Standar Mutu Bahan Produk Uraian Proses Produksi

Disisi lain, keterampilan berproduksi dari manusia dialihkan ke mesin sehingga tidak terlalu membutuhkan skill yang tinggi dari operator. Jenis proses produksi PT. Central Proteinaprima adalah tipe batch production, karena proses produksi dilakukan berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen dimana volume dan laju produksinya tinggi.

2.7.1. Standar Mutu Bahan Produk

Pengecekan dan pengawasan oleh bagian Quality Control dilakukan mulai dari bahan baku sampai produk jadi sehingga kualitasnya tetap terjaga. PT. Central Proteinprima mengeluarkan standar mutu bagi pakan udang dari segi ukuran, kandungan protein, lemak, kadar air dan serat.

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Ikan dan udang merupakan hewan yang sangat menguntungkan untuk diternakkan, karena merupakan makanan yang bergizi tinggi sehingga selalu di cari sebagai bahan untuk laukpauk. Untuk memproduksi pakan ini, perusahaan mengolah berbagai bahan baku serta bahan-bahan tambahan lainnya sehingga menghasilkan makanan yang berkualitas. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan makanan ini harus senantiasa di jaga agar jangan sampai rusak dan perlu pengawasan yang cermat, sehingga tidak akan mengecewakan pembelinya. Adapun bahan-bahan yang diperlukan diperoleh dari dalam dan luar negeri. Universitas Sumatera Utara

2.7.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan berperan penting dalam penentuan mutu produk dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan adalah: 1. Jagung Jagung atau Corn Yellow merupakan sumber energi yang baik karena mengandung zat karbohidrat dengan persentase yang tinggi dan zat protein. Jenis jagung yang digunakan pada PT. Central Proteinaprima dibedakan atas jagung lokal dan juga jagung impor. 2. Dedak Dedak yang digunakan dibedakan atas dua jenis yaitu dedak beras dan dedak gandum. Dedak beras dibedakan atas dua jenis yaitu dedak halus dan dedak kasar. Dedak halus merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses penyosohan beras. Sedangkan dedak kasar merupakan hasil hancuran padi. Pada dedak gandum yang digunakan adalah whaet pollard, yaitu dedak yang berasal dari kulit ari gandum. 3. Bungkil Kacang Kedelai Disebut juga Soya Bean Meal SBM. SBM mengandung nilai protein yang tinggi, karena didalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang paling essensial diantara asam-asam amino yang lainnya. 4. Tepung Ikan Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan yang diolah menjadi tepung. Kandungan tepung ikan meliputi protein, lemak dan juga kalsium. 5. Tepung Daging dan Tulang Disebut juga Meat Bone Meal MBM. MBM merupakan hasil pengolahan dari daging yang diolah menjadi tepung. MBM ini mengandung protein, lemak dan juga kalsium. Universitas Sumatera Utara 6. Tepung Terigu Digunakan sebagai sumber karbohidrat bagi udang. 7. Tepung cumi-cumi Merupakan sumber protein dan lemak, serta pembangkit selera makan udang.

2.7.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah: 1. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry mineral 2. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase 3. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil 4. Zat aditif, seperti tapioca 5. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl

2.7.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi. Tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan sebagai pelengkap produk saja. Adapun bahan penolong yang digunakan adalah: 1. Solar sebagai bahan bakar. 2. Air. 3. Karung plastik sebagai pembungkus produk 4. Benang jahit digunakan untuk menjahit karung Digunakan sebagai pengikatpenutup karung palstik setelah diisi dengan pakan ternak. Universitas Sumatera Utara 5. Stiker atau cap pabrik.

2.7.3. Uraian Proses Produksi

Proses Pembuatan makanan udang oleh PT. Central Proteinaprima dilkukan dengan dua line produksi. Adapun tahapan-tahan proses dalam memproduksi makanan udang adalah: 1. Penuangan Penuangan bahan dilakukan secara manual melalui intake I dan intake II. Bahan baku yang halus seperti tepung terigu dan remix dust yang merupakan sisa hasil pengayakan pellet yang undersize dituang pada intake I, sedangkan bahan baku yang kasar seperti tepung ikan, bungkil kacang kedelai, tepung kepala udang, dan tepung cumi- cumi dituang pada intake II. Bahan baku yang digunakan pada intake II di bawa ke bucket elevator setinggi 28,8 meter dengan chain conveyor. Dari bucket elevator dengan menggunakan pipa gravitasi, bahan baku ini masuk kedalam drum siever untuk dibersihkan kotoran-kotoran, kemudian masuk ke spout magnet yang berguna untuk menangkap besi dan logam-logam lain yang tercampur kedalam bahan. Bahan baku ini kemudian dibawa ke rotary distributor dengan screw conveyor untuk selanjutnya diisikan pada bin penampungan bahan baku. Bahan baku yang dituangkan pada intake I langsung dibawa ke bucket elevator setinggi 17,5 meter dengan chain conveyor dan kemudian masuk kedalam spout magnet dengan menggunakan pipa gravitasi. Bahan baku ini dibawa ke rotary distributor dengan screw conveyor lalu diisikan ke bin penampungan. Bin penampungan bahan baku ada 12 buah dengan kapasitas masing-masing 4 ton. Masing-masing bahan baku yang terdapat pada bin penampungan ditimbang secara Universitas Sumatera Utara otomatis sampai menunjukkan berat dua ton. Kemudian campuran bahan baku yang ditimbang dibawa dengan screw conveyor ke bin vertical mixer untuk selanjutnya dilakukan proses pengadukan. Tenaga kerja pada bagian aktivitas penuangan berjumlah 12 orang. 2. Pengadukan I Campuran bahan baku seberat dua ton diaduk pada vertical mixer, yang berguna untuk mencampur bahan dari kedua intake agar tercampur rata. Waktu pengadukan dilakukan selama 10 menit. Setelah 10 menit, slide bin mixer dibuka dan hasil pengadukan dibawa melalui screw conveyor, bucket elevator, pipa gravitasi ke hammer mill untuk selanjutnya dilakukan proses penggilangan. 3. Penggilingan Proses penggilingan dilakukan dengan hammer mill. Hasil penggilingan dibawa ke bucket elevator setinggi 17,5 meter dengan pipa gravitasi kemudian dimasukkan ke automixer untuk dilakukan proses penghalusan lebih lanjut. Tenaga kerja pada bagian penggilingan berjumlah 6 orang. 4. Penghalusan Hasil penggilingan kemudian dihaluskan lagi dengan automixer, yang berguna untuk membuat hasil gilingan lebih homogen dan lebih halus lagi sehingga bisa melewati ayakan 60 mesh. Hasil penghalusan ini selanjutnya dibawa ke pengayakan dengan bucket elevator. 5. Pengayakan Pada proses pengayakan adonan campuran bahan baku diayak dengan menggunakan mesh 60. Hasil ayakan tersebut dimasukkakan ke bin mixer horizontal, sedangkan sisa ayakan oversizer di bawa ke hammer mill untuk dilakukan proses penggilingan kembali regerinding sampai melewati ayakan 60 mesh. Hasil ayakan Universitas Sumatera Utara dibawa ke bin mixer horizontal untuk diaduk. Tenaga kerja pada bagian pengayakan berjumlah 6 orang. 6. Pengadukan II Pada bin mixer selanjutnya dituangkan bahan-bahan tambahan seperti minyak ikan, ikan segar, ikan giling, obat-obatan serta vitamin dan mineral yang sudah ditimbang terlebih dahulu dilaboratorium dengan ketentuan-ketentuan menurut komposisi yang telah ditetapkan. Selanjutnya, campuran ini di aduk sampain rata dengan horizontal mixer selama 15 menit. Kemudian pintu slide di buka dan hasil adonan ditampung pada hopper penampungan sementara, kemudian adonan dibawa ke bucket elevator setinggi 27,5 meter adonan masuk ke bin pellet untuk dilakukan pembutiran melalui pipa gravitasi. 7. Pembutiran Adonan campuran yang berada pada bin pellet di bawa ke conditioner dengan screw feeder untuk dipanaskan dengan steam dari boiler. Pemanasan ini bertujuan untuk memudahkan proses pembutiran. Steam yang dimasukkan kedalam conditioner suhunya berkisar antara 70-80 C. Tekanan steam diatur dengan regulator system yang berkisar antara 4-5,2 kgm 2 . Adonan kemudian dimasukkan ke pellet mill melalui screw feeder untuk menghasilkan pellet. Tenaga kerja bagian pembutiran berjumlah 6 orang 8. Pematangan Pellet yang dihasilkan dari mesin pellet mill selanjutnya dibawa ke holding bin dengan screw conveyor untuk dilakukan proses pematangan lebih lanjut. Proses ini dilakukan dengan suhu 80 C selama ± 45 menit. Tujuan proses pematangan ini adalah agar butiran pellet yang dihasilkan matang sampai kedalam bahan sekedar matang dipinggirannya saja serta agar kadar air pellet yang berkisar 15. Selanjutnya pellet ini akan dimasukkan ke dryer dengan conveyor untuk dilakukan proses pengeringan. Universitas Sumatera Utara 9. Pengeringan Pellet yang keluar dengan kadar air 15 masuk ke pengeringan melalui rotary yang diputar oleh electromotor. Proses pengeringan dilakukan dengan dua tingkat, yaitu drier A dan B. Steam dialirkan dari boiler dengan tekanan berkisar 5 kgm 2 , suhu maksimum drier 125 C. Udara panas dalam drier dihisap dengan menggunakan blower. Setelah melewati drier A, pellet dimasukkan ke drier B dengan rotary feeder, yang mana proses dalam drier B sama dengan drier A. Jumlah kadar air yang berkurang mencapai 6 - 8 setiap kali pengeringan dengan lama waktu berkisar antara 20 - 25 menit. Selanjutnya pellet yang telah dikeringkan dibawa ke mesin pendingin cooler dengan mengunakan screw conveyor. Tenaga kerja bagian pengeringan berjumlah 6 orang. 10. Pendinginan Proses pendinginan dilakukan dengan menghembuskan udara panas dan dihisap oleh blower melalui double cyclone dan air lock. Didalam cooler ditempakaan blower pada setiap tingkat untuk mnyemprotkan udara dingin. Pellet yang keluar dari cooler diangkat kepengayakan melalui bucket elevator setinggi 25 meter, dengan pipa gravitasi dimasukkan ke pengayakan. 11. Pengayakan pellet Proses pengayakan ini digunakan untuk memisahkan pellet yang oversize dengan yang berukuran undersize terlalu kecil. Disesuaikan dengan ukuran yang diinginkan. Pellet yang oversize dibawa kemesin penghancuran crumble sedangkan yang undersize ditampung didalam goni sebagai remix digunakan sebagai bahan baku lagi. Pellet hasil pengayakan dibawa ke bin packing melalui pipa gravitasi. Apabila bin packing telah penuh, slide terbuka secara otomatis, kenmudian pellet masuk ke dust Universitas Sumatera Utara seperator untuk dibersihkan dari abu. Udara dihembuskan dari blower yang mengakibatkan pellet turun ke bawah kedalam bin timbangan sedangkan abu naik dihisap blower melalui double cyclone. Tenaga kerja bagian pengayakan pellet berjumlah 6 orang. 12. Penghancuran crumbeling Sisa ayakan yang oversize dibawa ke bin crumble dengan bucket elevator setinggi 24 meter. Proses penghancuran ini hanya dilakukan pada line dua. Dari bin crumbler, dengan menggunakan rotary distributor, sisa ayakan dibawa kemesin crumbler. Pellet hasil ayakan yang oversize dihancurkan dengan mesin penghancur crumble machine yang berguan untuk membuat makanan udang yang kecil yang disesuaikan dengan nomor pakan yang diinginkan. Crumble hasil pengayakan dibawa dengan chain conveyor dan bucket elevator ke pengayakan untuk memisahkan crumbler dengan tepung yang terjadi akibat proses penghancuran. Bentuk tepung ini kemudian dibawa kembali ke proses pembutiran dengan menggunakan bucket elevator. Jenis crumbler dicurahkan ke bin packing melalui pipa gravbitasi untuk dilakukan proses pengarungan pengemasan. Apabila bin packing telah penuh, slide terbuka otomatis, lalu crumbler masuk masuk ke dust separator untuk dibersihkan dari abu. Udara dihembuskan dari blower yang menagkibatkan crumbler turun kebawah ke dalam bin timbangan sedangkan abu dihisap naik oleh blower melalui double cyclone. 13. Pengemasan Produk jadi crumbler dan pellet yang berada dalam bin timbangan dicurahkan kedalam karung palstik sambil ditimbang secara otomatis, dengan berat netto 25 kg. Setelah pengarungan, produk jadi dibawa ke penjahitan karung melalui belt conveyor. Penjahitan karung dilakukan dengan mesin jahit karung sewing machine. Selanjutnya Universitas Sumatera Utara produk jadi yang telah selesai dijahit diangkut ke gudang produk jadi dengan menggunakan forklift. Tenaga kerja pada bagian pengemasan berjumlah 12 orang.

2.8. Mesin dan Peralatan

2.8.1. Mesin

Mesin yang digunakan pada PT. Central Proteina Prima dapat dilihat sebagai berikut: 1. Mesin Penuangan Intake Fungsi : Sebagai penuangan bahan baku ke bin penampungan Jumlah : 2 unit Merek : TECO AEV BEC Putaran : 1460 rpm Daya : 7,5 HP Tegangan : 380 Volt Faktor Kerja : 0,72 Kuat arus : 12A Kapasitas : 14 tonjam 2. Mesin Pengaduk Vertikal Vertical Mixer Fungsi : Mengaduk campuran bahan baku dari kedua intake Jumlah : 2 unit Merek : STROMBERG 1505 - M Putaran : 1455 rpm Daya : 15 HP Tegangan : 380 Volt Universitas Sumatera Utara