memungkinkan apakah besarnya pajak hotel sesuai dengan target yang ada. Efektivitas digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu
pajak dengan tujuan atau target yang telah ditetapkan Mardiasmo, 2001. Besarnya efektivitas pajak dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Devas,1989. Efektivitas =
Apabila hasil perhitungan efektivitas pajak hotel menghasilkan angkapresentase mendekati 100 maka pajak hotel semakin efektif, dan untuk
melihat efektivitasnya dengan membandingkan efektivitas tahun bersangkutan dengan efektivitas tahun sebelumnya. Selama ini belum ada ukuran baku
mengenai kategori efektivitas, ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja judgment.
2.2. Penelitian–Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan penelitian ini ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya yang permasalahannya hampir sama
dengan penelitian yang sedang dilakukan, diantaranya: Maulida 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Sektor Basis
dan Potensi Dayasaing Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Pasca Otonomi Daerah” menggunakan alat analisis Location Quotient LQ, Shift Share, dan
Porter’s Diamond yang menyatakan bahwa sektor pariwisata Kabupaten
Tasikmalaya merupakan sektor basis selama tahun 2003-2004, tetapi pada tahun 2005-2007 menjadi sektor nonbasis. Berdasarkan analisis shift share dalam
komponen pertumbuhan wilayah, sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok yang pertumbuhannya lamban dan kurang memiliki dayasaing.
Potensi dan kondisi yang mempengaruhi dayasaing pariwisata Kabupaten Tasikmalaya mengguanakan Porter’s Diamond menunjukkan kondisi yang
kurang memiliki dayasaing. Faktor yang menjadi keunggulan pariwisata Kabupaten Tasikmalaya adalah sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kondisi
permintaan domestik, peranan pemerintah, persaingan, dan bisnis souvenir. Kelemahan pariwisata Kabupaten Tasikmalaya adalah sumberdaya modal,
infrastruktur, industri pendukung dan terkait, dan strategi pemasaran. Febriawan
2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Peranan
Sektor Hotel dan Restoran dalam Perekonomian Kota Bandung” menggunakan alat analisis Input-Output Kota Bandung tahun 2003 menyatakan bahwa sektor
hotel di Kota Bandung lebih banyak berperan sebagai sektor yang membutuhkan input dari sektor lain, daripada mengalokasikan outputnya untuk dijadikan input
bagi sektor lain. Sedangkan sektor restoran berperan sebagai sektor yang lebih banyak mengalokasikan outputnya untuk dijadikan input oleh sektor lain. Sektor
hotel dan restoran memberikan dampak multiplier yang positif terhadap sektor perekonomian lainnya di Kota Bandung.
Ardhiansyah 2005 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Purworejo Tahun 19891990-2003” dengan menggunakan data sekunder yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen yang diolah
dengan menggunakan program E–VIEWS. Variabel dependen yang digunakan adalah realisasi pajak hotel dan restoran, sedangkan variabel independen yang
digunakan adalah jumlah hotel dan restoran, tingkat inflasi, dan jumlah wisatawan nusantara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Purworejo. Kesimpulan yang diperoleh adalah ternyata
jumlah hotel dan restoran berpengaruh signifikan, tingkat inflasi berpengaruh positif tidak signifikan dan jumlah wisatawan nusantara tidak signifikan terhadap
realisasi pajak hotel dan restoran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah alat analisis
yang digunakan dan tempat penelitian. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Location Quotient, Shift Share, Porter’s Diamond
untuk menganalisis dayasaing sektor hotel dan analisis kontribusi dan efektivitas perpajakan untuk menganalisis potensi sektor hotel sebagai pendukung
kepariwisataan dan kontribusi pajak hotel dalam perekonomian Kota Yogyakarta. Wilayah kajian adalah Kota Yogyakarta yang merupakan salah satu daerah tujuan
wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode 2005-2009 dengan menggunakan
data-data yang terbaru sehingga mampu menyajikan informasi terkini dan masih relevan dibandingkan dengan penelitian lainnya.
2.3. Kerangka Pemikiran