b. Karakteristik Responden Berdasarkan Gender Tabel 4.3
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 19,0
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa karyawan yang berjenis kelamin laki-laki ddengan pendidikan terakhir SLTA sebanyak 8 orang dan 4 orang perempuan, Pada pendidikan
terakhir D3 karyawan laki – laki sebanyak 12 orang dan 6 orang perempuan. Pada
pendidikan terakhir S1 karyawan laki – laki sebanyak 21 orang dan 9 orang perempuan.
Pada pendidikan terakhir S2 karyawan laki – laki sebanyak 8 orang dan 2 orang
perempuan.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.4
P.Terakhir L.Bekerja Crosstabulation
Count L.Bekerja
Total 1 - 5 tahun 6 - 10 tahun 11 - 15 tahun 16 - 20 tahun 21- 25 tahun
P.Terakhir SLTA 12
12 D3
11 7
18 S1
30 30
S2 10
10 Total
12 11
7 30
10 70
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19,0
Gender P.Terakhir Crosstabulation Count
P.Terakhir Total
SLTA D3
S1 S2
Gender Laki - laki 8
12 21
8 49
Perempuan 4 6
9 2
21 Total
12 18
30 10
70
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa karyawaan pendidikan terkahirny SLTA paling lama bekerja selama 1-5 tahun yaitu sebanyak 12 orang. Karyawaan pendidikan
terkahirny D3 paling lama bekerja selama 6-10 tahun yaitu sebanyak 11 orang. Karyawaan pendidikan terkahirny S1 paling lama bekerja selama 16-20 tahun yaitu
sebanyak 30 orang. Karyawaan pendidikan terkahirny S2 paling lama bekerja selama 21- 25 tahun yaitu sebanyak 10 orang
2. Deskriptif Kuesioner
a. Variabel Budaya Organisasi
Tabel 4.5 Pendapat Responden terhadap Variabel Budaya Organisasi X
1
Pertanyaan SS
S KS
TS STS
Total F
F F
F F
F
1. Selalu menyelesaikan masalah pekerjaan tanpa
menunggu atasan 15 21,4 16 22,9 7
10,0 21 30,0 11 15,7 70 100 2.
Saya melakukan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan
12 17,1 11 15,7 17 24,3 20 28,6 10 14,3 70 100 3.
Menyampaikan saran atau kritik dalam menyelesaikan masalah pekerjaan.
12 17,1 17 24,3 17 24,3 13 18,6 11 15,7 70 100 4.
Berusaha menghindari benturan kepentingan dalam pekerjaan
14 20,0 18 25,7 16 22,9 15 21,4 7 10,0 70 100
5. Koordinasi antar unit di perusahaan telah
terlaksana. 12 17,1 18 25,7 13 19,6 16 22,9 11 15,7 70 100
6. Saya dapat melaaksanakan standar kerja yang
ditentukan perusahaan 12 17,1 22 31,4 14 20,0 13 18,6 9
12,9 70 100 7.
Atasan memonitori karyawan untuk bekerja lebih baik
10 14,3 10 14,3 17 24,3 16 22,9 17 24,3 70 100 8.
Atasan melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang telah berlangsung ataupun
pekerjaan tersebut telah selesai 10 14,3 10 14,3 17 24,3 16 22,9 17 24,3 70 100
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui : 1.
Untuk pertanyaan menyelesaikan pekerjaan tanpa menunggu atasan menyatakan sangat setuju 21,4 dan tidak setuju 30,0 .
2. Untuk pertanyaan melakukan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan
menyatakan sangat setuju 17,1 , setuju 15,7 , dan tidak setuju 28,6. 3.
Untuk pertanyaan menyempaikan saran atau kritik dalam menyelesaikan masalah pekerjaan menyatakan sangat setuju 17,1 , setuju 24,3 dan
tidak setuju 18,6 . 4.
Untuk pertanyaan menghindar benturan kepentingan menyatakan sangat setuju 20,0 dan setuju 25,7 .
5. Untuk pertanyaan koordinasi antar unit di perusahaan menyatakan sangat
setuju 17,1 dan setuju 25,7 . 6.
Untuk pertanyaan karyawan melaksanakan standar kerja yang telah ditentukan perusahaan menyatakan sangat setuju 17,1 dan setuju
31,4. 7.
Untuk pertanyaan atasan tidak memonitori karyawan untuk bekerja lebih baik menyatakan dan setuju 34,0 dan kurang setuju 21,4 .
8. Untuk pertanyaan atasan tidak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan
yang telah berlangsung ataupun telah selesai dikerjakan menyatakan setuju 22,9 , kurang setuju 27,1 , dan tidak setuju 12,9 .
Universitas Sumatera Utara
b. Variabel Kepuasan Kerja
Tabel 4.6 Pendapat Responden terhadap Variabel Kepuasan Kerja X
2
Pertanyaan SS
S KS
TS STS
Total F
F F
F F
F
1. Pekerjaan yang diterima karyawan bervariasi
7 10,0 14 20,0 15 21,4 20 28,6 14 20,0 70 100
2. Pekerjaan yang diterima sesuai dengan kemampuan
karyawan 15 21,4 22 31,4 16 22,9 10 14,3 7
10,0 70 100 3.
Gaji yang diberikan perusahaan mendorong peningkatan kinerja
14 20,0 14 20,0 22 31,4 13 18,6 7 10,0 70 100
4. Imbalan yang diterima seimbang dengan karyawan
lain dengan beban kerja yang sama 7
10,0 11 15,7 12 17,1 23 32,9 17 24,3 70 100 5.
Perusahaan memberikan kesempatan yang luas bagi karyawan yang ingin maju dalam karir
17 24,3 23 32,9 13 18,6 12 17,1 5 7,1
70 100 6.
Keputusan perusahaan dalam hal promosi ditangani secara adil
6 8,6
10 14,3 15 21,4 23 32,9 16 22,9 70 100 7.
Hubungan saya dengan rekan kerja yang lain dalam perusahaan ini dikatakan baik
14 20,0 21 30,0 14 20,0 16 22,9 5 7,1
70 100 8.
Diantara sesama karyaean diperusahaan ini saling terbuka dan saling kerjasama
17 24,3 24 34,3 11 15,7 12 17,1 6 8,6
70 100
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui : 1.
Untuk pertanyaan pekerjaan yang diterima karyawan bervariasi menyatakan sangat setuju 10,0, setuju 20,0 dan tidak setuju 28,6.
2. Untuk pertanyaan pekerjaan yang diterima sesuai dengan kemampuan
karyawan menyatakan sangat setuju 17,1 , setuju 28,6 kurang setuju 24,3.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk pertanyaan Gaji yang diberikan perusahaan tidak mendorong
peningkatan kinerja menyatakan sangat setuju 20,0, setuju 20,0 , kurang setuju 31,4 dan tidak setuju 18,6.
4. Untuk pertanyaan Imbalan yang diterima tidak seimbang dengan
karyawan lain dengan beban kerja yang sama menyatakan sangat setuju 10,0, setuju 15,7, kurang setuju 17,1 , tidak setuju 32,9.
5. Untuk pertanyaan perusahaan tidak memberikan kesempatan yang luas
bagi karyawan yang ingin majju dalam karir menyatakan sangat setuju 24,3, setuju 32,9, kurang setuju 18,6 dan tidak setuju 17,1.
6. Untuk pertanyaan keputusan perusahaan dalam hal promosi ditangani
secara adil menyatakan sangat setuju 8,6 , setuju 14,3, kurang setuju 21,4 dan tidak setuju 32,9.
7. Untuk pertanyaan hubungan saya dengan rekan kerja yang lain dalam
perusahaan ini dikatakan baik menyatakan sangat setuju 20,0 , setuju 30,0,, kurang setuju 20,0, tidak setuju 22,9.
8. Untuk pertanyaan diantara sesama karyaean diperusahaan ini saling
terbuka dan saling kerjasama menyatakan sangat setuju 24,3 , setuju 34,3, kurang setuju 15,7, tidak setuju 17,1.
Universitas Sumatera Utara
c. Variabel Kinerja Karyawan
Tabel 4.7 Pendapat Responden terhadap Variabel Kinerja Karyawan Y
Pertanyaan SS
S KS
TS STS
Total F
F F
F F
F
1. Hasil kerja saya selama ini selalu teliti, tidak
pernah diprotes 26 37,1 15 21,4 15 214
8 11,4 6
8,6 70 100
2. Saya dipercaya oleh atasan untuk melaksanakan
tugas penting karena hasil kerja yang memuaskan 23 32,9 20 28,6 13 18,6 10 14,3 4
5,7 70 100
3. Saya mampu menyelesaikan beberapa tugas dalam
waktu bersamaan 22 31,4 17 24,3 19 27,1 8
11,4 4 5,7
70 100 4.
Saya mempunyai terget kinerja yang harus dicapai dengan periode tertentu
24 34,3 21 30,0 9 12,9 11 15,7 5
7,1 70 100
5. Dalam menyelesaikan tugas yang memerlukan
kerja sama, saya selalu dapat bekerjasama dengan baik
26 37,1 15 21,4 18 25,7 7 10,0 4
5,7 70 100
6. Di dalam bekerja sama selalu menciptakan
komunikasi yang baik, 28 40,0 19 27,1 19 27,1 3
4,3 1
1,4 70 100
7. Selalu menggunakan jam istirahat untuk
menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan
30 42,9 14 20,0 20 28,6 3 4,3
3 4,3
70 100 8.
Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan atasan dengan hasil yang
baik 25 35,7 21 30,0 14 20,0 7
10,0 3 4,3
70 100
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui : 1.
Untuk pertanyaan Hasil kerja saya selama ini selalu teliti, tidak pernah diprotes menyatakan sangat setuju 37,1 , setuju 21,4 dan kurang
setuju 21,4. 2.
Untuk pertanyaan Saya dipercaya oleh atasan untuk melaksanakan tugas penting karena kualitas kerja yang memuaskan menyatakan sangat setuju
32,9, setuju 28,6 dan kurang setuju 18,6.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk pertanyaan mampu menyelesaikan beberapa tugas dalam waktu
bersamaan menyatakan sangat setuju 31,4, setuju 24,3 dan kurang setuju 27,1.
4. Untuk pertanyaan mempunyai terget kinerja yang harus dicapai dengan
periode tertentu menyatakan sangat setuju 34,3, setuju 30,0 dan kurang setuju 12,9.
5. Untuk pertanyaan menyelesaikan tugas yang memerlukan kerja sama,
saya selalu dapat bekerjasama dengan baik menyatakan sangat setuju 37,1, setuju 21,4 dan kurang setuju 25,7.
6. Untuk pertanyaan Untuk keberhasilan dalam kerjasama tim, pekerjaan
yang saya kerjakan selalu tepat dan berhasil menyatakan sangat setuju 40,0, setuju 27,1 dan kurang setuju 27,1.
7. Untuk pertanyaan Selalu menggunakan jam istirahat untuk
menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan menyatakan sangat setuju
42,9, setuju 20,0 dan kurang setuju 28,6. 8.
Untuk pertanyaan Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan atasan dengan hasil yang baik menyatakan sangat setuju
35,7, setuju 30,0 dan kurang setuju 20,0
4.2.3 Metode Analisis Statistik 4.2.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis
regresi linier
berfungsi untuk
mengetahui pengaruhhubungan antara variabel independent Budaya organisasi dan Kepuasan
kerja dan variabel dependent kinerja karyawan akan digunakan analisis regresi
Universitas Sumatera Utara
linear berganda multiple regression analysis. Peneliti menggunakan bantuan
program software SPSS versi 19,0 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah,
dengan menggunakan metode Enter. Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel
akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel
dependent. Sebelum melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan
hasil penelitian yang BLUE Best Linier Unbiased Estimation atau perkiraan yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi
sebagai berikut : 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal,
karena terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Pada uji normalitas ada dua cara yang dapat digunakan yaitu:
a. Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
Universitas Sumatera Utara
normalitas. Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Hasil dari analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai berikut :
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19,0 2013 Gambar 4.1
Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.1, P-P plot menunjukkan bahwa tiitk-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan
bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. b. Analisis Statistik
Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Kolmogorof-Smirnov K-S. Apabila nilai Kolmogorof-
Universitas Sumatera Utara
Smirnov Z ≤ Z tabel atau nilai asymp. Sig. 2 tailed α maka data
dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.9 hasil uji Kolmogorov Smirnov
.
Tabel 4.8 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
70 Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation
4.02196228 Most Extreme Differences Absolute
.074 Positive
.074 Negative
-.054 Kolmogorov-Smirnov Z
.618 Asymp. Sig. 2-tailed
.839
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19,0 2013
Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila sig 0,05 maka distribusi data bersifat normal dan apabila sig
0,05 maka distribusi data tidak normal. Uji Kolmogorv-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai Asymp. Sig. 2- tailed sebesar 0,839 yang lebih besar dari 0,05 0,839
0,05 yang berarti bahwa variabel residual berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier
ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat dilihat dari nilai
variance inflation factor VIF untuk masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.
Pengambilan Keputusannya: VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas Tolerence 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
Tolerence 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa nilai VIF sebesar 1,887 5 , Maka tidak terdapat multikolinearitas dan Tolerance sebesar 0,530 0,1, maka tidak terdapat
multikolinearitas
.
Hal ini berarti pada variabel independent, yaitu budaya
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1Constant 10.177
1.999 5.091
.000 BudayaOrganisasi
.188 .092
.213 2.050
.044 .530 1.887
KepuasanKerja .564
.094 .623
5.989 .000
.530 1.887
a. Dependent Variable: Kinerja
Universitas Sumatera Utara
organisasi dan kepuasan kerja tidak terdapat hubungan linear sempurna atau pasti, diantara variabel tersebut sehingga model regresi layak digunakan.
3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan 2 cara yaitu:
a. Analisis Grafik Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.
Berikut adalah gambar Scatterplot untuk uji heteroskedastisitas :
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19,0 2013 Gambar 4.2
Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 4.2, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
a. Analisis Statistik Gejala heteroskedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel
4.10 berikut ini menampilkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser
Tabel 4.10 Uji Glejser
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19,0
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel budaya organisasi signifikan dengan variabel terikat. Sedangkan variabel kepuasan signifikan terhadap variabel
terikat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi α sig 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data variabel budaya organisasi dan kepuasan kerja bebas dari
heteroskedastisitas. 4. Uji F Uji Serentak
Uji F uji serentak adalah untuk melihat apakah variabel independent yaitu X yang terdiri dari dua variabel yaitu: budaya organisasi X
1
, kepuasan
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 5.090
1.229 4.140
.000 BudayaOrganisasi .109
.056 .305
1.943 .056
KepuasanKerja .178
.058 .483
3.075 .063
a. Dependent Variable: absut
Universitas Sumatera Utara
kerja X
2
, secara bersama-sama serentak berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap variabel dependent yaitu kinerja karyawan Y.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan model hipotesis untuk H
dan H
1.
b. Mencari nilai f
tabel
dengan cara menentukan tingkat kesalahan α
dan menentukan derajat kebebasan. c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan
d. Mencari nilai f
hitung
dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 19,0. e. Kesimpulan.
Hasil pengujian adalah sebagai berikut: Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai
berikut:
H : b
1
= b
2
= 0
Artinya secara bersama-sama serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap variabel dependent kinerja karyawan.
H
1
: b
1
b
2
0
Artinya secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap variabel dependent Kinerja Karyawan. Nilai f
hitung
akan dibandingkan dengan nilai f
tabel.
Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5
H
a
diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji f
hitung
dapat dilihat pada Tabel 4.13 :
Uji F
Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
adalah 53,667 Pada tingkat kesalahan
α = 5, nilai F
hitung
tersebut signifikan. Nilai signifikan 0,000 0,05 pada derajat kebebasan df = 70-3, nilai F
tabel
= 2,74. Berdasarkan kriteria uji hipotesis jika F
hitung
F
tabel
maka H ditolak dan H
a
diterima. Artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan yang terdiri dari variabel budaya organisasi
X
1
, dan variabel kepuasan kerja X
2
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Telkom Medan.
5 Uji t Uji Parsial Uji t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas X
1
, X
2
apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y secara
parsial. Kriteria pengujian sebagai berikut : H
: b
1
= b
2
= 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
, X
2
terhadap variabel terikat Y.
Tabel 4.11 UJI F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 1788.429
2 894.215 53.677
.000
a
Residual 1116.156
67 16.659
Total 2904.586
69
a. Predictors: Constant, KepuasanKerja, BudayaOrganisasi b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19,0
Universitas Sumatera Utara
H : b
1
≠ b
2
≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
, X
2
terhadap variabel terikat Y. Dengan kriteria pengambilan keputusan:
5
pada t
t jika
diterima H
tabel hitung
Tabel 4.12 Hasil Uji-t
Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model Regresi Linear Berganda sebagai berikut:
Y = 10,177+ 0,188X
1
+ 0,564X
2
+ e
Dimana: Y
: Kinerja Karyawan a
: Konstanta b
1
-b
3
: Koefisien regresi X
1
: Budaya Organisasi X
2
: Kepuasan Kerja e
: Standard error
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 10.177
1.999 5.091
.000 BudayaOrganisasi
.188 .092
.213 2.050
.044 KepuasanKerja
.564 .094
.623 5.989
.000 a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Peengolahan SPSS 19,0
Universitas Sumatera Utara
Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : a.
Jika semua pada variabel independen dianggap konstan maka nilai kinerja karyawan Y adalah sebesar 10,177
b. Jika terjadi penambahan terhadap Budaya Organisasi X
1
sebesar satu satuan, maka Kinerja Karyawan Y akan meningkat sebesar 0,188.
c. Jika terjadi penambahan terhadap Kepuasan kerja X
2
sebesar satu satuan, maka Kinerja Karyawan Y akan meningkat sebesar 0,564.
Berdasarkan kriteria uji hipotesis maka dapat disimpulkan
:
1. Variabel Budaya Organisasi X
1
Nilai t
hitung
dari variabel ini adalah 2,050 dengan tingkat signifikan 0,044. Nilai t
tabel
pada α = 5, dengan derajat kebebasan df = 67 70-3 adalah 1,996. Berdasarkan kriteria uji
hipotesis yaitu t
hitung
t
tabel
maka H diterima, maka dapat
dinyatakan bahwa dengan nilai 2,050 1,996 dan dinyatakan signifikan karena 0,44 0,05. Artinya bahwa budaya organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 2.
Variabel Kepuasan kerja X
2
Nilai t
hitung
dari variabel ini adalah 5,989 dengan tingkat signifikan 0.000. Nilai t
tabel
pada α = 5, dengan derajat kebebasan df = 67 70-3 adalah 1,996. Berdasarkan kriteria uji
hipotesis yaitu t
hitung
t
tabel
maka H diterima, maka dapat
dinyatakan bahwa dengan nilai 5,989 1,996 dan dinyatakan signifikan karena 0,000 0,05 sehingga hipotesis diterima.
Universitas Sumatera Utara
Artinya bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
4. Pengujian Koefisien Detreminan R
2
2
R
pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel budaya organiasasi X
1
, kepuasan kerja X
2
, terhadap variasi naik turunnya variabel terikat atau kinerja Y secara
bersama-sama, dimana:
1
2
R
Tabel 4.13 Determinan
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa : 1.
R sebesar 0,785 berarti hubungan antara variabel budaya organisasi X
1
dan kepuasan kerja X
2
terhadap kinerja karyawan Y sebesar 78,5 . Artinya hubungan erat.
2. R Square sebesar 0,616 berarti 61,6 kinerja karyawan dapat dijelaskan
oleh budaya organisasi dan kepuasan kerja. Sedangkan sisanya 38,4 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian
ini seperti kompensasi, stress kerja dan lain-lain
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.785
a
.616 .604
4.08155 a. Predictors: Constant, KepuasanKerja, BudayaOrganisasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Universitas Sumatera Utara
3. Adjusted R Square sebesar 0,604 berarti 60,4 . Sedangkan sisanya 39,6
dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang Tidak diteliti oleh penelitian ini seperti kompensasi, stress kerja dan lain-lain.
4. Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Nilai Standard Error of Estimate dari hasil pengujian koefisien determinan adalah sebesar 4.08155 . Semakin kecil Standard Error of
Estimatenya berarti model semakin baik.
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Budaya organisasi perusahaan sebagai elemen penting dalam perusahaan, menjadi kunci dalam menanggapi perubahan dan pola bisnis saat ini. Budaya
organisasi yang kuat akan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri karyawan sehingga mampu memotivasi untuk menampilakn
kinerja yang paling memuaskan, mencapai tujuan yang lebih baik, dan pada akhirnya akan memotivasi seluruh anggotanya untuk meningkatkan kinerjanya.
Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi yang memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia juga berusaha untuk menciptakan budaya
perusahaan yang mendukung proses transformasi dan menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.
Menurut Kotter 2005:18 budaya yang kuat dikatakan membantu kinerja karena menciptakan tingkat motivasi yang luar biasa dalam diri karyawan.
Dalam kerangka konsep kinerja, budaya organisasi akan mempengaruhi karyawan sebagai bagian dari kelompok variabel utama yang berasal dari faktor organisasi..
Universitas Sumatera Utara
Budaya yang ada pada suatu perusahaan menyebabkan para karyawan memiliki
cara pandang yang sama dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan. Budaya organisasi secara parsial uji-t berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.pada PT. Telkom Medan. Transformasi budaya dari Telkom 135 way menjadi Telkom
’s 5C tidak memberikan perubahan yang signifikan namun perusahaan perlu memperhatikan budaya organisasi yang
berlaku dan diterapkan di perusahaan. . Hal ini untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang. Masalah budaya organisasi yang menjadi
kendala terdapat pada tiga indikator. Indikator pertama yaitu inisiatif individual mengenai karyawan yang kurang aktif dalam melaksanakan pekerjaan. Karyawan
masih menunggu instruksi dari atasan padahal mereka sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Hal itu akan mengakibatkan penggunaan waktu yang lebih
lama untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan didalam hal persaingan yang ketat dituntut untuk efisiensi. Indikator kedua yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah meningkatkan pengawasan. Pengawasan perlu dilakukan agar tingkat kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diminimalisir dan
hasilnya sesuai dengan ekspektasi. Indikator ketiga berkaitan dalam hal mengutamakan pemenuhan keinginan
konsumen. Seperti nilai budaya yang terdapat pada perusahaan yaitu customer first. Setiap keluhan yang disampaikan oleh konsumen diharapkan karyawan cepat
tanggap akan masalah tersebut sehingga konsumen akan merasa puas akan layanan yang diberikan oleh perusahaan karena kepuasan konsumen menjadi salah
satu tolak ukur berhasilnya sebuah perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
.
Mengenai masalah tersebut diharapkan perusahaan dapat menjelaskan mengenai rangkaian tahap dan kegiatan pemberlakuan Telkom
’s 5C pada PT. Telkom Medan sehingga masih ada beberapa karyawan yang masih belum paham
mengenai nilai – nilai budaya yang harus mereka jalani agar perubahan ini
berjalan secara efektif, hal menuntut adanya sosialisasi yang lebih lagi untuk sebagian kecil karyawan yang masih terpaku pada budaya organisasi lama pada
PT. Telkom dan belum membuka diri terhadap manfaat perubahan yang terjadi. Para atasan dan pengawas diharapkan mampu menanamkan cara berfikir yang
baru pada seluruh karyawan PT.Telkom Medan karena Telkom ’s 5C diharapkan
nantinya dapat mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang relevan dalam bekerja, menciptakan keterbukaan dalam proses pekerjaan serta
perubahan sikap yang lebih menghargai antar individu maupun satuan kerja dengan menghormati kepentingan bersama dan etika yang lebih baik untuk
mencapai tujuan organisasi. Hasil dari penelitian ini didukung oleh dua hasil penelitian yang pernah
dilakukan. Penelitian pertama dilakukan oleh Etty Indriyani dengan judul penelitian ”Pengaruh budaya organisasi dan kepusan kerja terhadap kinerja
karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening pada workshop SMK Katolik Santo Mikael
”. Setelah dilakukan pengujian parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian kedua dilakukan oleh Raysa dengan judul penelitian “Pengaruh
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Perum Pegadaian Kanwil 1
Universitas Sumatera Utara
Medan”. Setelah dilakukan pengujian parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
4.3.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Kepuasan kerja secara parsial uji-t berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Ini berarti meningkatnya kepuasan kerja karyawan
maka akan meningkatkan kinerja karyawan begitu juga sebaliknya. Hal ini didukung oleh Robbins 2008:89 kepuasan kerja merupakan sebuah hasil yang
dirasakan oleh karyawan. Jika karyawan puas, maka karyawan akan betah bekerja pada organisasi tersebut. Ada 4 indikator yang digunakan untuk mengukur
kepuasan kerja, antara lain pekerjaan itu sendiri, imbalan, promosi, rekan kerja. Hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja dijelaskan bahwa kepuasan kerja
menimbulkan kinerja, karena karyawan yang merasa puas menjadi lebih produktif, merasa puas dan prestasinya meningkat. Dapat dijelaskan juga bahwa
kepuasan kerja karyawan akan mendorong karyawan mencapai kinerja yang tinggi.
Menurut Handoko 2003:196 karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya
akan menjadi frustasi. Hubungan kepuasan kerja dan kinerja lebih tepat disebut “mitos manajemen” dan sulit untuk menetapkan kearah mana hubungan sebab
akibat diantara keduanya. Organisasi yang memiliki karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang memiliki karyawan yang
kurang puas Robbin,2007.
Universitas Sumatera Utara
Terbukti dari hasil penelitian dilihat dari deskriptif variabel diungkapkan bahwa berdasarkan empat indikator pengukuran kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan, ada dua indikator yang perlu diperhatikan dan perlu ditingkatkan lagi. Indikator pertama yaitu dalam hal pekerjaan karyawan itu sendiri, karyawan
merasakan rasa bosan dengan jenis pekerjaan yang rutinitas dan monoton. Mereka menginginkan pekerjaan yang bervariasi sesuai dengan kemampuan yang mereka
miliki dan sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Pekerjaan yang rutinitas dalam waktu yang panjang mengakibatkan seseorang cepat merasakan bosan sehingga
lama kelamaan kinerja turut menurun. Indikator kedua yang menjadi kendala yaitu seleksi promosi. Seleksi yang
ketat dan berdasarkan kinerja atau grading tiap karyawan yang harus berkompetisis secara ketat juga dalam memperebutkan posisi jabatan yang lebih
tinggi m emiliki persyaratan yang ketat dimana tiap karyawan harus melewati lima tahun pertama bekerja dan haru memiliki kedekatan dengan salah satu
atasan. Hal ini dirasakan sulit bagi sebagian kecil karyawan PT. Telkom sebagai faktor penghambat kinerjanya. Namun sebagian besar karyawan menganggap hal
ini merupakan hal yang wajar karena pada umumnya perusahaan yang lain juga memberikan hal seperti itu. Namun yang menjadi permasalahan yaitu
ketidakadilan pemberian promosi terhadap karyawan. Ada karyawan yang bekerja lebih dari lima tahun tetapi tidak memperoleh promosi jabatan padahal karyawan
tersebut telah memenuhi kriteria dan layak untuk mendapatkannya. Sedangkan karyawan yang memiliki hubungan kedekatan dengan atasan lebih mudah
mendapatkan promosi jabatan tersebut.Untuk itu PT. Telkom diharapkan dapat
Universitas Sumatera Utara
menangani masalah tersebut agar karyawan merasa adil dan puas akan kebijakan yang telah ditetapkan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh dua penelitian terdahulu, penelitian pertama yaitu penelitian yang dilakukan Manik 2009 melakukan penelitian yang
berjudul :Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Trakindo Utama Medan”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Budaya Organisasi, dan kepuasan kerja secara langsung mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Penelitian kedua dilakukan oleh Soedjono 2006 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Terminal Penumpang Umum Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja secara langsung
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini.
5.1 Kesimpulan