Implikasi Praktis Implikasi 1. Implikasi Teoritis

membantu para orangtua siswa yang kondisi ekonominya tidak memungkinkan untuk menyediakan bahan bacaan bagi anaknya di rumah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di depan, maka diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Buat Guru Bahasa indonesia a. Guru bahasa Indonesia di sekolah dasar hendaknya dapat memahami bagaimana teknik membaca yang benar, terutama bagaimana memahami suatu bacaan dengan tepat. b. Guru bahasa Indonesia hendaknya lebih kreatif dalam mengajar terutama yang berhubungan dengan penguasaan kosakata, karena hal ini penting bagi siswa sebagai modal dalam memahami suatu bacaan. 2. Buat Orang Tua a. Orang tua hendaknya dapat meningkatkan status sosial ekonominya, sehingga dapat membelikan buku-buku bacaan yang dibutuhkan anak. b. Orang tua hendaknya dapat memberi contoh bagi putra-putrinya dalam membiasakan membaca. 3. Buat Kepala Sekolah a. Kepala Sekolah hendaknya selalu berupaya meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia, dengan cara mengikutkan pelatihan-pelatihan. b. Kepala Sekolah hendaknya melibatkan guru bahasa Indonesia dalam pengelolaan perpustakaan. c. Kepala Sekolah hendaknya meningkatkan sarana dan prasarananya, terutama dalam penambahan buku-buku yang dapat menambah pengetahuan siswa. DAFTAR PUSTAKA Ahuja, G.C. Dan Pramita Ahuja. 1999. How to Read Effektivety and Efficienly. NewDelhi: Staerling Publishers. Anton M. Moeliono. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. BSNP. 2006. Model penilaian Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Burhan Nurgiyantoro.2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogjakarta: BPFE. Budi Prasetya. Membaca Pemahaman. http:budicrue.multiply.comjourna litem79 membacapemahaman, Diunduh 16 November 2008. Budi Prasetya. Tips Membaca. http:budicrue.multiply.comjournal item83 , Diunduh,17 Nonember 2008 Budi Prasetya. Cara Menguasai Isi Buku. http:budicrue.multiply. comjournalitem82 Darmiyati Zuchdi. 2007. Stategi Membaca Meningkatkan Kemampuan Membaca. Yogyakarta: Uny Press. Departemen Pendidikan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar. 19921992. Petunjuk Teknis Pengajaran Membaca di Sedolah Dasar. Jakarta: Kandepdikbud Kabupaten Ngawi untuk lingkungan sendiri. Dirgo Sabariyanto. 2001. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Finocchiaro, Mary and Bonomo Michael. 1973. Reading and reading Comprehension Exercise. Cambridge: University Press. Gorys Keraf. 1988. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah ii Hasan Alwi, dkk. 2001. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Harimurti Kridalaksana. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Henry Guntur Tarigan. 1990. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Henry Guntur Tarigan. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Ida Bagus Putrayasa. 2006. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Singaraja: Aditama. Imam Syafi’ie. 1993. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Lado, Robert. 1977. Language Teaching: Ascientific Approach. Bombay New Delhi: Mc Graw Hill. Publishing Co Ltd. Leo Idra Ardana.dkk. 2002. Semantik Bahasa Indonesia. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia. Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Lubis Grafura. Bahasa Gaul Remaja Indonesia. http:lubisgrafura. wordpress. com20061103skripsi-bahasa-gaul-remaja-indonesia. Diunduh 16 November 2008 . Kastam Syamsi. “Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Sekolah Dasar dengan Pendekatan Proses”. Cakrawala Pendidikan, November 2000, Th. XIX, No.4. Kusno Budi Santosa.1990.Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis Praktis Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta. Mackey. H.L.B. 1979. Language Teaching Analysis. London: Longmans Green Co. Ltd. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Malang: YA 3. ----------. 2004. Kurikulum 2004. Jakata: Gramedia Widia sarana. Nuttall. Christine. 1996. Teaching Reading Skill in a Goreign Language.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA Hubungan Penguasaan Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV di SD Negeri Kecamatan Gebang Kabupaten Purwo

0 1 12

PENDAHULUAN Hubungan Penguasaan Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV di SD Negeri Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo.

0 1 8

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA Hubungan Penguasaan Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV di SD Negeri Kecamatan Gebang Kabupaten Purwo

0 4 18

Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Pendekatan Pembelajaran Terpadu pada Siswa Kelas SD Negeri Adirejawetan 01 Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2008-2009.

0 0 9

MINAT BACA, KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN, DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KARANGTURI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2007/2008.

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSA KATA DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KOTA SALATIGA.

0 0 12

Hubungan antara Penguasaan Kosakata dan Motivasi Belajar dengan Kemampuan Membaca Cerita (Survei pada Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Jatiroto).

0 0 10

HUBUNGAN TATA PEMERINTAHAN ANTARA PEMERI

0 0 19

Hubungan antara tahap penguasaan kemahir

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA SKEMATA DAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

0 0 10