22
2.5 Penggunaan Dana Menurut Sifat Aktiva
Sektor perbankan dalam menjalankan salah satu fungsinya sebagai penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat harus memahami konsekuensi
yang akan ditanggung berkaitan dengan biaya dan risiko dalam setiap jenis pendanaan Masyhud Ali, 2004: 273. Dengan demikian manajemen perbankan
harus mampu mengalokasikan dana yang ada di perbankan secara efektif dan efisien terutama dalam penggunaannya. Salah satu penggunaan dana perbankan
adalah penggunaan dana menurut sifat aktiva. Penggunaan dana menurut sifat aktiva merupakan pengelolaan dana perbankan yang dialokasikan dalam bentuk
aktiva produktif dan aktiva non produktif yang memberikan kontribusi bagi kinerja perbankan. Menurut sifat aktiva, penggunaan dana bank dialokasikan ke
dalam dua bentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14 15PBI2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yaitu :
1. Aktiva Produktif, merupakan pengalokasian dana bank ke dalam bentuk
aktiva baik dalam bentuk rupiah maupun valuta asing guna memperoleh penghasilan dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana
antarbank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali reverse repurchase agreement, tagihan derivatif,
penyertaan, transaksi rekening administratif serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Pendapatan yang dihasilkan
oleh aktiva produktif dialokasikan guna membiayai setiap kegiatan operasional perbankan, seperti biaya bunga, tenaga kerja dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
23
2. Aktiva non produktif, merupakan pengalokasian dana bank ke dalam bentuk
aktiva yang tidak menghasilkan pendapatan bagi bank, namun memiliki potensi kerugian, seperti kas, giro pada bank sentral, agunan yang diambil
alih, properti terbengkalai abandoned property, rekening antar kantor, suspense account, aktiva tetap dan inventaris lainnya.
2.6 Kualitas Aktiva Produktif
Dalam kegiatan operasional sektor perbankan, aktiva produktif merupakan salah satu bagian yang diharapkan oleh sektor perbankan karena menghasilkan
pendapatan bagi bank. Sebagai aktiva yang juga memiliki risiko dan potensi kerugian yang cukup besar, maka sektor perbankan harus menjaga dan mengawasi
kualitas aktiva produktif yang dimiliki dengan manajemen risiko yang baik. Unsur paling dominan dalam risiko yang dihadapi oleh bank adalah portofolio kredit
yang mencapai 60 hingga 90 persen dibandingkan dengan aktiva produktif lainnya Masyhud Ali, 2004: 281. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan kinerja
sektor perbankan, maka Bank Indonesia membentuk pengaturan mengenai kualitas aktiva produktif dengan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko bank
Tri Hendro dan Conny Tjandra Rahardja, 2014: 153.Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14 15 PBI2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank
Umum, maka bank dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya wajib menjaga kualitas aset dengan membentuk penyisihan penghapusan aset yang diproyeksikan
melalui pembentukan cadangan umum dan cadangan khusus. Adapun nilai yang dibentuk melalui cadangan umum dan cadangan khusus tersebut Tri Hendro,
2014: 161:
Universitas Sumatera Utara
24
1. Cadangan umum dibentuk senilai minimal 1 persen dari aktiva produktif
dengan kategori lancar, namun tidak termasuk sertifikat Bank Indonesia, surat utang negara SUN dan aktiva produktif yang telah dijamin dengan
agunan tunai . 2.
Cadangan khusus dibentuk sesuai dengan masing masing kategori kualitas aktiva produktif yang disalurkan, yaitu :
a Senilai minimal 5 persen dengan aktiva yang memiliki kategori dalam
perhatian khusus dan telah dikurangi nilai agunan. b
Senilai minimal 10 persen dengan aktiva yang memiliki kategori kurang lancar dan telah dikurangi nilai agunan.
c Senilai minimal 50 persen dengan aktiva yang memiliki kategori
diragukan dan telah dikurangi nilai agunan. d
Senilai minimal 100 persen dengan aktiva yang memiliki kategori macet dan telah dikurangi nilai agunan.
2.7 Kebijakan