9 ii.
anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, dengan kriteria:
1. tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri. 2.
belum berusia 21 dua puluh satu tahun atau belum berusia 25 dua puluh lima tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
b. pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja : Peserta dapat mengikut
sertakan anggota keluarga yang diinginkan tidak terbatas. c.
peserta dapat mengikut sertakan anggota keluarga tambahan yang meliputi anak ke 4 dan seterusnya ayah, ibu dan mertua.
d. peserta dapat mengikut sertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi
kerabat lain seperti saudara kandungipar, asisten rumah tangga Kemenkes, RI., 2013
2.2 Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan Hak Peserta BPJS Kesehatan Sebagai Berikut :
a. mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. b.
memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan. d.
menyampaikan keluhanpengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
10
Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan Sebagai Berikut :
a. mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b.
melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat I.
c. menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang.
d. mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan Kemenkes, RI.,
2004.
2.3 Biaya Iuran Peserta BPJS Kesehatan
1. biaya iuran peserta penerima bantuan iuran PBI
Peserta BPJS Kesehatan PBI dibayar oleh pemerintah sebesar Rp19.225orangbulan
2. biaya iuran bukan penerima bantuan iuran Non-PBI
a. PNS 5 gaji :
i. 2 dari pekerja
ii. 3 dari pemerintah
b. Pegawai Perusahaan 4,5 gaji :
i. 0,5 dari pekerja
ii. 4 dari perusahaan
c. Mandiri :
i. kelas 1 = Rp 59.500orangbulan
ii. kelas 2 = Rp 42.500orangbulan
iii. kelas 3 = Rp.25.500orangbulan Kurniawan, 2015.
Universitas Sumatera Utara
11
2.4 Sistem Rujukan Berjenjang Peserta BPJS Kesehatan
Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan
seluruh fasilitas kesehatan Kemenkes, RI., 2004. Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Alur pelayanan kesehatan 2.5 Tata Cara Sistem Rujukan Berjenjang Peserta BPJS Kesehatan
Dalam hal peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fasilitas kesehatn tingkat pertama harus merujuk ke fasilitas kesehatan rujukan
tingkat rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
a. sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai
kebutuhan medis yaitu: i.
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
ii. jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua.
Universitas Sumatera Utara
12 iii.
pelayanan kesehatan tingkat kedua di fasilitas kesehatan sekunder hanya dapat diberikan atas rujukan dari fasilitas kesehatan primer.
iv. pelayanan kesehatan tingkat ketiga di fasilitas kesehatan tersier hanya
dapat diberikan atas rujukan dari fasilitas kesehatan sekunder dan fasilitas kesehatan primer.
b. pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan primer yang dapat dirujuk langsung
ke fasilitas kesehatan tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya, merupakan pelayanan berulang dan hanya
tersedia di fasilitas kesehatan tersier. c.
ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi: i.
terjadi keadaan gawat darurat, kondisi kegawat daruratan mengikuti ketentuan yang berlaku.
ii. bencana, kriteria bencana ditetapkan oleh pemerintah pusat dan atau
pemerintah daerah. iii.
kekhususan permasalahan kesehatan pasien. iv.
pertimbangan geografis. v.
pertimbangan ketersediaan fasilitas. d.
pelayanan oleh bidan dan perawat. i.
dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. ii.
bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter danatau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam
kondisi gawat darurat dan kekhususan permasalahan kesehatan pasien,
Universitas Sumatera Utara
13 yaitu kondisi di luar kompetensi dokter danatau dokter gigi pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama. e.
rujukan parsial i.
rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau
pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian perawatan pasien di Fasilitas kesehatan tersebut.
ii. rujukan parsial dapat berupa:
a. pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau
tindakan. b.
pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang. iii.
apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk Kemenkes, RI.,
2004.
2.6 Puskesmas