Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Industri Pakan Ternak di Indonesia

5.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Industri Pakan Ternak di Indonesia

Faktor-faktor yang digunakan pada persamaan PCM tingkat keuntungan adalah Tingkat efisiensi X-Eff, pertumbuhan produksi Growth, Rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar CR4, Hambatan masuk pasar MES dan sebagai Dummy yaitu krisis ekonomi 1997. Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel X-Eff, Growth, MES dan Dummy berpengaruh positif, sedangkan CR4 berpengaruh negatif terhadap tingkat keuntungan industri pakan ternak PCM. Sehingga didapatkan model PCM dengan persamaan regresi sebagai berikut: PCM= 13,331 + 0,491Xeff + 0,062 Growth - 0,542CR4 + 0,653MES s.e s.e s.e s.e + 3,605 Dummy s.e Berdasarkan persamaan tersebut, didapat bahwa variabel yang mempunyai pengaruh terbesar dalam meningkatkan kinerja PCM adalah MES, kemudian Xeff dan Growth. Artinya setiap peningkatan variabel di atas menyebabkan peningkatan PCM, begitu pula sebaliknya. Sementara dalam penurunan PCM yaitu CR4 yang artinya setiap peningkatan satu satuan variabel tersebut, menyebabkan penurunan PCM begitu pula sebaliknya. Hasil dugaan regresi diperoleh koefisien regresi positif sebesar 0,653 untuk variabel MES yang berarti bahwa adanya peningkatan MES sebesar 1 persen maka akan meningkatkan tingkat keuntungan yang dihasilkan industri pakan ternak sebesar 0,653 persen dimana variabel lain dianggap cateris paribus variabel lain dianggap konstan. Variabel MES berpengaruh nyata secara statistik terhadap peningkatan keuntungan industri pakan ternak Indonesia pada tingkat kepercayaan 90 persen α=0,10. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, bahwa MES hambatan masuk akan meningkatkan keuntungan pada industri pakan ternak Indonesia. Hasil dugaan regresi diperoleh koefisien regresi negatif sebesar 0,542 untuk variabel CR4 yang berarti bahwa adanya peningkatan CR4 sebesar 1 persen maka akan menurunkan tingkat keuntungan yang dihasilkan industri pakan ternak sebesar 0,542 persen dimana variabel lain dianggap cateris paribus variabel lain dianggap konstan. Variabel CR4 berpengaruh nyata secara statistik terhadap peningkatan keuntungan industri pakan ternak Indonesia pada tingkat kepercayaan 90 persen α=0,10. Secara logika bila rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar semakin meningkat maka tingkat keuntungan seluruh industri ikut meningkat akan tetapi berdasarkan hasil penelitian ini berbeda dengan hipotesis semula. Xeff berpengaruh nyata secara statistik terhadap peningkatan keuntungan industri pakan ternak Indonesia pada tingkat kepercayaan 90 persen α = 0,10 dengan nilai koefisien sebesar 0,491. Hal ini mempunyai arti bahwa jika efisiensi meningkat sebesar 1 persen maka keuntungan yang dihasilkan akan meningkat sebesar 0,491 persen dimana variabel lainnya dianggap cateris paribus. Hal ini bahwa efisiensi Xeff sesuai dengan hipotesis awal bahwa efisiensi akan meningkatkan keuntungan pada industri pakan ternak di Indonesia. Nilai koefisien sebesar 0,062 untuk variabel GROWTH mempunyai arti bahwa jika perumbuhan produksi meningkat sebesar 1 persen maka keuntungan yang dihasilkan akan meningkat sebesar 0,062 persen, dimana variabel lainnya dianggap cateris paribus. GROWTH memberikan pengaruh nyata secara statistik terhadap peningkatan keuntungan industri pakan ternak pada tingkat kepercayaan sebesar 90 persen α = 0,10. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa perumbuhan produksi akan meningkatkan keuntungan pada industri pakan ternak di Indonesia. Krisis yang terjadi pada tahun 1997 dianggap variabel dummy atau boneka pada penelitian ini. Variabel dummy untuk krisis terbagi menjadi dua: 0 = dummy untuk sebelum krisis 1997 1 = dummy untuk setelah krisis 1997 Hasil dugaan regresi diperoleh koefisien regresi untuk dummy ini sebesar 3,605 dimana variabel ini mempunyai hubungan positif dengan tingkat keuntungan industri. Artinya setelah krisis ekonomi, terjadi peningkatan keuntungan sebesar 3,605 persen dimana variabel lain dianggap cateris paribus.

5.4 Analisis Perilaku Perusahaan pada Industri Pakan Ternak di