20
produktif senilai 1,25 dari aktiva tertimbang menurut resiko kredit dan cadangan tujuan.
2.4 Cadangan Umum Aset Produktif
Komponen modal pada sektor perbankan di Indonesia dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu modal inti dan modal pelengkap. Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia No. 31 148 KEP DIR tanggal 12 November 1998 menetapkan bahwa bank wajib membentuk cadangan umum aset produktif sebagai salah satu
komponen modal berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutupi risiko kemungkinan kerugian.
Cadangan umum aset produktif atau yang disebut dengan penyisihan kerugian pinjaman merupakan perkiraan dari kerugian aktiva produktif yang
dikelola oleh sektor perbankan yang dilaporkan sebagai faktor pengurang dalam neraca perbankan Joseph F Sinkey, 2005: 111
Cadangan umum aset produktif yang dibentuk oleh sektor perbankan sebagai penyisihan guna menutupi kerugian dari kredit yang disalurkan, dimana
cadangan kerugian dibentuk melalui pengurangan terhadap pinjaman yang gagal Peter S Rose dan Sylvia C Hudgins, 2005: 295. Pembentukan cadangan umum
aset produktif bertujuan guna menampung kerugian sebagai akibat tidak diterimanya aktiva produktif yang disalurkan oleh bank secara keseluruhan.
Pembentukan cadangan umum aset produktif dibentuk senilai 1,25 dari aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. Cadangan umum aset produktif merupakan
Universitas Sumatera Utara
21
salah satu bagian dari komponen modal pelengkap dan memiliki persentase yang paling tinggi pada modal pelengkap bank.
Pembentukan cadangan umum aset produktif dibentuk dengan membebani laba atau rugi tahun berjalan, guna menyerap kerugian yang dapat ditimbulkan
oleh pengelolaan aktiva produktif Masyhud Ali, 2004: 279 .Penilaian kualitas aktiva produktif harus sesuai dengan risiko pengembalian aktiva tersebut. Apabila
penilaian kualitas aktiva dan potensi pengembaliannya tidak sesuai, maka bank akan mengalami kebangkrutan. Cadangan umum aset produktif yang semakin
tinggi menggambarkan bahwa bank tersebut memiliki pendapatan yang tinggi namun di sisi lain bank tersebut berisiko menanggung kerugian yang besar
melalui aktiva produktif yang disalurkan. Informasi mengenai kualitas aktiva produktif umumnya diketahui dengan jelas oleh pihak manajemen bank. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Ng dan Rowchowdurry 2014 menggambarkan bahwa jumlah dari cadangan umum aset produktif mempengaruhi kualitas modal
perbankan. Semakin tinggi nilai dari cadangan umum aset produktif maka ekuitas dari si pemilik saham akan semakin rendah.
Pembentukan cadangan umum aset produktif juga dipengaruhi oleh kondisi
makro ekonomi. Saat perekonomian mengalami booming, maka cadangan umum
aset produktif cenderung bernilai rendah karena harapanpengembalian aset produktif akan lebih tinggi dibandingkan kondisi ekonomi yang mengalami resesi.
Universitas Sumatera Utara
22
2.5 Penggunaan Dana Menurut Sifat Aktiva