berdasarkan ruang yang terbagi kepada spesifik dan universal, dan ketiga, personalization dari sumber masalah itu sendiri yang terbagi kepada internal dan
eksternal.
2.1.3. Ciri-cici Optimisme
Menurut McGinnis 1995 terdapat 12 ciri-ciri orang yang optimis, diantaranya sebagai berikut:
1. tidak terkejut oleh kesulitan seperti berani menerima kenyataan dan mempunyai penghargaan yang besar pada hari esok.
2. mampu mencari pemecahan masalah seperti memandang permasalahan besar ataupun permasalahn kecil dapat terselesaikan.
3. merasa yakin mengendalikan masa depan mereka seperti yakin bahwa dirinya mampu menguasai keadaan.
4. memungkinkan terjadinya pembaharuan secara teratur seperti berhubungan dengan orang-orang yang mempunyai harapan dan mengambil tindakan
secara sadar dan tidak sadar untuk melawan keinginannya. 5. menghentikan pemikiran negative seperti ,terlihat banyak hal dari segi positif
dan berfikir logis. 6. meningkatkan kekuatan apresiatif seperti menikmati apa yang tedapat di
dunia.
7. menggunakan imajinasi untuk melatih sukses seperti mengubah kekhawatiran menjadi bayangan positif
dan menbayangkan hal-hal positif untuk masa depan.
8. selalu gembira bahkan ketika merasa tidak bahagia sepeti berprilaku ceria baik dalam keadaan senang ataupun sedih.
9. merasa yakin bahwa punya kemampuan yang tidak terbatas untuk diukur seperti mempunyai keyakinan yang sangat kuat.
10. suka bertukar berita baik seperti memandang apa yang dibicarakan dengan orang lain mempunyai pengaruh yangn penting terhadap suasana hati.
11. membina cinta dalam kehidupan seperti mempunyai hubungan yang sangat erat, memperhatikan orang yang sedang dalam kesulitan dan mempunyai
kemauan untuk mengagumi dan menikmati banyak hal pada diri orang lain. 12. menerima apa yang tidak bisa diubah seperti dapat menyesuaikandiri dengan
dengan system baru dan mempunyai keinginan untuk mempunyai cara baru.
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Optimisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi optimis menurut para ahli, yaitu : 1. Pesimis, banyak orang yang menyatakan mereka ingin bisa lebih positif, tetapi
berpikir mereka terkutuk dengan sifat pesimistik, dan untuk dapat mengubah dirinya dari pesimis menjadi optimis dapat melalui rencana tindakan yang
ditetapkan sendiri McGinnis, 1995
2. Pengalaman bergaul dengan orang lain, kemampuan untuk mengagumi dan menikmati hal pada diri orang lain merupakan daya yang sangat kuat,
sehingga dapat membantu mereka memperoleh optimism Clark dalam McGinnis, 1995
3. Prasangka, prasangkaan hanyalah prasangkaan, bisa merupakan fakta, bisa pula tidak Seligman, 2005
Sedangkan menurut Larsen dan Buss 2002, cara lain dimana optimisme dapat meningkatkan kesehatan melalui sebuah mekanisme yang meningkatkan
hubungan sosial. Misalnya saja, teman dan keluarga yang berinteraksi secara langsung, dapat menjadi obat manjur jika sesuatu mulai menunjukkan ke arah yang
buruk.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang dapat mempengaruhi optimisme seseorang adalah mereka yang memiliki kepercayaan
diri yang rendah, lingkungan pergaulan yang tidak baik, selalu memiliki prasangka yang tidak baik untuk dirinya maupun dengan orang lain.
2.1.5. Fungsi dan Manfaat Optimis dalam Kesehatan