Mempelajari mekanisme penentuan perizinan penggunaan bahan baku dan bahan

25

5.1.2 Mempelajari mekanisme penentuan perizinan penggunaan bahan baku dan bahan

tambahan pangan melalui Divisi Pengkajian Ilmiah Adanya perubahan bahan baku, bahan tambahan, maupun bahan penolong yang digunakan dalam suatu proses produksi sangat mungkin terjadi di perusahaan. Meskipun suatu produk sudah memiliki sertifikat halal, namun apabila suatu perusahaan bermaksud menggunakan bahan baru dalam proses produksinya, perusahaan harus melaporkan terlebih dahulu kepada LPPOM MUI. Tujuannya adalah agar kesinambungan status kehalalan produk tetap terjaga. Selanjutnya LPPOM MUI melakukan pengkajian terkait bahan yang diajukan berdasarkan dokumen yang dimiliki oleh bahan yang diajukan. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan antara lain spesifikasi bahan, diagram alir proses flow process chart, dan sertifikat halal dari lembaga sertifikasi yang diakui oleh LPPOM MUI. Setiap bahan dapat berbeda kebutuhan dokumennya dalam hal penerimaan status halal. Untuk mendapatkan izin penggunaan bahan terkait status kehalalannya, dari suatu bahan bisa saja hanya dibutuhkan spesifikasi, atau diagram alir proses, atau bahkan hanya dibutuhkan sertifikat halal. Namun adakalanya perusahaan juga perlu mencantumkan ketiga jenis dokumen tersebut untuk digunakan dalam pengkajian. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana suatu bahan dapat lolos pengkajian atau dengan kata lain bahan dapat digunakan sebagai bahan yang halal berdasarkan kajian dokumen. Data yang diperoleh merupakan data dari perusahaan-perusahaan yang mengajukan pengkajian status kehalalan bahan baru ke LPPOM MUI untuk mendapatkan persetujuan pemakaian bahan tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut : 1. Gluten Gandum Gluten adalah salah satu jenis protein khas yang terkandung di dalam gandum. Kandungan gluten dapat mencapai 80 dari total protein tepung. Gluten terdiri dari protein gliadin dan glutenin. Gluten membuat adonan kenyal dan dapat mengembang, karena bersifat memerangkap udara Edwards et al., 2003. Gluten dapat digunakan untuk membuat daging imitasi terutama daging bebek untuk hidangan vegetarian dan vegan. Tepung roti banyak mengandung gluten, sementara tepung kue lebih sedikit. Proses pembuatan gluten gandum dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada titik kritis yang ditemukan dalam proses pembuatan gluten gandum wheat gluten sebab proses yang terjadi merupakan proses fisik. Selain itu, bahan tambahan yang digunakan hanyalah air yaitu pada proses pencucian tanpa adanya bahan penolong lain. Berdasarkan hasil kajian bahan dan proses dapat diputuskan bahwa gluten gandum wheat gluten yang dimaksud dapat digunakan. 2. Sweet Whey Powder Laktodou Sweet whey powder didapatkan dari whey cair yang mengalami ultrafiltrasi sehingga dihasilakan konsentrat dan dikeringkan. Whey powder adalah padatan yang terbuat dari cairan yang merupakan hasil samping industri keju. Sweet whey powder SWP mengandung 70 laktosa gula susu dan kurang dari 2 lemak. Sweet whey powder memiliki kadar kalsium yang tinggi 47mg100g yaitu sebesar 35 dari total kalsium susu 136mg100g Saleh, 2004. Selain itu, SWP juga merupakan sumber protein yang moderat. Sweet whey powder digunakan dalam banyak jenis bahan makanan dan produk olahan susu. Whey powder memiliki kemampuan untuk membentuk busa. Sifat fungsional dari SWP dapat berbeda tergantung sumbernya Banavara et al., 2003. Mengingat rawannya sumber hasil samping industri keju, maka persyaratan dokumen bahan ini yaitu sertifikat halal LPPOM MUI, 2011. Pada proses pembuatan keju, ada tahap penggumpalan atau koagulasi, 26 proses koagulasi ini dapat menggunakan enzim yaitu enzim rennet. Apabila menggunakan enzim, maka perlu ditelusuri sumber enzim tersebut, yaitu dapat berasal dari hewan ataupun mikroba. Keduanya merupakan faktor kritis. Apabila berasal dari produk mikrobial maka harus dipastikan bahwa sumber energi yang digunakan mikroba dalam menghasilkan enzim harus berasal dari bahan yang halal, sedangkan apabila berasal dari hewan maka perlu dipastikan bahwa hewan tersebut merupakan hewan halal yang disembelih secara syar’i. Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan gluten gandum 3. Dekstrosa Mohohidrat Dekstrosa atau D-glukosa adalah glukosa sederhana monosakarida yang diproses secara komersial dari hidrolisis pati menggunakan bahan penolong asam atau enzim, kemudian dipucatkan bleaching, dikristalkan dan dikeringkan LPPOM MUI 2011. Dektrosa terbentuk akibat molekul glukosa berotasi dan terpolarisasi cahaya ke kanan. Enzim yang digunakan dalam proses hidrolisis pati dapat berasal dari tumbuhan atau produk mikrobial. Apabila merupakan produk mikrobial, maka harus dipastikan bahwa sumber energi yang digunakan mikroba dalam menghasilkan enzim harus berasal dari bahan yang halal. Selain enzim ada juga bahan pemucat atau bleaching agent yang merupakan faktor kritis. Sebab bleaching agent dapat berasal dari karbon aktif yang bisa bersumber dari tulang hewan LPPOM MUI, 2011. Apabila berasal dari tulang hewan maka bleaching agent 27 harus memiliki sertifikat halal. Oleh karena itu, perlu dilampirkan diagram alir dan atau spesifikasi teknis dari sumber enzim atau bleaching agent yang digunakan. Jika tidak ada, maka produsen wajib mencantumkan sertifikat halal dari dekstrosa yang digunakan.

5.1.3 Mengikuti International Workshop Halal Slaughtering

Dokumen yang terkait

Fatwa majelis ulama Indonesia (MUI) tentang nikah beda Agama dan respon para pemuka Agama terhadapnya

0 7 58

SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK PANGAN STUDI PADA LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA LAMPUNG

0 3 14

Praktik magang di LPPOM MUI dan tinjauan ilmiah keharaman daging bangkai dan produk darah dalam islam

1 31 174

Analisis Proses Sertifikasi Halal dan Kajian Ilmiah Alkohol sebagai Substansi dalam Khamr di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

2 13 328

Evaluasi proses sertifikasi halal indonesia di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

6 25 135

SERTIFIKASI HALAL PRODUK LOKAL OLEH LEMBAGA PENGKAJIAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA (LP POM) MUI SUMATERA BARAT.

0 1 11

Eksistensi Dan Tanggungjawab Majelis Ulama Indonesia (Mui) Dalam Penerapan Sertifikasi Serta Labelisasi Halal Produk Pangan Di Indonesia ( Existence And Responsibility Of Majelis Ulama Indonesia (MUI) In Application And Certification Labeling Halal Food P

0 0 17

SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (STUDY FUNGSI PENGAWASAN LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA (LPPOM)) PROVINSI LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 115

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR PENGAJUAN SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN OLAHAN KERIPIK PISANG (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika) Majelis Ulama Indonesia ( LPPOM MUI) Provinsi Lampung - Raden Intan Repository

0 6 150

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL SUATU PRODUK DI INDONESIA (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan)

0 0 88