4. Tidak tahan lama Perishability Dalam jasa, tidak ada istilah persediaan atau penyimpanan dari produk yang
telah dihasilkan. Dengan kata lain, jasa yang tidak terjual pada saat ini tidak dapat dijual
kemudian hari.
Untuk itu,
setiap perusahaan
jasa harus
berusaha mempergunakan hari kerja karyawan operasional dan sarana produksinya secara
efisien, serta mengevaluasi kapasitasnya guna menyeimbangkan permintaan dan penawaran
.
2.1.3 Klasifikasi Jasa
Lupiyoadi 2008 menjelaskan tentang klasifikasi jasa melalui beberapa cara, yaitu:
1. Berdasarkan atas tingkat kontak konsumen dengan pemberi jasa, di dalamnya mencakup:
a. Sistem kontak tinggi high-contact system, konsumen harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh: jasa pendidikan, rumah sakit, dan
transportasi. b. Sistem kontak rendah low-contact system, konsumen tidak perlu menjadi
bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh: jasa reparasi mobil dan jasa perbankan.
2. Berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur, jasa dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
a. Jasa murni pure service, merupakan jasa yang tergolong kontak tinggi, tanpa persediaan, atau dengan kata lain sangat berbeda dengan manufaktur. Contoh:
jasa tukang cukur atau operasi pembedahan. b. Jasa semimanufaktur quasimanufacturing service, merupakan jasa yang
tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan dengan manufaktur, dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa. Contoh: jasa
pengantaran, perbankan, asuransi, dan kantor pos.
c. Jasa campuran moderate-contact, gabungan beberapa sifat jasa murni dan jasa semimanufaktur. Contoh: jasa bengkel, dry cleaning, ambulans,
pemadam kebakaran, dan lain-lain. Klasifikasi bisnis jasa berdasarkan Organisasi Perdagangan Dunia World
Trade Organization-WTO,
sesuai dengan
GATSWTO-Central Product
ClassificationMTN.GNSW120 dalam Lupiyoadi 2008 meliputi: 1. Jasa bisnis
2. Jasa komunikasi 3. Jasa konstruksi dan jasa teknik
4. Jasa distribusi 5. Jasa pendidikan
6. Jasa lingkungan hidup 7. Jasa keuangan
8. Jasa kesehatan dan jasa sosial 9. Jasa kepariwisataan dan jasa perjalanan
10. Jasa rekreasi, budaya, dan olahraga 11. Jasa transportasi
2.1.4 Kualitas Jasa
Kartajaya 2006 menjelaskan kualitas sebagai tingkat service jasalayanan yang diterima oleh konsumen adalah sama satisfied atau melebihi delighted dari
ekspektasi yang diharapkan konsumen. Arief 2007 menerangkan kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan upaya
perubahan ke arah perbaikan terus menerus. Hal ini dikenal dengan istilah Q- MATCH Quality-meets Agreed Terms and Changes Gaspersz, 2008.
2.1.5 Dimensi Kualitas Jasa