Proses Perkawinan di bawah Umur dan Pencatatan Perkawinan.

57

BAB IV PENOMENA PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN PENCATATAN

PERKAWINAN

A. Proses Perkawinan di bawah Umur dan Pencatatan Perkawinan.

Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa perkawinan menurut Pasal 1 Undang-Undang Perkawnan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki- laki dengan seorang perempuan untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Pernikahan adalah sebuah pilihan, pilihan hidup yang akan dilalui oleh setiap orang, pilihan hidup untuk segera mengakhiri masa lajang atau gadis karena sudah bertemu dengan orang yang dianggap cocok dan siap untuk menikah. Menikah diusia yang masih muda terjadi pada masyarakat Desa Parakan Muncang Bogor Kecamatan Nanggung. Pernikahan seperti ini sudah menjadi suatu tradisi turun-temurun. Praktekproses perkawinan diusia muda di bawah umur yang dilakukan oleh masyarakat Desa Parakan Muncang Bogor Kecamatan Nanggung sedikit berbeda dari proses perkawinan pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada proses pencatatan pernikahannya. Setiap pasangan yang menikah di bawah umur perkawinannya tetap dilangsungkan oleh KUA Desa Parakan Muncang Bogor Kecamatan Nanggung, namun tidak mencatatkan secara resmi pada saat itu, sehingga menjadikan perkawinan tersebut tidak sah menurut negara. Proses pencatatan secara resmi ini akan dilakukan ketika pasangan muda di bawah 1 R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Huk um Perdata Jakarta: Pradya Paramita, 1996 h. 10. 58 umur tersebut telah mencapai usia dewasa. Proses ini dilakukan dengan cara memberitahukan kepada amil yang menikahkan pada saat itu, kemudian amil mendatangi Kantor Urusan Agama KUA dengan membawa persyaratan yang telah ditentukan beserta pasangan muda di bawah umur yang menikah, wali, dan saksinya, namun perkawinannya tidak diulang kembali. 2 Berdasarkan dari hasil wawancara langsung penulis kepada Sekretaris KUA , masyarakat yang ingin menikahkan anaknya diusia muda di bawah umur harus melalui berbagai tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan.

Masing-masing calon mempelai saling mengadakan penelitian apakah mereka saling mencintai atau tidak, dan apakah kedua orang tua mereka menyetujui dan merestuinya. Hal ini erat hubungannya dengan surat-surat persetujuan kedua calon mempelai dan surat izin orang tua bagi mereka yang belum berusia 16 enam belas tahun bagi perempuan dan 19 sembilan belas tahun bagi laki-laki. Masing-masing berusaha meneliti apakah ada halangan perkawinan baik menurut hukum munakahat ataupun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk mencegah terjadinya penolakan atau pembatalan perkawinan. 3 Kedua calon mempelai disarankan untuk mempelajari ilmu tentang pembinaan rumah tangga, hak, dan kewajiban suami istri dan lainnya. Dalam rangka meningkatkan kualitas keturunan yang akan dilahirkan, kepada calon mempelai supaya memeriksakan kesehatannya masing- masing. 2 Asnawi, Wawancara, Bogor, Selasa, 12 Mei 2015 pukul 14.15 Wib 3 Yaswirman, Karak teristik dan Prospek Dok rin Islam dan Adat dalam Masy arak at Matrilineal Minang KabauJakarta: Rajawali Pers, 2013, h. 188. 59

2. Pemeriksaan Kehendak Menikah.

Setelah persiapan pendahuluan dilakukan secara matang, maka calon mempelai yang hendak menikah, wali orang tua atau wakilnya segera memberitahukan kehendaknya kepada Pegawai Pencatat Nikah PPN yang mewilayahi tempat di mana akan dilangsungkannya akad nikah sekurang- kurangnya 11 hari masa kerja sebelum akad nikah dilangsungkan. Pegawai Pencatat Nikah yang menerima pemberitahuan kehendak untuk melangsungkan perkawinan, meneliti persyaratan-persyaratan perkawinan yang berisikan data keterangan tentang nama kedua calon mempelai, hari dan tanggal pelaksanaan akad nikah, mahar atau mas kawin. Tempat pelaksanaan upacara akad nikah bisa dilakukan di Kantor KUA atau di rumah calon mempelai. Pemberitahuan kehendak nikah tersaebut dapat dilakukan oleh orang tua atau amil dengan membawa persyaratanya berupa surat-surat yang diperlukan. Adapun persyaratan yang harus dilengkapi adalah: 4 1. Menyediakan fotocopy KTP dan Kartu Keluarga KK dan Akta Kelahiran untuk kedua calon pengantin masing- masing 1 satu lembar. 2. Menyertakan surat pernyataan bahwa belum pernah menikah masih gadis bagi calon istri dan jejaka bagi calon suami di atas segel atau materai Rp. 6000,- enam ribu rupiah yang diketahui oleh RT, RW, dan Lurah setempat. 3. Menyertakan surat keterangan hendak menikah dari kelurahan setempat yaitu Surat Keterangan untuk menikah Model N1, Surat Keterangan 4 Anwar Sajili, Wawancara, Bogor, selasa,12 Mei 2015 pukul 9.15 Wib 60 tentang asal-usul Model N2, dan surat keterangan tentang orang tua Model N4, baik bagi calon suami maupun calon istri. 4. Menyertakan pas foto berukuran 2x3 masing-masing sebanyak 4 empat lembar dengan background biru dan 3x4 sebanyak 2 dua lembar. 5. Menyertakan surat izin dari orang tua baik dari calon perempuan maupun calon laki-laki. 6. Menyertakan surat pengantar dari dokter atau puskesmas tentang pemeriksaan kesehatan masing- masing. 5 7. Bagi calon yang tempat tinggalnya bukan berdomisili di wilayah Desa Parakan Muncang Bogor Kecamatan Nanggung, harus menyertakan surat pengantar pemberitahuan nikah dari KUA sesuai domisilinya. 8. Bagi calon pengantin perempuan harus menyertakan fotocopy surat nikah orang tuanya. 9. Membanyar biaya perkawinan Rp. 500.000,- lima ratus ribu rupiah. 10. Menyertakan surat keterangan tidak mampu dari lurah atau kepala desa bagi mereka yang tidak mampu membayar biaya perkawinan prodio.

3. Pengumuman Kehendak Menikah.

Setelah semua persyaratannya terpenuhi dan tidak ada halangan untuk melangsungkan pernikahan, maka tahap selanjutnya adalah Pegawai Pencatat Nikah PPN memberitahukan pengumuman kehendak nikah. Pegawai Pencatat Nikah menyelenggarakan pengumuman tentang pemberitahuan kehendak 5 Yaswirman, Karak teristik dan Prospek Dok rin Islam dan Adat dalam Masyarak at Matrilineal Minang k abau, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, h. 189. 61 melangsungkan perkawinan dengan cara menempelkan surat pengumuman menurut formulir yang ditetapkan pada kantor pencatatan perkawinan pada suatu tempat yang sudah ditentukan dan mudah untuk dibaca oleh umum.

4. Pelaksanaan Akad Nikah.

Pelaksanaan perkawinan dilangsungkan setelah hari ke 11 kesebelas sejak pengumuman kehendak perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah PPN. Bilamana dalam tenggang waktu 1 satu bulan terhitung sejak pengumuman kehendak kawin, jika perkawinan tersebut tidak dilangsungkan, maka perkawinan tersebut tidak boleh dilangsungkan kembali kecuali diulangi kembali pendaftarannya.

5. Penandatanganan Akta Nikah dan Pembuatan Akta Nikah.

Tahap selanjutnya adalah: a. PPN membuatkan Kutipan Akta Nikah model NA rangkap dua dengan kode dan nomor yang sama. b. Kutipan Akta Nikah tersebut diberikan kepada suami dan istri c. Nomor di tengah pada model NB Daftar Pemeriksaan Nikah diberi nomor yang sama dengan Akta Nikah. d. Akta Nikah dan Kutipan Akta Nikah harus ditandatangani hari itu setelah pengucapan ijab qabul selesai. e. PPN berkewajiban mengirimkan Akta Nikah kepada Pengadilan Agama yang mewilayahinya. Menurut penulis, proses perkawinan di bawah umur yang terjadi pada masyarakat Desa Parakan Muncang Bogor Kecamatan Nanggung tidak sesuai 62 aturan Undang-Undang Perkawinan No 1 Th 1974. Hal ini terjadi karena masyarakat Desa Parakan Muncang Bogor Kecamatan Nanggung menikahkan anak-anak mereka yang belum cukup umur untuk menikah. Sedangkan menurut Undang-Undang, batas usia untuk menikah bagi perempuan 16 enam belas tahun dan laki-laki 19 sembilan belas tahun. Akibatnya pernikahan tersebut belum bisa dicatatkan secara resmi di Kantor Urusan Agama.

B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Penundaan Pencatatan