saat ini Mbak Pebe tidak mengerti kesalahannya, karena dia tidak merasa mencuri, mengemis ataupun mulung. Mbak Pebe berprofesi
sebagai refleksiologi. Kini Mbak Pebe hanya pasrah kepada Allah.
8
B. Kegiatan Bimbingan Mental Spiritual
Bimbingan mental spiritual adalah usaha membantu warga binaan sosial WBS dengan mengungkapkan dan membangkitkan potensi yang
dimilikinya, khususnya menyentuh keadaan mental dan spiritual para warga binaan sosial WBS yang ada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2
Ceger. Pemberian bimbingan mental spiritual dalam upaya meningkatkan keberagamaan warga binaan sosila WBS yaitu mampu menerjemahkan dan
mengamalkan ajaran agama kedalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Ahmad Munzir:
“Tujuan bimbingan mental spiritual yaitu untuk memberikan pengetahuan tentang hidup dalam hidup yang islami yang sesuai dengan
tuntunan Rasulullah SAW. ”
9
Dari hasil observasi dan wawancara, penulis dapat menggambarkan kondisi mengenai proses pelaksanaan kegiatan bimbingan mental spiritual
sebagai berikut:
1. Metode yang Digunakan dalam Bimbingan Mental Spiritual
Berbagai upaya dilakukan oleh lembagainstansi serta pembimbing agama untuk memberikan pelayanan bagi para warga binaan sosial WBS
di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger agar para warga binaan sosial WBS dapat merasakan manfaat dari pelayanan tersebut. Salah satu
8
Wawancara Pribadi dengan Pebe Biyem, Ceger, 08 Mei 2013.
9
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Munzir, Ceger, 27 Mei 2013.
layanan yang diberikan adalah bimbingan mental spiritual, bimbingan ini diberikan agar para warga binaan sosial WBS lebih banyak mengenal
nilai atau norma yang berlaku di masyarakat, memiliki rasa percaya diri, harga diri serta memiliki kondisi psikologis yang sehat dalam berpikir,
berperasaan dan bertingkah laku, sehingga dengan demikian para warga
binaan sosial WBS tidak kembali hidup di jalanan.
Adapun metode yang digunakan pembimbing bimbingan mental spiritual dalam meningkatkan keberagamaan para warga binaan sosial
WBS sebagai berikut: a.
Metode Ceramah Dalam memberikan materi kepada warga binaan sosial WBS,
pembimbing menggunakan metode ceramah atau tausyiah. Ceramah merupakan suatu teknik pembinaan atau bimbingan yang memberikan
uraian atau penjelasan secara ucapan atau lisan yang banyak diwarnai oleh karakteristik dan gaya bicara seorang da’i atau pembina kepada
mad’u atau terbimbing. Metode ceramah yang dilakukan oleh pembimbing dalam
membimbing para warga binaan sosial WBS yaitu dengan cara komunikasi satu arah, pembimbing terfokus pada materi yang
disampaikan sehingga
kurang memperhatikan
pengungkapan permasalahan atau potensi yang dimiliki oleh warga binaan sosial
WBS. Menurut penulis hal ini kurang efektif, karena yang seharusnya menjadi pusat perhatian adalah warga binaan sosial WBS terutama
dalam mengungkapkan permasalahan atau potensi yang dimiliki warga binaan sosial WBS.
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini dilakukan setelah pembimbing selesai menyampaikan materi. Apabila warga binaan sosial WBS kurang mengerti atas apa
yang disampaikan oleh pembimbing, maka warga binaan sosial WBS diperbolehkan bertanya. Dalam tanya jawab ini pembimbing
memberikan kesempatan secara terbuka kepada para warga binaan sosial WBS untuk mengajukan pertanyaan dengan tidak membatasi
materi pertanyaan. Dan biasanya pertanyaan yang diajukan oleh para warga binaan sosial WBS langsung dijawab di tempat bimbingan pada
waktu itu juga. Contohnya saja informan 3 bertanya:
“Pak, seluruh badan saya penuh dengan tato, apakah wudhu dan sh
alat saya sah?”. Pak ustadz langsung menjawab,
“badan yang penuh dengan tato wudhunya tidak sah, karena menghalangi masuknya air kedalam kulit, Allah melaknat
orang yang bertato, tetapi kalau ada niat untuk sholat dan menghapus tato maka sholatnya akan dit
erima Alah SWT.” Contoh lain seperti pertanyaan yang diajukan oleh informan 2,
beliau bertanya: “dalam Islam banyak sekali puasa sunnah, yang mau
saya tanyakan adalah puasa kif arat, maksudnya itu apa?”. Ustadz
menjawab: “puasa kifarat adalah puasa membayar ganti, ketika di
bulan ramadahan pasangan suami isteri melakukan hubungan intim di siang hari, puasanya batal dan wajib di ganti dengan puasa kif
arat”.
Metode tanya jawab yang dilakukan oleh pembimbing masih menggunakan metode satu arah, yaitu terbimbing bertanya dan
pembimbing menjawab. Pembimbing tidak memberikan kesempatan kepada warga binaan sosial WBS lain untuk memberikan komentar
atau tanggapan terhadap pertanyaan ataupun jawaban yang sedang dibahas.
c. Nonton Bareng
Kegiatan nonton bareng dengan memutarkan film-film islami dan penuh motivasi. Kegiatan nonton film disamping mengandung unsur
hiburan, para warga binaan sosial WBS juga dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari film yang mereka tonton.
Saat penulis melakukan observasi film yang di putar berjudul “anak durhaka”, film tersebut cukup menarik perhatian para warga
binaan sosial WBS. Penulis juga mengkonfirmasi kepada warga binaan sosial WBS mengenai pembelajaran yang bisa diambil dari
film tersebut. Seperti yang diungkapkan Dodi: “Pelajaran yang bisa
diambil gak boleh durhaka sama orang tua, karena surga di bawah telapak kaki ibu.”
Kegiatan nonton bareng ini jarang dilakukan, padahal kegiatan ini cukup menarik perhatian dan antusias warga binaan sosial WBS
karena disamping ada unsur hiburan terdapat nilai pembelajaran yang bisa diambil.
2. Proses Bimbingan Mental Spiritual