33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kuantitatif, dimana variabel yang digunakan bersifat angka
yang dianalisis melalui analisis statistik. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan jenis penelitian yang memiliki kejelasan unsur baik tujuan,
pendekatan, subjek dan sumber data Suharsimi Arikunto, 2006:11. Metode penelitian deskriptif kuantitatif bersifat positivistik yang memanfaatkan teori
dan fenomena yang ada.
3.2 Batasan Operasional
Batasan operasional pada penelitian ini adalah : 1.
Penelitian ini menggunakan satuvariabel bebas, yaitu cadangan umum aset produktifX
1
dan enam variabel kontrol, yaitu total modalX
2
, modal intiX
3
, penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentukX
4
, cadangan lainnyaX
5
, total asetX
6
, total kredit yang disalurkanX
7
dan return on assetX
8
. 2.
Objek pada penelitian terdiri dari 121 bank di Indonesia yang terdaftar pada Direktori Perbankan Indonesia pada tahun 2004-2011.
3. Penelitian menggunakan data laporan keuangan bank secara tahunan
yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia mulai tahun 2004-2011.
Universitas Sumatera Utara
34
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan obyeksubyek pada wilayah umum penelitian yang termasuk dalam kriteria dan kualitas tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Adapun kriteria yang ditetapkan dalam menentukan populasi pada penelitian ini yakni, sektor perbankan yang menerbitkan laporan keuangannya pada periode
2004-2011 pada direktori perbankan Indonesia. Populasi yang digunakan pada penelitian sebanyak 121 bank selama tahun 2004 sampai 2014.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki jumlah dan karakteristik yang dibutuhkan oleh peneliti. Teknik penentuan sampel pada
penelitian ini yakni melalui metode purposive sampling.Pemilihan sampel dalam memprediksi kondisi kegagalan bank pada penelitian ini dibagi menjadi dua
kategori, yakni a bank bermasalah, yaitu : i bank yang mengalami kerugian minimal 3 tahun berturut turut, ii bank yang dinyatakan bangkrut atau dicabut
izin usahanya oleh Bank Indonesia pada tahun penelitian, b bank tidak bermasalah, yaitu : i bank yang tidak mengalami kerugian, ii merupakan jenis
bank yang sama dengan bank bermasalah, iii total aktiva mendekati total aktiva yang dimiliki oleh bank bermasalah, iv tidak mengalami masalah baik kondisi
merger maupun akuisisi pada tahun penelitian. Jumlah sampel akhir yang terpilih sesuai dengan kriteria yang dibentuk adalah sebanyak 46 bank yang terdaftar pada
Direktori Perbankan Indonesia selama tahun 2004-2011 yang terdiri dari 23 bank dengan kondisi failure dan 23 bank dengan kondisi non failure.
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 3.1 Daftar Bank dengan Kondisi
Failureyang Menjadi Sampel No.
Nama bank bermasalah No
Nama bank bermasalah 1.
PT. Bank Tabungan Negara
15. PT. Windu Kentjana 2.
PT. Bank Ekspor Indonesia
16. PT. Bank Asiatic 3.
PT. Bank Antar Daerah 17. PT. Bank Andara
4. PT. Maybank Indocorp
18. PT. BNP Paribas 5.
PT. Bank Arta Graha Internasional 19. PT. INA Perdana
6.
PT. Bank BRI Agroniaga
20. PT. Bank Mitraniaga 7.
PT. Bank Century 21. PT. NOBU Bank
8. PT. Bank Dagang Bali
22. PT. Bank Pundi 9.
PT. Bank Ganesha 23. PT. Bank Agris
10. PT. Bank Himpunan Saudara
11.
PT. Bank Lippo
12. PT. Bank Mutiara
13. PT. Bank Permata
14. PT. Bank QNB Kesawan
Sumber : Hasil Olahan Data, Lampiran 1 Dalam menentukan probabilitas kegagalan bank, maka bank dengan kondisi
failure harus dihadapkan dengan probabilitas bank dengan kondisi non failureguna mengetahui sejauh apa kemungkinan sebuah bank mengalami
kegagalan. Model regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian menetapkan bahwa variabel dependen harus bersifat dikotomik, yaitu dalam penelitian ini
bank dengan kondisi failure dan bank dengan kondisi non failure. Maka, sesuai dengan kriteria jenis dan jumlah aset yang mendekati, adapun daftar bank tidak
bermasalah yang menjadi sampel dalam penelitian adalah :
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 3.2 Daftar Bank dengan Kondisi
Non Failureyang Menjadi Sampel No.
Nama bank tidak bermasalah No
Nama bank tidak bermasalah 1.
PT. Bank Negara Indonesia 15. PT. Bank Royal Indonesia
2.
PT. Bank Rakyat Indonesia
16. PT. Bank Artos 3.
PT. Bank Dagang Bali 17. PT. Fama International
4. PT. Bank Bumi Artha
18. PT. Kesejahteraan Ekonomi 5.
PT. Bank Woori Indonesia 19. PT. Bank Maspion
6. PT. Bank BTPN
20. PT. Multiarta 7.
PT. Bank Ekonomi Rahardja
21. PT. Bank China Trust Indonesia 8.
PT. Bank Maspion
22. PT. Bank Multicor Indonesia 9.
PT. Bank ICBC Indonesia 23. PT. Bank Resona Perdania
10. PT. Bank Mega 11. PT. Bank Mestika Dharma
12. PT. Bank OCBC NISP 13. PT. PAN Indonesia
14. PT. Yudha Bakti
Sumber : Hasil Olahan Data, Lampiran 1 dan 2
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah : 1.
Variabel independen a.
Cadangan umum aset produktif Cadangan umum aset produktif merupakan penyisihan kerugian atas
penyaluran aktiva produktif yang dibentuk guna menutupi kerugian yang mungkin terjadi sebagai salah satu risiko dari kegiatan
operasional yang dilakukan sektor perbankan. Cadangan umum aset produktif yang dibentuk oleh sektor perbankan dibentuk sebagai salah
satu komponen modal pelengkap dalam bank. Pembentukan cadangan umum aset produktif tersebut dibentuk dengan membebani laba
Universitas Sumatera Utara
37
ataupun rugi tahun berjalan yang dihasilkan oleh sektor perbankan. Pembentukan cadangan umum aset produktif sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan Bank Indonesia adalah senilai maksimal 1,25 dari aktiva tertimbang menurut risiko ATMR.
2. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang digunakan dengan tujuan meningkatkan hasil penelitian agar lebih baik sehingga hasil penelitian
tidak dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan pada model penelitian.
3. Variabel Dependen
a. Bank Failure
Bank Failure merupakan salah satu kondisi kegagalan perbankan, dimana indikator dalam melihat kondisi tersebut yakni, bank yang
telah dicabut izin usahanya secara sah dan mengalami kerugian minimal selama tiga tahun berturut turut. Skala pengukuran
variabel ini ialah melalui skala nominal, dimana kode “1” untuk bank yang mengalami masalah kebangkrutan dan kode “0” untuk
bank yang tidak bermasalah.
3.5 Jenis dan Sumber Data