Pemodelan Optimasi Pengembangan Proses

28

2.5.3.2 Pemodelan

Model matematik merupakan hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel tak bebas, dengan bentuk umum model matematik adalah y = fb,x. Pengembangan model matematik didasarkan pada 2 dua hal, yaitu: 1 berdasarkan teori fisik, misalnya neraca massa, neraca energi, temodinamika, kinetika reaksi kimia, yang dapat dikembangkan untuk beberapa ukuran sistem sekalipun sistem belum dikonstruksi; 2 Berdasarkan diskripsi empiris, model ini digunakan jika model teori fisik tidak dapat dikembangkan karena batasan waktu dan sumber. Data input dan output diperlukan untuk mengetahui koefisien yang tidak diketahui dalam model lain. Penggolongan model secara teoritis maupun empiris dapat juga didasarkan kepada : a linier-nonlinier, b steady state-unstady state, c peubah kontinyu – diskret. Sedangkan penyusunan model dibagi dalam 4 empat fase yaitu: 1 mendefinisikan dan memformulasikan masalah, 2 analisis awal dan rinci, 3 evaluasi, 4 aplikasi interpretasi Edgar dan Himmelblau, 2001. Skema aliran pemodelan matematik disajikan pada Gambar 2.14 Gambar 2.14 Skema aliran pemodelan Edgar dan Himmelblau, 2001. terpenuhi Spesifikasi formulasi masalah Struktur obyek yang dimodelkan Pemodelan matematik dari elemen-elemen Sintesis keseluruhan model Penentuan parameter model Pengecekanvalidasi model tidak terpenuhi Tujuan model? Algoritma kontrol Penerapan model 29 Dalam kasus pemodelan kinetika reaksi proses sulfonasi lignin menjadi natrium lignosulfonat NLS dilakukan berdasarkan data eksperimental yang melibatkan konversi atau mol reaktan bereaksi x, laju reaksi atau mol reaktan bereaksi persatuan waktu r A serta konsentrasi reaktan setiap waktu C A , penyusunan dan simulasi neraca massa serta penentuan volumekapasitas reaktor. Skema aliran pemodelan disajikan dalam Gambar 2.15

2.5.3.3 Optimasi

Dalam melakukan panelitian proses produksi sering dihadapkan pada beberapa kondisi yang harus ditentukan dengan tujuan tertentu. Tujuan dari optimasi proses produksi adalah untuk mendapatkan nilai variabel proses yang Gambar 2.15 Algoritma rancangan model kinetika reaksi untuk penentuan volumekapasitas reaktor batch Fogler 1990. ya 2 . Pengembangan perancangan: reaktor batch: ∫ − = − = V r dx N dan t r dx N A A0 A A0 Mulai 1. Persamaan neraca massa: dt dN dV r F F A V A A A0 = + − ∫ tidak 4. Penentuan persamaan kecepatan reaksi fungsi konsentrasi C C k r B A A = − 5. Gunakan stokiometri untuk menyatakan konsentrasi dalam fungsi konversi. Fase cair: x C - C C x 1 C C A0 B0 B A0 A = − = Penentuan volumekapasitas reaktor Selesai Gabung tahap 4 dan 5 3. Apakah r A ada? 30 menghasilkan nilai terbaik dari kriteria kinerja yang ada. Beberapa metode optimasi adalah dengan cara linier least square, non linier least square dengan penyelesaian numerik menggunakan metode Quasi Newton, Newton, Secant, Hooke-Jeeves atau simplex. Teknik matematika yang lain adalah dengan cara lagrange , steepest ascent atau desent, dan response surface method RSM Peters dan Timmerhaus, 2000. Penyelesaian optimasi dapat dilakukan baik dengan program yang dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa program misalnya Turbo Basic, Visual Basic, Delphi, Matlab dan sebagainya atau dengan paket program yang telah ada. Teknik Optimasi Teknik optimasi pada model matematis, diselesaikan secara analitis maupun grafis, baik digunakan untuk optimasi model satu peubah maupun lebih dari satu peubah. Pada model satu peubah, penentuan kondisi optimum secara grafis didapatkan dari titik maksimum atau minimum suatu kurva. Kemiringan kurva menunjukkan nilai nol pada titik optimum. Nilai optimum dapat juga ditentukan secara analitis dengan menurunkan persamaan respon C T terhadap peubah x sehingga nilai turunan pertama sama dengan nol, selanjutnya ditentukan nilai x optimum. Misal ; C T = fx, maka dx dC T = , Pada model dua peubah, misalnya C T =fx,y , dimana persamaan untuk C T adalah : CT = a x + b x y + c y + d, maka optimasi dapat diselesaikan dengan cara: 1 Cara grafis, yaitu hubungan antara C T , x dan y ditunjukkan sebagai kurva tiga dimensi dengan nilai minimummaksimum. C T terjadi pada nilai optimum x dan y. Faktor yang akan dioptimasi diplot terhadap salah satu peubah bebas dan peubah lain y dipertahankan pada nilai yang tetap. 2 Cara analitis, yaitu metode penentuan nilai optimum x pada titik dimana ∂ C T ∂ x memberikan nilai nol, begitu juga sebaliknya nilai optimum y didapatkan jika ∂ C T ∂ y memberikan nilai nol 31

2.6 Perancangan industri NLS Berbahan Dasar TKKS