-laki senang. c fa’ula sebagaimana فﺮﺷ syarufa= dia laki-laki mulia. 22 Abdullah Abbas Nadwi, Belajar Mudah Bahasa Al-Quran, Bandung: Mizan, 1996, cet. VIII, h.49 2 Bentuk turunan 23 Adapula bentuk-bentuk turunan dari huruf awal yang berhuruf tiga, yang akan menimbulkan arti yang berbeda tiap bentuk huruf memastikan pola yang tersedia dan menghasilkan perubahan khusus arti kata dasar huruf tersebut. Bentuk-bentuk turunan dari asal kata yang terdiri atas tiga huruf dibuat dengan menambahkan awalan, sisipan, dan akhiran. Dalam bahasa Indonesia penambahan ini disebut dengan afiksasi 24 . Melalui perubahan-perubahan ini, maka terjadilah berbagai arti. Asal kata dalam bahasa Arab dibentuk menjadi kata dengan menambahkan vokal. Vokal dan konsonan tambahan ini menentukan pola atau bentuk umum. Setiap bentuk melahirkan perubahan tertentu pada arti dasar asal kata. Umpamanya, arti kata kerja ﺘﻗ qatala = membunuh, bila ditambahkan vocal panjang setelah huruf pertama ق menjadikannya ﺎﻗ qâtala = mereka saling berperang. Jika huruf keduanya diberi syaddah, menjadikan ﺘﻗ qattala = dia banyak membunuh. 23 Ibid, h. 198-210. 24 Afiks istilah umum untuk keseluruhan unsure pembentuk kata. Prefiks untuk menyebut afiks yang diletakkan pada akhir kata, infiks untuk menyebut unsure yang diletakkan di tengah kata, dan konfiks untuk menyebut awalan dan akhiran yang diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah kata dasar. Abdul Chaer, Gramatika Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, cet.1, h.68. a Wazn fi’il tsutatsi mazid bi harfin wahid yaitu kalimah fi’il yang terdiri dari 3 tiga huruf asli dan 1 satu huruf tambahan. 25 1 Wazn ﱠ . Wazn ini dibentuk dari fi’il tsulatsi dengan memberikan syaddah pada huruf kedua yaitu dalam ﱠ . Contoh ﱠ = mengajar menyebabkan seseorang menjadi tahu. 2 Wazn ْا . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan hamzah berharakah fathah kepada bentuk huruf asli menjadi ْا . Contoh جﺮْﺧا = mengeluarkan. 3 Wazn ﺎ . Wazn ini dibentuk dengan menyisipkan huruf alif di antara huruf pertama dan kedua pada huruf asli menjadi ﺎ = dia melakukan sesuatu dengan orang lain . Contoh ﺑﺎﺳ = dia berlomba dengan. b Wazn fi’il tsulatsi mazid bi harfain yaitu kalimah fi’il yang terdiri dari 3 tiga huruf asli dan 2 dua huruf tambahan. 1 Wazn ﺎ . Arti wazn ini cenderung sama dengan arti bentuk kata kerja ﺎ melakukan. Seperti pada contoh ﺎﻗ berperang dan ﺎ saling berperang. 25 Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 2; Tata Bahasa Arab Praktif dan Aplikatif, Jakarta: Grasindo Persada, 2002, cet.2, h.3. 2 Wazn ﱠ . Wazn ini dibentuk dari ﱠ dengan menambahkan awalan berupa kata huruf sehingga menjadi ﱠ . contoh قﱠﺮ = memisahkan diri. 3 Wazn ﺘْا . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan hamzah berharakat kasrah dan diberi sisipan huruf ت setelah huruf pertama menjadi ﺘْا . Contoh ﺘْ إ = membawa orang ketiga laki-laki. 4 Wazn ْﻧا . Wazn ini dibentuk dari dengan menambahkan awalan yang berupa huruf ٳ ن in sehingga menjadi ْﻧا = dilakukan. Bentuk ini mempunyai arti pasif. 5 Wazn ﱠ ْا . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalah hamzah berharat kasrah dan huruf ketiga diberi syaddah seperti ﱠﺮ ْ إ = menjadi merah. c Wazn fi’il tsulatsi mazid bi tsalatsati ahruf yaitu fi’il yang terdiri dari 3 tiga huruf asli dan 3 tiga huruf tambahan. 1 Wazn ْﺘْﺳا . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan berupa tiga huruf yaitu ت س ا = seperti ْ ﺘْﺳإ berserah diri, berasal dari kata ﺳ menyerahkan. 2 Wazn ْﻮ ا . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan فإ ْ dan sisipan و setelah huruf pertama. Seperti pada contoh ْﻮ ْ إ sangat berilmu yang berasal dari kata berilmu. 26 3 Wazn ﱠلﺎ ْا . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan hamzah berharakat kasrah إ , sisipan alif setelah huruf kedua, dan syaddah setelah huruf ketiga. Seperti pada contoh ﱠداﻮْﺳإ = sangat benar-benar hitam. 4 Wazn لﱠﻮ ْا . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan hamzah berharakat kasrah إ , serta sisipan waw و dan syaddah setelah huruf kedua. Contoh pada kata لﱠﻮﻬْﺟإ = sangat bodoh. 3 Perubahan kata kerja tashrif lughawi 27 Perubahan kata kerja dibentuk dengan memberikan awalan, akhiran, atau sisipan pada vocal. Dan pemberian kata ganti tetap dhamir muttasil pada akhiran fi’il madhi yang menerangkan bilangan dan jenis. Tidak ada konsonan atau vokal pada awal kata kerja perfektum fi’il madhi. Pemberian awalan dalam bahasa Arab terjadi pada kata kerja imperfektum fi’il mudhari’. 26 Ibid, h. 122 27 Abdullah Abbas Nadwi, Op. cit., h.50 a Perubahan kata kerja dengan memberikan awalan pada kata kerja imperfektum fi’il mudhari’ dibentuk dengan memberikan awalan berupa salah satu dari empat huruf berikut: أ a, ن n, ت ta, ى y kepada bentuk asal. Fi’il ini juga memiliki konfiks 28 yaitu dengan menambahkan akhiran untuk menyatakan jumlah orang, yaitu نا an, ﻮ una, ن na, dan ina. 29 b Perubahan kata kerja dengan memberikan akhiran pada kata kerja perfektum fi’il madhi dibentuk dengan memberikan akhiran vocal dan kata ganti tetap, yaitu ت ta pada kata , ت tâ pada kata , ن nâ pada kata , ت ta pada kata , ﺎ tumâ pada kata ﺎ ﺘ , tum pada kata ﺘ , ت ta pada kata , tunna pada kata ﺘ , ت tu pada kata , dan ﺎﻧ nâ pada kata ﺎ . 4 Modifikasi intern Istilah ini dipinjam dari istilah Inggris Internal Modification, maksudnya adalah perubahan vocal; misalnya dalam forfemis kata- kata Arab tertentu. بﺮ – بﺮﻀ – بﺮ ا 28 Morfem terikat terbagi konfiks ini disebut pula dalam bahasa Inggris discintinous morpheme . Josh Daniel Pareram, Op.cit., h. 26 29 Abdullah Abbas Nadwi, Op. cit., h.81

c. Sintaksis nahwu